SnT | Chapter 16 - I want to know everything

5.1K 304 63
                                    

Hai, semua!

Apa kabar? Kuharap kabar kalian baik-baik saja, ya. Jangan lupa untuk jaga kesehatan juga.

Akhirnya aku update lagi setelah sempat absen seminggu dan aku rindu banget sama komentar kalian. Jadi, kalau bisa penuhin semua inline comment, ya.

Happy Reading...

______________________________________

Vic memutar bola matanya malas lalu memukul lengan Rafael cukup keras. "Cepat mandi sana!" usirnya galak yang berhasil menyemburkan tawa Rafael yang terdengar menyebalkan.

"Kamu sungguh menggemaskan, little tigress," ucapnya sembari mencubit kedua pipi Vic dengan gemas. Setelah itu Rafael pun beranjak menuju kamar mandi.

Vic hanya dapat memutar bola matanya saat melihat pria itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya, karena kini Vic dapat melihat jika pintu kamar mandi tidak tertutup rapat. Vic tahu bila Rafael sengaja melakukannya. Namun, Rafael salah jika mengira Vic akan tergoda dan masuk perangkapnya karena nyatanya sekarang Vic justru lebih tergoda untuk menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut dan kembali tidur. Tidurnya terasa pegal-pegal akibat pergumulan panas mereka semalam.

👔👔👔

Rafael's penthouse. Paris—Perancis. 07:52 PM

Rafael berdiri di dekat dinding pembatas antara dapur dengan meja makan. Senyumnya mengembang saat melihat Vic tengah mencuci piring sambil bersenandung. Tubuh wanita itu juga bergerak-gerak seolah dia tengah menari.

Namun, Rafael langsung terkejut karena Vic mendadak mengumpat. Tangannya dengan susah payah meraih keran. Rafael menduga jika mata Vic terkena percikan sabun, maka tanpa diminta dia menghampiri wanita itu dan membantunya untuk membilas tangan.

"Rafael...," kaget Vic saat melihat Rafael mendadak muncul dan membantunya.

"Bersihkan area matamu," pinta Rafael yang langsung dituruti oleh Vic. Wanita itu segera membasuh muka. Sementara, Rafael yang pengertiannya dengan sigap menyingkirkan rambut Vic ke belakang dan menggenggamnya agar helaian rambutnya tidak mengenai wajah Vic.

"Terima kasih," ucap Vic setelah selesai.

"Biar kuambilkan handuk bersih," ucap Rafael saat melihat wajah Vic yang basah.

Vic tidak berkomentar apa-apa dan membiarkan Rafael pergi ke kamarnya. Selang beberapa menit Rafael kembali dengan selembar handuk berwarna putih di tangannya.

Rafael menyodorkan handuk itu pada Vic. "Keringkan wajahmu!"

"Terima kasih," ucap Vic lagi lalu menerima handuk tersebut. Dengan pelan dia mengelap wajahnya yang basah.

"Setelah semua selesai, tolong temui aku di ruang kerja," ujar Rafael setelah melirik wastafel, di mana peralatan makan yang Vic cuci tadi belum dibilas semua.

Vic mengangguk patuh. "Baiklah..."

Rafael tidak mengucapkan apa pun lagi. Dia hanya mengecup kening Vic sekilas sebelum berlalu menuju ruang kerjanya.

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang