23

1.8K 142 0
                                    

.

.

.

"Wae Kook? Kenapa tiba-tiba? Kau belum boleh pulang."Jimin berusaha mencegah Jungkook yang tiba-tiba saja pagi ini minta pulang.

"Aku sudah baik-baik saja, hyeong. Sungguh."

"Kook, Aku doktermu. Lukamu bahkan belum kering."

"Tolong aku hyeong."Jungkook memelas.

"Ada apa sebenarnya?kalau alasanmu tidak masuk akal. Aku tidak bisa mengijinkan kau pulang."

"Aku hanya merasa dirumah akan lebih cepat sembuh."Jungkook menunduk. Ia takut alasannya tidak akan di terima Jimin. Bisa di dengarnya Jimin menghela nafas. Mungkin bosan dengan rengekannya.

"Baik kalau begitu."Jungkook mengangkat kepalanya, menatap Jimin dengan senyum tipisnya. Jimin mengeluarkan ponselnya.

"Biar aku beritahu Taehyung untuk kesini."Jungkook meremas tangan Jimin yang memegang ponsel. Ia menggeleng.

"Jangan beritahu Taehyung hyeong."

"Kenapa?"

"Aku...aku ingin memberi dia kejutan."

Untuk beberapa saat mereka diam, Jimin menatap Jungkook sampai yang ditatap menyerah dan mengalihkan pandangan dari Jimin.

"Jungkook, kau tahu tidak ada orang yang mau dibohongi?,"Jungkook merasa. Jelas terlihat dari perubahan ekspresinya.

"Kau tidak bisa berbohong, Kook-ah. Pertama kau pagi-pagi sekali sudah merengek minta pulang padahal keadaanmu belum bisa dikatakan sembuh. Kedua kau menolak bertemu Taehyung. Ini bukan kau. Kau biasanya akan sangat senang bertemu dengannya. Ada apa?,"Jimin menghadiahi tatapan tajamnya.

Lidahnya kelu, Jungkook kesulitan mengungkapkan perasaannya. Ia menelan ludah saking bingungnya. Jika berbohong lagi, mungkin Jimin bisa tahu karena sepertinya mereka sudah akrab diluar ingatannya. Apakah aman jika ia jujur pada Jimin?

"Se, sebenarnya aku...aku tidak mau...pulang ke rumah Taehyung hyeong."Dengan menunduk karena takut, Jungkook pun mencoba jujur.

Jimin mengernyit penasaran. Pasti terjadi sesuatu.

"Apa kau bertengkar dengan Taehyung?,"Jungkook menggeleng.

"Jihoon?,"Jungkook nampak diam sejenak lalu menggeleng lagi.

"Lalu kenapa?"

"Aku...aku...tidak mau jadi perusak keluarga orang."Jungkook masih setia menunduk.

"Mwo? Keluarga siapa? Keluarga Taehyung?,"kali ini Jungkook mengangguk.

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Aku...aku hanya tidak mau mengganggu kehidupan orang lain, hyeong. Aku ingin pulang, tapi tidak kerumah Taehyung hyeong."

Air mata Jungkook keluar bersamaan dengan ia menatap Jimin. Jimin sempat kaget melihat Jungkook menangis.

"Kook-ah."

"Aku akan selalu merasa bersalah jika bersama mereka. Aku...aku sudah melukai mereka. Tapi, tapi kenapa mereka tetap baik padaku."

"Apa yang kau bicarakan, Kook?"

"A, aku...aku sudah membunuh eomma mereka. A, Aku bahkan merebut kasih sayang Taehyung hyeong. A, Aku melukai Jihoon."

"Siapa yang mengatakan kau membunuh Imo?"

Jungkook menggeleng. Ia menghapus air matanya yang keluar terlalu banyak. Jimin tidak habis pikir. Siapa yang mengatakan semua itu pada Jungkook? Kemarin Jungkook masih baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba ia begini?

Mirror ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang