4

29 4 1
                                    

Tasya berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih, Ia perlahan menuruni tangga satu-persatu, kondisi kakinya ternyata belum sembuh total, Tasya kira Ia akan sembuh saat Ia bangun tidur, ternyata semua itu salah. Didapur sudah ada Mamanya yang sedang menyiapkan sarapan bersama Bi Ina.

"Pagi Ma, pagi Bi Ina" ucap Tasya lalu Ia duduk diruang tamu untuk menyalakan benda kotak besar itu sambil menuangkan air putih digelas

Hari ini, Ia benar-benar sangat bosan dirumah, tidak bisa bertemu Zika dan Caca.

"Gimana keadaan kaki kamu sayang? udah sembuh?" tanya Ana mamanya Tasya yang sedang menyiapkan sarapan untuk putri semata wayangnya.

Ana itu udah tau kalau kaki Tasya sakit karena ditabrak oleh laki laki itu, dan laki laki itu udah bertemu mamanya Tasya untuk meminta maaf karena menabrak anaknya dan Ana sudah memaafkannya malah Tasya yang disalahkan, Ana bilang putrinya yang berjalan tidak benar, selalu saja Tasya yang salah, apa apa Tasya, yang cantik Tasya, yang imut Tasya, yang Pinter Tasya, yang lucu Tasya, apa apa Tasya!.

"Malah tambah sakit mah, rasanya kaki Lia mau copot" balas Tasya yang masih fokus kearah TV

"Hus, kamu ini, jangan bicara sembarangan, kalau beneran copot gimana? emang kamu mau?" ucap Ana kepada putrinya

"Ih amit-amit, ya engga mau lah mah, itu kan ibaratnya, Mama ada-ada aja kalau ngomong tuh" Ana terkekeh mendengar putri semata wayangnya mendumel.

"Yaudah cepat makan, jangan nonton tv mulu, kamu harus mengisi tenaga untuk menghadapi kenyataan ini" kekehan Ana terdengar jelas ditelingga Tasya, Mamanya ini lucu sekali

"Mengisi tenaga untuk melihat dia bahagia dengan yang lain gitu maksud mama" ucap Tasya yang membuat Mama nya ikut tertawa

"Seterah anak mama deh, gimana sekolahnya?" tanya Mama kepada Tasya yang sudah ada dimeja makan

"Ya gitu gitu aja sih mah, gak ada yang menarik, eh ada deng temen temen Tasya, mereka tuh lucu banget tau mah" ujar Tasya yang sedang menyendok lauk pauk

"Kapan-kapan ajak temen kamu kesini dong, biar Mama punya temen" ucap Ana yang dianggukin oleh Tasya

Tasya sangat bahagia memiliki Mama sebaik Ana, Mama yang kadang kala menjadi teman curhatnya, teman bucinnya, orang yang selalu memberi solusi kepadanya jikalau Tasya sedang ada masalah. Tasya selalu berdoa kepada Tuhan agar menjaga orang yang berharga dihidupnya, Ia tidak tau apa yang akan Ia lakukan jika orang orang yang Ia cinta meninggalkannya, egois memang meminta kepada Tuhan untuk selalu membuat orang-orang yang Ia cintai selalu disampingnya

---

Sinar matahari yang terik menembus kaca jendela seorang gadis cantik yang tertidur lelap dengan selimut yang melekat ditubuhnya. Ana membangunkan putrinya.

"Sayang, bangun udah siang" ucap Ana seraya menepuk nepuk badan putrinya

"5 menit lagi mah" ucap Tasya seraya menarik selimutnya, matanya benar benar berat untuk dibuka

"Kalau 5 menit lagi kamu akan benar benar telat kesekolah, sekarang sudah jam 6.20 sedangkan kamu masuk jam 07.30, emang kamu mau dihukum" ucap Ana dengan lembut

"Apa?! astaga Lia bakalan terlambat Mah" setelah mengatakan itu Tasya lari menuju kamar mandinya, kenapa mamanya tidak bangunkannya dari tadi

"Ada-ada saja kamu ini Lia, mama tuh udah berkali kali bangunin kamu, tapi kamu selalu bilang 5 menit mulu" Ana beberapa kali mengelengkan kepala karena sikap putrinya

Saat ini Tasya benar benar telat, apalagi Dia mengunakan angkutan umum, kalian bertanya kan kenapa tidak diantar. Karena hari ini mobil mamanya sedang ada dibengkel untuk diservice, sedangkan tadi Ia ingin memesan gr*b bike tapi handphonenya tiba tiba tidak memiliki sinyal, dewa fortuna tidak memihak kepadanya karena hari ini dia benar-benar sial.

"K--ak Riko"

"Kak sa---ya boleh masuk ya?" ucap Tasya dengan takut, saat ini mukanya kak Riko sangat sinis dan tajam membuat siapa saja yang melihatnya tidak berani menatapnya kembali

"Kamu liat, sekarang sudah jam berapa?" tanya Riko seraya menunjuk jam tangannya

Kalian bertanyakan, siapa itu kak Riko. Ia adalah senior Tasya, anggota OSIS sebagai wakil ketua Osis yang kebetulan hari ini tugas untuk mengabsen murid yang telat

"Iya kak, saya tau saya telat dan saya mengakui itu, tapi kak beri saya kesempatan sekali lagi, ini juga pertama kali saya telat" ucap Tasya dengan muka memohonnya agar lelaki didepannya ini ingin melepaskannya

"Baiklah saya maafkan" ujar Riko yang membuat Tasya senang, akhirnya dia bebas.

"Tapi---" ucapan lelaki itu mengantung membuat Tasya mengerutkan dahinya, kenapa perasaannya tidak enak

"kamu lari 20x keliling lapangan" suruh Riko

"Kak, tapi kaki saya lagi sakit"

"kamu ini lembek banget sih jadi cewek, kalau kamu mau masuk ya kamu harus ikutin mau saya atau saya tidak ijinin kamu masuk!" bentak Riko lalu beranjak pergi.

"Tunggu! iya saya bersedia" mau tidak mau Ia harus berlari. Tasya mulai mengelilingi lapangan yang bisa dibilang cukup luas itu dengan kaki yang terpincang pincang, namun baru beberapa puteran Tasya merasa kakinya sakit dan tersungkur

"Aduh sakit banget" Tasya memegangi kakinya yang terasa perih.

"Lo ngapain lari lari kaya tadi, udah tau kaki lo lagi sakit, cari mati lo ya, kalau kaki lo tambah parah gimana? siapa yang tanggung jawab?!" sentak laki laki yang ada didepannya

"Gue dihukum sama kak Riko karna telat, dan gue harus lari lagi beberapa puteran" jawab Tasya, Ia melihat ketempat kak Riko berada, tapi sekarang lelaki itu menghilang entah kemana, berarti dari tadi lelaki yang mrmberinya hukuman tidak melihatnya berlari.

"Gak boleh, gue gak izinin lo lari, kaki lo tuh masih sakit, kalau tambah parah gimana? lo mau kaki lo diamputasi?!" lelaki itu tampak emosi

"Lo kok ngomong kaya gitu sih, lagi siapa juga yang mau diamputasi kakinya, gila aja" ah Tasya benar benar takut jika kakinya benar benar diamputasi

"Makanya jadi orang jangan keras kepala" Ujar lelaki itu kesal

"Ya gue cuma jalanin hukuman aja, lagi juga kan ini salah gue, jadinya kak Riko ngehukum gue" jawab Tasya dengan jujur

"Sekarang gue anterin lo ke uks" ucap lelaki itu seraya membantu Tasya berdiri

"Ta--pi hukuman-" ucapan Tasya terpotong karena lelaki mengendongnya dengan paksa. Kenapa sih laki laki ini suka seenak jidatnya mengendong Tasya gitu aja tanpa melihat siatusi, ini kan disekolah, gimana kalau ada yang liat dan mikir macem-macem.

"TURUNIN GUE!" Teriak Tasya, Dia benar benar malu, tapi untung saja dikoridor menuju kelasnya sepi karena sekarang sudah masuk jam pelajaran.

"Berisik" ujar lelaki itu

"Anterin gue kekelas aja kalau gitu" balas Tasya, dengan cepat laki laki itu berjalan menuju kelas Tasya yang kelihatan berisik, sepertinya tidak ada guru dan pintunya pun tertutup rapat.

"Yaudah, sana lo masuk kelas, gue mau kekelas juga" ujar lelaki itu saat sudah didepan kelas Tasya, setelah itu pergi meninggalkan Tasya


________

Hai readers, kalian udah sarapan belum, harus sarapan ya untuk mengisi tenaga agar kalian kuat menerima kenyataan yang pahit

Ih kok cowok itu suka banget sih gendong Tasya kaya gitu, gak liat liat tempat lagi, gimana kalau laki laki itu punya pacar? Bisa bisa Tasya dicakar cakar sama pacar lelaki itu

@natalia_okv

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang