6

20 3 1
                                    

Tasya duduk dibangku yang dekat dengan jendela besar yang memperlihatkan lapangan, disana banyak anak basket yang bermain bola, tanpa sengaja manik mata Tasya terarah ke lelaki yang sedang merebut bola itu, Ia tidak menyangka lelaki aneh plus pemaksa seperti Gerhana  itu bisa mempunyai banyak fans dan katanya sifatnya itu dingin tapi kenapa sifat lelaki itu biasa saja kepadanya, tapi kalau dilihat-lihat lelaki itu memang lumayan tampan dengan keringat yang bercucuran disekitar wajahnya, Tasya menggelengkan kepalanya.

Kenapa gue jadi mikirin dia, bilang dia ganteng lagi, apa apaan sih gue kesekian kalinya gue bilang dia tampan, sadar tasya' batin Tasya seraya mengetuk kepalanya pelan

"Dor! Hayoloh lagi ngapain? Liatin kak Gerhana lu ya?" ledek Caca sambil menoel noel pipi Tasya yang membuat siempunya marah dengan tatapan seperti menyampaikan jangan megang megang pipi gue, skincare gue mahal nih. Ya elah mbak Tasya segitunya, author aja yang gak pake skincare biasa aja. Kode wkwkwk siapa tau kalian ingin membelikan skincare buat saya.

"Caca, apaan sih, engga, kata siapa?" gelak Tasya yang melihat kearah lain

"Lah terus lo liat apaan kalau bukan kak Gerhana?" Caca mengernyitkan dahinya

"Gue lagi li--at, h-m, itu orang pacaran" ujar Tasya menunjuk dua pasangan dipinggir lapangan. Tragis!. gara gara kelamaan jomblo nih Tasya wkwkwk

"Yha jomblo sih jadinya cuma bisa liat orang pacaran doangkan, gak bisa ngerasain gimana pacaran" goda Caca yang membuat Tasya memutarkan bola matanya dengan malas.

"Apaan sih, gue gak sejones lo ya, yang ngaku-ngaku orang pacar lo" ujar Tasya

"Biarin sih" Caca terkekeh kecil

"Hai guys efribadey, orang cantik datang!" teriak Zika dari arah pintu kelas

"Cantik dari ujung sedotan" sahut Caca

"Iri aja lu badak bercula satu" balas Zika

"Lu bercula empat"

"Lu kutil badak"

"Lah lu kutil kuda"

"Bisa gak sih kalian sehari aja gak ribut kaya gini, buat mood gue ancur aja tau gak sih"

setelah mengatakan itu Tasya meninggalkan kedua temannya itu. moodnya benar benar hancur, ah baru saja Ia tenang karena bersantai di kelasnya, sekarang Ia bingung harus kemana, apa Ia ke uks saja untuk tidur agar moodnya kembali membaik, karena jika moodnya jelek Ia tidak ingin melakukan apa-apa.

BUGH!!

"Ah, lo punya mata gak sih?!" bentak Tasya, Ia benar benar emosi hari ini

"Eh cantik" ucap orang yang menabrak Tasya

Tanpa membalas Tasya meninggalkan orang tersebut begitu saja, jika Ia membalas perkataan orang itu, Ia akan tambah badmood, bisa-bisa orang itu kena cakaran mautnya, asal kalian tahu saja kuku Tasya itu panjang-panjang semua, jadi kalian tahu kan bagaimana kalau kuku-kuku itu sampai bersentuhan dengan kulit orang itu, kalian mau gak rasain cakaran Tasya?.

Tasya yang merasa sedari tadi ada yang mengikutinya membalikkan badannya "Lo?! Lo ngapain ngikutin gue? gue gak mau marah marah ya" ketus Tasya

"Aldo" lelaki yang bernama Aldo itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Tasya, iya Aldo lelaki yang sudah menabraknya tadi dan lelaki yang menabraknya saat dikantin kemarin, lelaki tampan dengan hidung yang mancung, rambut sedikit gondrong, tinggi badan yang lebih tinggi dibanding Tasya

Tasya yang tidak mengetahui maksud Aldo hanya mengerutkan dahinya

"Kenalin nama gue Aldo, nama lo Tasya kan?" Tasya terkejut, bagaimana lelaki didepannya ini tahu namanya, perasaan dia tidak pernah menyebutkan namanya kepada sembarang orang tapi sebisa mungkin Tasya mengembalikan wajahnya menjadi datar

