SnT | Chapter 35 - Protective

1.9K 170 9
                                    

Halo, Deriders!
Bagaimana kabar kalian hari ini?

Aku lagi semangat-semangatnya nih ngetik SnT sebelum hiatus sejenak karena harus menyelesaikan tugas akhir sebagai seorang mahasiswi.

Nah, sebelum kalian baca chapter ini, pastikan kalau kalian sudah membaca chapter 34. Jangan sampai terlompat, ya!

Happy Reading...

______________________________________

Kedua telapak tangan Vic menekan permukaan meja dengan tubuh condong ke depan. "Rafa, please ... maafkan aku," rengek Vic. Mata coklatnya berubah sayu bak anak anjing.

"Jika besok kamu bisa bangun lebih pagi dariku dan menyiapkan sarapan, aku akan mempertimbangkannya," ujar Rafael tanpa menatap istrinya.

Namun, Vic tidak peduli. Dengan semangat dia berseru, "Siap laksanakan, Captain!" Setidaknya masih ada kesempatan untuk akur dengan suaminya yang kadang bisa sangat keras kepala.

👔👔👔

Jarum pendek jam berhenti di angka tujuh pagi ketika Rafael menuruni tangga dengan penampilan yang sudah rapi—khas seorang pengusaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum pendek jam berhenti di angka tujuh pagi ketika Rafael menuruni tangga dengan penampilan yang sudah rapi—khas seorang pengusaha. Indera pendengarannya menangkap suara bising dari arah dapur. Keningnya berkerut kala mendapati meja makan masih kosong. Matanya langsung menatap tajam ke arah beberapa maid yang berdiri di sana.

Salah satu maid berinisiatif untuk maju. "Ma-maaf, Tuan. Tadi saat kami ingin memasak, Nyonya menghentikan kami dan berkata akan melakukannya sendiri. Kami tidak berani membantah."

Mendapat penjelasan itu Rafael bergegas menuju dapur yang memang tidak jauh dari ruang makan. Dia menghela napas kala menemukan wanitanya masih berkutat dengan spatula dan frying pan. Dengan langkah lebar dia pun mendekati istrinya.

"Vic ...."

Vic yang mengenali suara sang suami segera menoleh. "Eh, kamu sudah siap. Tunggu sebentar, ya. Ini hampir matang."

Namun, Rafael tidak mengindahkan ucapan tersebut. Matanya malah dengan lihai menemukan dua jari Vic dipakaikan plester. Segera dia memperpendek jarak di antara mereka, kemudian meraih tangan Vic yang tidak memegang spatula itu.

"Kamu terluka." Itu sebuah pernyataan, bukan pertanyaan. Rafael lalu menatap istrinya penuh rasa bersalah. "I'm sorry ...."

Vic lantas menarik tangannya hingga pegangan Rafael terlepas, lalu mematikan kompor. "This isn't your fault. Aku yang ceroboh saat mengiris bawang bombay tadi," ucapnya seraya tersenyum tipis.

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang