.
.
.
Jumat malam pukul tujuh, kediaman keluarga Park dalam keadaan sunyi. Tidak dengan dua orang yang sedang duduk di meja makan. Jungkook dan Jihoon. Mereka nampak menikmati makan malam dalam diam. Sudah kehabisan topik bicara Sepertinya karena biasanya mereka selalu saling sahut menyahut satu sama lain, ada saja yang dibahas.
Kali ini nampak berbeda, Jungkook yang nampak khusyuk dengan menunya malam itu, merasa seseorang memperhatikannya cukup lama. Awalnya Jungkook biasa saja, ia pikir hanya melihat biasa. Tapi ini cukup lama dari yang diperhitungkannya. Jungkook mengangkat kepalanya, menatap balik orang yang dari tadi menatapnya intens dengan mata tajamnya.
"Ada apa Jihoon-ah?"
Seperti orang yang kaget karena ketahuan sedang memperhatikan Jungkook, padahal Jungkook jelas-jelas sudah membalas tatapannya tadi. Tapi Jihoon tidak sadar.
"A-aniyo hyeong, hanya....hyeong tampan."
Jungkook mengerjap bingung.
'tampan? Tapi kenapa cara menatapnya tidak menunjukkan kalau dia kagum padaku?,'batin Jungkook.
"Aku tahu itu."Jungkook tertawa garing, tapi dibalas tawa terbahak Jihoon. Selucu itu kah?
"Ah, hyeong. Aku tiba-tiba ingin makan ice cream. Stok ice cream dirumah habis. Apa hyeong mau membelikannya untukku?"
"Kau masih belum kenyang?"
"Aku ingin cemilan."Jihoon menggembungkan pipinya.
"Geurae, arraseo. Nanti hyeong belikan setelah makan malam kita selesai ya."
"Yeeyy! Gumawoyo hyeongnim."
"Wahh, sudah punya hyeongnim baru rupanya. Hyeong jadi merasa tersingkir."Seseorang bersuara berat dibuat sedramatis mungkin datang mendekat kearah Jihoon.
"Taetae Hyeong!,"Jihoon langsung bangun, tersenyum lebar sambil menarik kursi disebelahnya.
"Hyeong, makanlah dulu."pinta Jungkook.
"Tapi aku belum mandi."Taehyung tidak duduk, hanya berdiri di belakang kursi.
"Ini sudah malam, lebih baik hyeong makan dulu baru mandi."
"Ne hyeong. Kookie hyeong benar. Temani aku disini, Kookie hyeong mau keluar."Jihoon merangkul lengan Taehyung.
"Kau mau kemana, Kook?"
"Hanya beli ice cream untuk Jihoon, hyeong."
"Kalau begitu, hyeong antar."Taehyung sudah mau beranjak, tapi Jihoon menarik lengannya dengan wajah cemberut.
"Hyeong disini saja. Aku hanya sebentar."
Jungkook pergi keluar setelah menghabiskan jus jeruknya. Memberi waktu pribadi untuk Taehyung dan Jihoon. Ia masih melihat ada sedikit keposesifan Jihoon. Ia sengaja tidak pernah menunjukkan perhatiannya secara berlebihan pada Taehyung, sudah melihat Taehyung setiap hari dan bisa diterima Jihoon saja sudah senang. Bahagia versi Jungkook itu memang sederhana.
Jungkook keluar dari gerbang besar kediaman keluarga Park. Menolak diantar oleh supir, karena pikirnya hanya akan pergi ke ujung jalan saja jadi tidak perlu membawa mobil. Kediaman keluarga Park berdiri tidak jauh dari gerbang perumahan, berjalan selama sepuluh menit, Jungkook sudah berdiri dibawah gerbang megah perumahan.
Jungkook mengambil jalur pejalan kaki sebelah kiri, menyusuri pinggiran trotoar yang asri dan bersih. Belum terlalu malam untuk berkeliling sebenarnya, tapi karena ini area elit, jadi nampak sepi. Jungkook asik mendengar musik dari headset yang menyumpal kedua lubang telinganya. Sesekali nyanyian dengan suara cukup pelan keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror ✔
Fiksi PenggemarWaktu membuat mereka berjodoh. Basic story : Brothership