"Punya mat..a, elo?" ucapan Tasya terpotong karena seperti mengenali siapa yang menabraknya
---
"Lo?" lelaki itu mengerutkan dahinya
"Lo gak papah? sorry gue gak sengaja, tadi ada semut lagi nyebrang jadi karena gue kasian ama tuh semut ya gue ngehindar, eh malah nabrak bidadari" ujar laki laki itu dengan memasang wajah konyolnya. Tasya menatap wajah lelaki itu yang menatapnya balik
"Gak lucu, harusnya itu lo bisa hati hati, gimana kalau yang lo tabrak kenapa-napa, apa lagi kalau lo sampe nabrak anak kecil, bahaya tau!" omel Tasya. Kalian harus tau gimana wajahnya Tasya kalau lagi marah, susah ah jelasinnya, pokoknya galak galak gemez gitu kaya author :).
"Iya iya gue minta maaf, gue beneran gak liat ada lo, lagi lo ngapain sih masih disekitar sini, inikan udah sore lagi juga disekolah udah sepi" ujar lelaki itu melihat jalanan yang tak banyak kendaraan lewat
"Bukan urusan lo" ketus Tasya tak suka jika laki laki itu banyak tanya
"Mau gue anter kedokter?" tanya orang itu, dengan cepat Tasya menggeleng, jujur saja dia takut kerumah sakit, dia takut disuntik, dia takut sesuatu pokoknya.
"Tapi kaki lo?"
"Engga, gue baik baik aja kok" dengan cepat Tasya menjawab
"Coba gerakin!" pinta lelaki itu seraya menyentil kaki Tasya dengan pelan, sangat pelan sampai kaya kerasa dielus gitu ea sa ae kuda poni.
Tasya meringis kesakitan karena ulah orang itu "Ahh, sakit pea, ngapain disentil coba"
"Katanya gak papah, tapi cuma disentil pelan aja udah kesakitan, ayo gue anter kerumah sakit, kaki lo berdarah" jelas lelaki itu
"Kalo gue gak mau kerumah sakit, ya jangan maksa dong" ah Tasya jadi kesal sama orang yang ada didepannya, kenapa maksa banget coba, diakan udah bilang gak mau.
"Kalo lo gak mau kerumah sakit, setidaknya gue harus nganterin lo pulang buat obatin kaki lo yang luka" suruh lelaki itu
"Minggir, gue bisa jalan sendiri, dan bisa ngobatin kaki gue sendiri" Tasya beranjak berdiri, namun kakinya benar-benar sakit sampai membuat dia tidak sanggup berdiri, hampir saja Ia terjatuh, dengan cepat lelaki itu memegang tangannya untuk menahan tubuh gadis itu agar tidak oleng.
"Kaki lo masih sakit, gue anter lo pulang, gue gak mau disangkain gak bertanggung jawab karena lari dari kesalahan gue" ujar lelaki itu memaksa
"Udah gue bilang, gue bisa-" perkataan Tasya terpotong karena lelaki itu sudah membopong tubuh Tasya keatas motor besarnya.
"EH, LO APA-APAAN SIH?!"
Tasya benar benar marah, sangat sangat marah, dengan lelaki yang ada didepannya ini, kenapa sangat pemaksa, dia bisa pulang sendiri tanpa bantuan orang ini, bagaimana kalau orang ini ingin menculiknya. atau tidak, ingin macam-macam, Dia harus bagaimana kalau itu terjadi. HUAAA MAMA TOLONG ANAK MU YANG CANTIK INI!!
"Gue gak akan macem-macem sama lo" seketika Tasya membulatkan matanya, bagaimana lelaki ini tau apa yang Tasya pikirkan, masa iya dia cenayang atau dukun, cowok setampan itu mana mungkin seorang dukun.
Tampan?
Tampann?
Tampannnn!
Tadi Tasya bilang lelaki yang ada didepannya ini tampan?!!!
Sadar Tasya!!
"Emang siapa yang bilang?" tanya Tasya memalingkan wajahnya kearah lain
"Keliatan dari muka lo" ujar lelaki itu mempercepat motornya