.
.
.
Minggu pagi Jihoon sudah bangun, padahal ini masih pukul lima pagi. Suasana sekitar pun belum terang karena matahari masih malu bersinar. Jihoon bergerak-gerak di kasurnya. Mencari posisi nyaman supaya bisa tidur lagi. Kemudian berhenti sejenak setelah menemukan tempat paling hangat di kasur besarnya.
Lima menit kemudian, ia bangun dan duduk tiba-tiba. Ponselnya bergetar dan itu mengganggu tidurnya. Padahal ia selalu menonaktifkan alarm di hari Minggu. Kenapa ponselnya bergetar?
Matanya yang masih ingin tidur, langsung terbuka lebar saat melihat sebuah panggilan masuk ke ponsel pintarnya. Sebuah nomor yang ia tahu pasti dari mana itu. Ia tidak takut, hanya malas dan bertanya-tanya untuk apa orang ini menghubunginya sepagi ini? Kurang kerjaan kah?
"Kenapa menghubungiku sepagi ini? mengganggu!,"ucap Jihoon sarkastik.
"....."
"Apa? Bukankah aku sudah membayar kalian?"
"....."
"Cih! Kau mencoba memeras aku?!"
"....."
"Berani sekali kau mengancamku."
"....."
"Neo! Aishh, tutup mulutmu! Aku transfer hari ini!"
Jihoon memutuskan panggilannya, tangannya meremat erat ponselnya, lalu melemparkannya ke kasur. Tentu dia masih sayang ponselnya. Dia menyibak selimut, kantuknya sudah hilang sejak orang itu menghubunginya.
Jihoon merasa haus tiba-tiba, jadi ia putuskan untuk keluar kamar sebelum ia mandi. Begitu membuka pintu, Taehyung berdiri didepan kamarnya. Keduanya sama-sama kaget.
"Hyeong? Hyeong sudah bangun?"
"Siapa yang menghubungimu pagi-pagi begini?"
Jihoon diam, ternyata Taehyung tahu ada yang menghubunginya, apa dia dengar pembicaraannya?
"Hyeong mendengarnya?"
Pertanyaan ambigu.
"Eoh. Kau marah-marah, dan mengatakan transfer. Transfer apa?"
Jihoon menunduk, matanya seperti mencari-cari sesuatu, lalu mulutnya mengerucut.
"Janji hyeong tidak akan marah kalau tahu yang sebenarnya?"
"Katakanlah."
"Aku...pinjam uang temanku untuk beli game terbaru, dia memaksaku segera mengembalikannya. Padahal aku baru meminjamnya kemarin."ucap Jihoon cepat sebelum Taehyung marah.
"Hyeong, tidak marah kaaaannn?,"sengaja memperlambat kata terakhirnya, takut dimarahi.
Taehyung menghela nafas.
"Kenapa tidak minta padaku? Memangnya hyeong tidak bisa membelikanmu game itu?"Jihoon tersenyum.
"Waktu itu kan sedang buru-buru, kalau aku menghubungi hyeong lagi, menunggu hyeong datang atau transfer, akan lama, jadi aku pinjam uang temanku saja."
"Arraseo-arraseo. Nanti hyeong transfer uang untuk mengganti uang temanmu. Sudah sana mandi, kau bau."
"Ihs, aku haus hyeong. Mau minum dulu baru mandi."
"Ya sudah sana."
"Hyeong mau kemana?"
"Hanya ke depan, olahraga sebentar."