"Ya" terdengar kekehan kecil dari Aldo

"Kenapa lo ketawa? ada yang lucu?perasaan gue gak ngelawak?" ucap Tasya

"Lo lucu, muka lo bikin gue ngakak" Aldo tidak berhenti tertawa malah Ia tambah mengencangkan volume ketawanya

"Lucu apanya? emang muka gue kaya badut apa?" tanya Tasya seraya memegangi wajahnya

"Gue gak ngomong ya, lo sendiri yang bilang kalau wajah lo kaya badut" Tasya meninggalkan Aldo, Ia malas meladeni orang seperti Aldo yang hanya membuatnya emosi

---

Saat ini Tasya berjalan menelusuri koridor setelah pulang sekolah dan sekolahnya juga sudah sepi, baru saja Ia ingin mencari angkutan umum tetapi tiba tiba hujan turun begitu saja. Tasya mencium bau yang sangat Ia suka, bau tanah yang terkena tetesan hujan itu adalah bau yang menenangkan baginya, aneh memang. namun gadis itu menyukainya. Tasya yang dahulu melihat hujan berjalan pelan menuju lapangan.

"AH--" Tasya teriak dengan kencang seraya membuka kedua tangannya keudara

"Woi gila! lo apa-apaan sih main ujan ujanan kek bocah kecil, emang kaki lo udah sembuh?" teriak Lelaki itu kepada Tasya

"Apa apaan sih lo, orang gue suka kok main ujan ujanan" Tasya melanjutkan main hujan

"Ikut gue!" Gerhana menarik tangan Tasya menuju pinggir lapangan untuk berteduh

"Apaan sih!" sentak Tasya

"Jangan main ujan ujanan, entar lo sakit, kaki lo bisa tambah parah nanti kalau lo kebanyakan gerak" jelas Gerhana dengan pelan

"Kenapa lo perduli sama gue?" tanya Tasya penasaran

"Ya karena kaki lo sakit gara gara gue, entar bokap-nyokap lo marah lagi sama gue" jawab Gerhana santai

"Oh gitu" ucap Tasya

"Kenapa wajah lo kaya gitu? oh gue tahu pasti lo ngarep gue peduli sama lo karna gue suka sama lo kan?" tanya Gerhana dengan menaikkan salah satu alisnya

"Dih, siapa juga yang ngarep, biasa aja tuh" serkah Tasya. Setelah itu mereka hanya diam tanpa bersuara, hanya suara percikan hujan yang terdengar, beberapa menit kemudian hujannya mulai mereda.

"Ujannya udah berenti, sekarang gue anter lo pulang, biar lo bisa mandi" ujar Gerhana yang mengecek hujan dengan tangannya

"Gue bisa pulang sendiri" Tasya beranjak dari duduknya

"Udah sore, angkot juga udah gak ada, emang lo mau tunggu sampe malem disini?" Tasya berpikir sejenak

"Yaudah gue mau pulang sama lo" balas Tasya dengan cepat

"Yaudah ayo keparkiran ambil motor gue" mereka berdua menuju parkiran bersama.

"Ni pake" Gerhana memakaikan jaketnya kebadan Tasya kaya drama korea gituloh

"Lo gimana?" tanya Tasya

"udah pake aja, gue gampang kok, emang lo gak malu dari tadi daleman lo keliatan" goda Gerhana

"Ih berarti dari tadi lo liat dong?" Tasya menutupi bajunya dengan jaket pemberian Gerhana

"liat lah, orang gratis, sayang kalau dilewatin gitu aja" balas Gerhana memgedipkan satu matanya

"Ih mesum lo" tasya memukul lengan Gerhana pelan

"Ayo naik" ujar Gerhana yang sudah ada diatas motornya

"Sabar dong, kaki gue sakit ni" Tasya berusaha menaiki motor dengan tenaganya

"Sini tangan lo" ujar Gerhana seraya mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu

"Mau ngapain?" tanya Tasya yang binggung

"Mau bantuin lo naik" balas Gerhana

Gerhana mengantar Tasya pulang dengan selamat meski Gerhana sempat mengebut karena hari semakin gelap.

_________


Aldo siapa ya? Ngajak kenalan Tasya lagi, apa jangan jangan dia suka sama Tasya.
Author baper sama Gerhana, karena lebih perhatian sama Tasya dibanding author, mau kau kemanain aku mas:(.
Gerhana mesum ih jauhin yuk jangan ditemenin.

Terimakasih ges ges ges

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang