.
.
.
Seminggu setelah perginya Taehyung, Jungkook belum juga mendapat kabar tentang kakaknya itu. Selama seminggu Jungkook memulihkan keadaannya dan belum juga menghubungi Taehyung. Ia tidak tahu kalau selama ini Jimin yang membantu Taehyung memantau Jungkook.
Kenapa harus Jimin?karena Jihoon sangat posesif pada Taehyung, ia selalu ingin tahu dengan siapa Taehyung berhubungan meski melalui ponsel. Karena itu Taehyung meminta Jimin membantunya. Selain dari nomor Jungkook yang di hapus Jihoon dihari dimana mereka harus berpisah.
Jungkook, ia menimang-nimang ponselnya sembari duduk menghadap sekaleng kopi panas yang baru di belinya. Ia menunggu Taehyung menghubunginya, tapi seminggu berlalu, tidak ada kabar apapun dari Taehyung. Jungkook tidak berani menghubungi Taehyung lebih dulu. Takut. Ah, Jungkook, siapa yang dia takuti? Jihoon? Bukan. Lagi-lagi ia takut mengganggu.
Kaki Jungkook mengetuk-ngetuk lantai teratur, kadang begitu caranya berpikir. Ia sedang sendirian, di kantin rumah sakit. Jimin sedang sibuk dengan pasiennya. Waktu magang Jungkook sudah habis, meski Jungkook ingin membantu tapi Jimin tidak mengijinkan. Kuatir Jungkook akan drop lagi karena baru sehat.
'Apa aku hubungi saja Tae Hyeong?Aishh kenapa aku jadi sangat merindukannya?'
Jungkook menatap layar ponselnya, menekan tombol aktif, membuka kunci layar, mencari kontak Taehyung, dan saat menemukannya ia malah berhenti. Berpikir lagi.
'bagaimana kalau Tae Hyeong sedang sibuk?bagaimana kalau Jihoon sedang ada disampingnya?,'Jungkook lantas meletakkan ponselnya di meja, menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kedua tangannya.
Untung kantin rumah sakit tidak sedang ramai, paling hanya ahjumma penjaga kantin yang bingung melihat ulahnya itu. Ketika belum juga merasa tenang, Jungkook memilih pergi ke kantor Jimin setelah menenggak habis kopinya.
Baru juga Jungkook mendudukkan dirinya di kursi yang ada di ruang kerja Jimin. Seseorang membuka pintu dengan kasar, dan nampak lah dua orang di depan pintu. Seorang memapah yang lain. Jungkook langsung berdiri. Ada apa ini?
"Jungkook, jaga Taehyung, aku mau menangani Jihoon."perintah Jimin, dan tanpa mengatakan apapun lagi, Jimin meninggalkan mereka.
Jungkook kaget sungguh, seperti Tuhan selalu mendengar permintaan tidak pentingnya.
Taehyung berdiri didepannya, dengan wajah sendu, menatapnya seperti ingin berteriak 'tolong peluk aku!'. Jungkook bukannya tidak mengerti, tapi ia masih mencerna apa yang sedang terjadi dan bagaimana bisa Taehyung kini ada di depannya.
'Yaa, Jeon Jungkook! Dia sudah ada di depanmu, kenapa sekarang malah diam saja?!,'maki Jungkook pada dirinya sendiri dalam hati.
"A, anyeong...h, hyeong."Jungkook melambaikan sebelah tangannya, nampak sangat kaku.
What?! Sapaan apa itu?
Disapa begitu, bukan menjawab atau paling tidak tersenyum, airmata Taehyung malah meleleh keluar begitu saja. Ada yang tidak beres. Tanpa pikir panjang, Jungkook mendekati Taehyung dan memeluknya. Saat itu juga Taehyung histeris.
Jungkook mengeratkan pelukannya, meski Taehyung tak membalas, hanya menumpu dagunya dibahu Jungkook. Isakan yang sangat terdengar memilukan, seperti Taehyung sudah lama menahan kesesakannya. Jungkook masih bertanya-tanya apa yang terjadi. Ia bisa merasakan betapa sakitnya hati Taehyung hanya dengan mendengar isakannya saja.
Entah berapa lama mereka berdiri dengan posisi itu. Hingga Taehyung merasa kakinya cukup lemas dan ia merosot turun, diikuti Jungkook yang melepas pelukannya tapi tetap menopangnya. Taehyung duduk bersandar dinding dekat pintu dengan Jungkook yang menatapnya intens.