Setelah menyelesaikan tugasnya yaitu membersihkan kelasnya, Tasya meregangkan tubuhnya, harusnya Ia melakukan bersama Gilang, tapi karena laki laki itu belum datang jadi Ia harus turun tangan sendiri. Gadis itu menjatuhkan kepalanya dimeja coklat dengan kedua tangan yang ada dibawah kepalanya untuk menjadi bantal kepalanya
"Sya bangun" lengan Tasya dicolek oleh Zika yang baru saja datang menghampiri Tasya
"Buseh dah kebiasaan kebo, Sya bangun Sya" Zika masih berusaha membangunkan
Tasya dengan cara mencolek beberapa kali lengan gadis itu, usaha Zika berhasil karena Tasya membuka matanya dan mengangkat kepalanya. Tasya terkejut melihat Zika yang ada didepan mukanya"Apaan sih Ka" Tasya kaget dan refleks mengubah posisinya menjadi duduk tegak
"Masih pagi Sya, udah tidur aja" sindir Zika
"Ya tadi gue bangun jam 5.00" balas Tasya
"Lagi lu ngapain bangun jam segitu, terus tumben banget lagi pagi pagi udah dikelas aja" tanya Zika
"Lo lupa kalau sekarang jadwal gue piket" Tasya melihat jam, lalu melihat kearah Zika
"Sendirian?" tanya Zika
"Ya sama siapa lagi, lo tau sendiri, Gilang gimana" Tasya memutarkan matanya malas
"Nasib banget sih Sya, dipasangin sama Gilang, untung gue bareng sama Aretha jadi bisa bagi tugas" ledek Zika sambil terkekeh
"Gue mah apa atuh" Tasya memanyunkan bibirnya
"Ngomong makanya sama Gilang Sya"
"Astaga Ka, lu kan tau gue udah sering ngomong sama Gilang, udah sering nasehatin tuh manusia, tetep aja datengnya siang mulu" balas Tasya panjang lebar
"Dibilang emang nasib Sya" Zika tertawa sangat kencang
"Udah deh gak lucu, temen sensara lu ketawain"
"Biarin sih sekali kali"
"Caca mana? tumben tuh anak biasanya dateng lebih awal atau gak lu dateng dia dateng" tanya Tasya mengedarkan pandangannya kearah pintu masuk kelas
"Caca sakit Sya" balas Zika membuat Tasya membulatkan mata
"Hah? sakit? kok bisa?"
"Katanya sih dia muntah muntah, terus demam jadi hari ini gak masuk"
"Kalau gitu entar pulang, kita kerumahnya ya"
"Iya boleh, gue juga rencananya mau kesana"
"Yaudah bagus kalau gitu"
Jam pelajaran dimulai. bu Aini pun masuk kedalam kelas. kelas yang tadinya bising menjadi sunyi, pasalnya bu Aini adalah salah satu guru killer yang menyeramkan.
"Assalamualaikum" ucap bu Aini
"Walaikumsalam" sahut para penghuni kelas
"Buka buku paket halaman 72, lanjutin rangkuman kemaren sampai halaman 80, minggu depan kalian kumpulkan kesaya" setelah mengatakan itu bu Aini fokus kepada benda pipih ditangannya
"Buseh Ibu mau ngeborong, banyak amat"
"Iya bu itu terlalu banyak"
"Yha tangan gue kiting dah ini mah"
"Ngasih tugas gak kira kira dah"
"Bu tolong kasianinin murid murid tercintamu bu"
"Ampunin Baim ya Allah"
Sahut para murid
"Gak ada protes, minggu depan harus dikumpulkan kalau tidak nilai kalian kosong" ancaman itu sukses membuat para murid membelalakan matanya