.
.
.
<<Flashback
Dua minggu sudah Jungkook tinggal satu apartemen dengan Taehyung. Sesuai permintaan Taehyung, begitu status mereka berubah, Jungkook diminta tinggal bersamanya. Alasannya agar Taehyung bisa lebih mudah menjaga Jungkook. Dari situ Jungkook tahu Taehyung cukup ketat menjaganya.
Contoh lain yang Taehyung lakukan untuk menunjukkan rasa sayang nya adalah dengan langsung mendaftarkan Jungkook kuliah. Meski perkuliahan sudah masuk satu bulan, Jungkook jadi merasa seperti anak pindahan. Jungkook sendiri sempat meminta beberapa hari untuk berfikir jurusan apa yang harus diambilnya hingga ia memilih menjadi dokter sebagai tujuannya.
Bukan tanpa alasan Jungkook memilih menjadi dokter, ia juga ingin menjaga hyeong nya itu. Meski tidak secara materi, tapi setidaknya menjadi dokter pribadi seumur hidupnya untuk Taehyung pun tak masalah bagi Jungkook.
Seperti baru saja ditemukan oleh malaikat, Jungkook merasa kebaikan dan kasih sayang yang Taehyung berikan tidak ada habisnya. Pagi ini contohnya, Taehyung sudah bangun pagi-pagi sekali, membuat sarapan untuk mereka.
Walaupun Jungkook masuk kuliah agak siang, tapi mereka selalu menyempatkan untuk sarapan bersama. Karena setelah sarapan, Taehyung akan pergi dan kembali pada sore hari. Itu artinya mereka akan terpisah cukup lama. 8-10jam. Ya Tuhan, sudah tinggal bersama, terpisah dalam hitungan jam saja dibilang lama.
Eoh sebagai catatan, Taehyung tidak pernah memberi Jungkook uang saku. Jungkook sebenarnya tidak butuh itu, semua yang Taehyung berikan lebih dari cukup baginya. Tapi Taehyung memberikan kartu kredit platinum dan tabungan dengan nominal yang tidak bisa dibilang sedikit, tapi tidak banyak juga, Jungkook bebas menggunakannya.
Semua berjalan baik-baik saja, hubungan mereka semakin dekat. Bahkan seperti tidak terpisahkan kecuali dengan kegiatan masing-masing. Jungkook saat ini berada di kampusnya dan Taehyung baru saja keluar dari ruang rapat.
Taehyung seorang hacker, by the way. Tapi ia memanfaatkan kemampuannya bukan untuk menjadi hacker. Ia mendirikan perusahaan kecil-kecilan nya sendiri, tidak besar, hanya lima tingkat tapi cukup sukses. Dia bergerak di bidang sosial media, membangun sebuah jaringan internasional sekelas Naver dan Google. Bisa dibayangkan sesukses apa usahanya?
Ia berjalan keluar dari ruang rapat, melonggarkan dasinya sedikit dan membuka kancing jasnya. Ia menuju ke arah gedung parkir, mendekati mobilnya yang terparkir sendiri, jauh dari para karyawannya. Tentu saja. Siapa yang berani parkir berdampingan dengan atasan mereka? Walau Taehyung sebenarnya tidak keberatan. Toh hanya lahan parkir. Tapi tetap saja para karyawannya berpikir ribuan kali sebelum melakukannya.
Taehyung sudah merencanakan akan menjemput Jungkook dikampusnya dan mengajaknya makan malam diluar. Makanya begitu selesai rapat, ia langsung meminta pada sekretarisnya, Hoseok hyeong untuk mengosongkan jadwal. Sudah lama ia ingin mengajak adiknya itu makan malam. Bahkan sejak mereka baru dekat.
Getar ponsel di saku celananya menghentikan kegiatannya, ia mengeluarkan ponselnya dan terpampang sebuah nama yang membuatnya kaget. Untuk apa nomor itu menghubunginya? Seharusnya ia memang sudah menghapusnya, tapi tidak, Taehyung tetap menyimpannya untuk berjaga-jaga.
Setelah berfikir cukup lama, hingga nomor itu menghubunginya lagi setelah sempat mati karena menunggu terlalu lama. Akhirnya Taehyung mengumpulkan kerelaan untuk mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya.
"Yeoboseyo"
"Hyeong,"sebuah isakan pilu terdengar dari seberang sana.
"Ji, Jihoon-ah"