.
.
.
Taehyung keluar dari ruang rawat ibunya. Ia mencari Jungkook yang tidak tahu sejak kapan meninggalkannya sendiri didalam sana. Apa Jungkook mencoba memberinya waktu dengan keluarganya atau Jungkook merasa ia meninggalkannya? Ia tidak mau membuat Jungkook berpikir aneh, makanya ia berusaha mencarinya.
Taehyung mengeluarkan ponsel dari saku jas nya, menekan tombol nomor satu sedikit lama dan ponselnya langsung menghubungkannya ke nomor Jungkook. Tiga kali nada sambung terdengar, Jungkook belum mengangkatnya, hingga nada keempat, nadanya berubah.
"Neo eodiya? (Kau dimana)"
"...."
"Aku akan kesana"
Taehyung langsung memutuskan sambungan dan berjalan cepat menuju lantai dua gedung rumah sakit itu. Melewati beberapa ruangan yang tidak tahu dipakai untuk apa, yang pasti semua ruangan itu tertutup. Ia berbelok ke kiri, ada banyak pintu dengan nama-nama orang penting bagi rumah sakit itu. Taehyung berhenti di depan pintu ketiga bertuliskan nama Jimin dan langsung membukanya. Dua orang didalam yang sedang berhadapan tanpa sekat menoleh padanya.
"Tanganmu kenapa?"Taehyung fokus pada Jimin yang sedang membebat pergelangan tangan Jungkook dengan perban.
"Ini hanya terkilir, hyeong."
"Kenapa bisa terkilir?"Taehyung bersandar di meja, memegang bahu Jungkook. Kode untuk Jimin bahwa Jungkook miliknya. Sejak kapan mereka berebut hak milik atas Jungkook?
"Dia mencoba bunuh diri di atap."Jimin nyeletuk cuek.
"Mwo?!"
"Aniyo!"
Taehyung dan Jungkook berteriak bersamaan.
"Aihhh, jangan berteriak, suara kalian bisa membangunkan semua pasien disini."
"Hyeong berlebihan. Aku tidak mencoba bunuh diri."Jungkook berusaha membela diri, melihat wajah takut Taehyung.
"Katakan lebih jelas, Kook,"pinta Taehyung.
"Jungkook takut kau kembali pada keluarga hmmpphh."
"Ahahahhahaha,"Jungkook dengan sopannya membungkam mulut Jimin dengan telapaknya yang besar dan membuat Jimin melotot.
"Aku rasa Jimin hyeong lelah. Aku tadi bersama Jimin hyeong hanya mencari angin."Jungkook menjelaskan sambil melepas tangannya dari mulut Jimin karena yang dibungkam meliriknya sadis.
Jungkook mengucapkan maaf tanpa suara dengan isyarat seminim mungkin. Setelahnya ia meringis karena Jimin membalas dengan menekan pergelangan tangannya sambil menyelesaikan acara melilit perbannya.
"Kenapa bisa terkilir kalau hanya cari angin?"
"Ah, tadi aku terpeleset, tanganku menahan badanku tapi kurang persiapan, jadi begini."
"Lain kali hati-hati, Kook. Hyeong tidak mau kau sakit."
"Ne hyeong."
Setelah selesai diobati oleh Jimin, Taehyung dan Jungkook memutuskan kembali ke apartemen. Karena tidak memungkinkan untuk Taehyung menjaga ibunya maka ia memilih pulang.
-
-
Taehyung duduk diam di sofa ruang tamu, tanpa melakukan aktivitas apapun. Secangkir coklat panas tersaji di depannya, uap panasnya masih mengepul. Coklat panas yang baru saja Jungkook buat untuk hyeongnya itu.