SnT | Chapter 12 - I want to cancel...

5.6K 302 61
                                    

Halo semuanya...

Chapter ini lumayan panjang, tapi tidak sampai 3.000 kata sih. Jadi kalau ada TYPO, tolong bantu koreksi, ya. Soalnya kadang aku masih tetap silap walaupun udah cek berulang-ulang.

Happy Reading...

______________________________________

Setelah mereka pamit undur diri, Vic segera menutup pintu. Dia masih speechless melihat mereka tersenyum, padahal tadi Vic sempat menggerutu karena Elaine mengirimkan bodyguard yang terlihat menyeramkan untuknya. Namun, ternyata Vic salah besar. Rupanya mereka itu sebenarnya ramah.

Memang benar kata-kata ini: Don't judge a book by its cover.

"Terima kasih jantung atas kerja kerasnya hari ini. Kuyakin akan lebih banyak serangan lainnya lagi ke depannya, jadi kamu harus kuat," ucap Vic sembari mengusap dadanya.

👔👔👔

Derizcon's Private Airstrip. Paris—Prancis. 12:43 AM

"Kamu ke mana saja? Mengapa susah sekali dihubungi?" tanya Ruby beruntun pada Rafael yang baru turun dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ke mana saja? Mengapa susah sekali dihubungi?" tanya Ruby beruntun pada Rafael yang baru turun dari mobil. Ruby bahkan tidak repot-repot menyembunyikan ekspresi kesalnya karena sudah menunggu pria itu selama sejam lebih.

"Aku mengunjungi Vic dulu," jawab Rafael santai tanpa memedulikan ekspresi membunuh yang diperlihatkan oleh gadis itu.

Ruby mencebikkan bibirnya. "Rasanya aku ingin membunuhmu," gerutunya.

Rafael terkekeh geli melihat ekspresi cemberut wanita yang berjalan di sampingnya. Sebelah tangannya terulur mengelus puncak kepala Ruby.

"Jangan marah lagi, okay?" ucap Rafael dengan lembut.

Perasaan Ruby menghangat saat pria itu memperlakukannya dengan lembut. Membuat Ruby semakin sulit untuk melupakan perasaannya. Namun mengingat dia sedang marah, Ruby tetap mempertahankan ekspresi kesalnya.

"Kamu membuatku menunggu lama, hal yang paling tidak aku sukai. Apa tidak bisa mementingkan urusan kita terlebih dahulu? Setelah semuanya selesai kalian bisa bertemu sepuasnya."

Rafael menghela napas lalu mengacak rambutnya hingga berantakan. "Kamu tidak tahu bagaimana rasanya menahan rindu. Aku yakin jika apa yang sedang kamu rencanakan, tidak akan baik untukku. Dan itu pasti akan membuatku terpaksa tinggal beberapa hari."

Ruby berdecak kesal. "Kamu bahkan belum tahu rencanaku, tapi sudah pesimis terlebih dahulu."

"Apa pun itu, feelingku tidak enak," jawab Rafael setelah mereka masuk ke dalam pesawat. Keduanya langsung memilih tempat duduk masing-masing.

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang