.
.
.
Tidak ada yang diijinkan untuk menemui Jihoon selama ia diruang isolasi. Ia akan menunggu sampai tim medis dari rumah sakit jiwa datang. Yoongi datang bersama Hoseok dan Kim bersaudara. Menghentikan langkah Jimin dan Tuan Park yang baru mau menyusul ke ruangan Taehyung.
"Bagaimana Taehyung?,"Jimin terlihat lebih kuatir daripada tuan Park.
"Hasil CT scan tidak menunjukkan sesuatu yang parah. Dia hanya belum sadar."jawab Yoongi singkat.
"Ke, kenapa Jihoon di ikat seperti itu?" - Hoseok
"Dia memberontak. Dia tidak bisa di kendalikan."
"Jimin! Tanganmu?,"semua mata menatap ngeri tangan kanan Jimin saat Yoongi bicara, darah menetes dari pangkal ke ujung ibu jarinya.
"Ah, gwaenchannayo hyeong. Nanti aku bereskan ini."
"Bagaimana bisa kau bilang begitu? Apa kau baik-baik saja? Pasti sakit sekali." Hoseok menggenggam tangan Jimin dan meniup-niup pelan.
"Anak ini! Ikut aku!,"Yoongi, tidak peduli bagaimana yang lain menanggapi sikapnya. Ia menarik Jimin menjauh dari mereka.
"Hyeong, aku tidak apa-apa. Bawa aku ke tempat Taehyung saja."
Seperti tidak mendengar apapun, Yoongi tetap menyeret Jimin hingga mereka masuk ke ruang kerja Yoongi.
"Duduk."
Yoongi sibuk mempersiapkan alat untuk mengobati Jimin sementara Jimin terpaksa duduk sambil memegang pergelangan tangan kanannya. Bekas gigitan Jihoon mulai dirasa nyeri.
"Aw! Sssshhhh, pelan-pelan hyeong."
Yoongi tidak menjawab, ia hanya fokus pada luka Jimin.
"Akh..hyeong."
Masih tidak ada jawaban.
"Hyeong, kau marah padaku?"
Benar-benar cuek. Yoongi membiarkan Jimin bicara sendiri.
"Hyeong, kau marah padaku hanya karena luka kecil begini."
Yoongi menghentikan aktivitasnya, menatap Jimin tajam sekarang, dan itu menciutkan iman Jimin.
"Katakan sekali lagi."
"I, ini...hanya... luka kecil."
"Luka kecil yang membuat darahmu menetes dimana-mana. Bagaimana bisa kau menyebut ini luka kecil, EOH?!,"Jimin takut. Dia tidak berani menjawab. Yoongi benar-benar marah padanya.
"Aku...aku memikirkan Taehyung."Jimin hanya berani bercicit kecil.
"Kau tidak percaya dengan penangananku?,"Jimin terkejut. Bukan itu maksud dia.
"Ani..keuge aniyeyo (bukan itu maksudku), hyeong. Aku..."
"Kau begitu kuatir pada Taehyung. Apa kau tidak tahu aku kuatir padamu?,"Jimin menatap Yoongi tidak percaya. Ia sampai berkedip beberapa kali supaya ia sadar apa yang di dengarnya itu tidak salah. Yoongi kuatir padanya?
Yoongi canggung sendiri menyadari ia sudah keceplosan. Salahkan Yoongi yang keburu terbawa emosi, kesal karena Jimin tidak perduli pada diri sendiri.
"Setidaknya pikirkan dirimu juga. Ini bisa infeksi kalau tidak segera ditangani."
Mata Yoongi hanya fokus pada tangannya yang sibuk melilit perban di tangan Jimin yang sejak tadi tidak mengalihkan matanya dari wajah Yoongi. Tentu saja Yoongi tahu Jimin memperhatikannya, karena itulah ia memilih sibuk dengan kegiatannya.