21

1.6K 149 0
                                    

.

.

.

Seharian ini Taehyung benar-benar merawat Jungkook. Karena belum diperbolehkan turun dari ranjang karena cidera di kakinya. Taehyung setia menemani Jungkook juga agar ia tidak kesepian. Taehyung tidak lupa pada Jihoon, ia sempat menghubungi Jihoon dan memberitahu keadaan Jungkook, bagaimana pun Jihoon perlu tahu.

Taehyung sampai perlu melakukan video call karena Jihoon merengek ingin melihat Jungkook sebelum ia kerumah sakit. Jungkook yang sudah diberitahu bahwa itu Jihoon, orang yang sudah dianggapnya adik, hanya bisa tersenyum canggung. Menjawab pertanyaan Jihoon singkat meski anak itu sudah sangat cerewet.

Jihoon dan tuan Park pun akan datang ke rumah sakit malam ini. Mungkin karena efek hilang ingatannya, Jungkook tidak terlihat tertarik. Sejak sore tadi, beberapa kali Taehyung memergoki Jungkook sedang melamun. Taehyung sampai kuatir kalau-kalau Jungkook merasakan sakit tapi tidak berani mengatakannya.

"Ku perhatikan, sejak tadi kau melamun. Apa yang kau pikirkan, Kookie?,"Jungkook menoleh.

"Tidak ada, hyeong."Jungkook membiasakan dirinya memanggil Taehyung dengan panggilan yang katanya biasa dia sebut.

"Aku sangat mengenalmu, Kookie. Tidak apa kalau kau tidak mau mengatakannya."

Mereka diam untuk beberapa saat. Taehyung menunggu lebih tepatnya, ia yakin Jungkook akan mengatakan apa yang sedang dipikirkannya.

"Aku...hanya merindukan keluargaku." Benar kan tebakan Taehyung.

"Apa mereka tahu aku disini?,"Taehyung bingung bagaimana harus menjawab.

Taehyung ingat kejadian di taman saat Jungkook bertemu seorang wanita paruh baya yang ia ketahui ternyata adalah ibu Jungkook. Bagaimana caranya menjelaskannya?

"Em, aku belum memberitahu keluargamu. Aku terlalu panik dari kemarin. Mianhae..Apa kau mau aku menghubungi mereka?"

Jungkook menggeleng ditengah kepalanya yang tertunduk.

"Tidak usah, hyeong. Mereka tidak akan peduli. Di keluargaku, aku..."

"Aku tahu. Tidak perlu dilanjutkan. Kau sudah pernah menceritakannya."

Jungkook menatap Taehyung tidak percaya. Benarkah ia sudah cerita? Secepat itu ia terbuka pada orang lain? Daebak.

"Maaf, aku hanya tidak mau melihatmu sedih saat mengingat mereka."

Jungkook menyeka matanya yang sempat berkaca-kaca.

"Tidak apa hyeong. Terima kasih."

"Untuk?"

"Menemaniku. Dan menceritakan apa saja yang aku lupakan. Meski aku belum mengingatnya."

"Itu sudah tanggung jawab ku."Taehyung mengusak rambut Jungkook.

Semua yang Taehyung lakukan hari ini membuat Jungkook nyaris berfikir bahwa ia hidup di dunia mimpi. Masalahnya, di kepalanya, sosok Taehyung adalah pria pendiam yang sangat pelit bicara jika ia tidak bertanya setiap Taehyung mampir ke minimarket. Tapi hari ini, bahkan hampir di setiap menit, Taehyung bicara banyak hal, memberinya perhatian penuh. Sampai ia sempat merasa bersalah karena melupakan semua moment bersama Taehyung.

"Kookie hyeong!"

Dua orang di ruang rawat VVIP itu lantas menoleh ke pintu dan melihat Jihoon diikuti tuan Park di belakangnya. Jihoon berlari ke arah Jungkook dan dengan tidak hati-hati memeluk Jungkook hingga Jungkook meringis kesakitan.

Mirror ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang