SnT | Chapter 17 - I never regret

4.1K 270 17
                                    

Hello, say...

Jam berapa kalian baca ini?

Jangan lupa untuk vote dan comment sebanyak-banyaknya biar aku tambah semangat. 🌠

Happy Reading...

______________________________________

"Bagaimana jika besok kita ke gereja untuk berdoa? Sekalian jalan-jalan untuk menenangkan diri," usul Rafael yang langsung diangguki wanita itu.

Rafael mengecup kedua pipi Vic bergantian lalu tersenyum lembut. "Sekarang kita lanjut tidur, ya."

Lagi-lagi Vic hanya dapat mengangguk. Membiarkan pria itu membaringkan tubuhnya dan mendekapnya dengan erat. Dia juga dapat merasakan pergerakan Rafael saat menarik selimut sampai sebatas dada untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Good night, Sweety." Bisik Rafael sebelum keduanya tenggelam oleh alam bawah sadar masing-masing.

👔👔👔

Fou de Pâtisserie, Paris—Perancis. 09:58 AM

"Oh my gosh! Pantas saja kamu menolak adikku mentah-mentah," seru Sylvia dengan berlebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh my gosh! Pantas saja kamu menolak adikku mentah-mentah," seru Sylvia dengan berlebihan.

Dari awal Vic memasuki toko hingga mata lihai Sylvia menangkap kalung yang dipakainya, wanita itu tak henti-hentinya membombardir Vic dengan pertanyaan-pertanyaan yang sejujurnya enggan dia jawab. Namun, telinga Vic juga butuh ketenangan. Kepalanya terasa pusing karena Sylvia terus mengusiknya hingga dengan terpaksa Vic pun menjelaskan hubungannya dengan Rafael. Dan dia tak menduga jika reaksi wanita itu justru berlebihan seperti ini.

"Kalian benar-benar serasi, sungguh! Perfect couple. Yang satu tampan dan yang satunya lagi cantik," ungkap Sylvia lagi. Kedua tangannya kini menopang kepalanya di atas meja, dengan kedua mata berkilat-kilat geli.

"Ah! Sudahlah... Jangan dibahas lagi," ucap Vic seraya mengibaskan tangannya di udara.

Sylvia menghela napas kasar. Wajahnya berubah cemberut. "Sudah lama sekali aku tidak menjalani hubungan asmara. Ck! Aku jadi iri padamu."

"Padahal banyak pria yang mendekatimu, tapi kamu saja yang terlalu pemilih," balas Vic.

Sylvia mendengus kesal lalu duduk tegak. "Kalau pria yang mendekatiku adalah Rafael, aku pasti sudah menjadi seorang istri sejak dulu," celetuknya asal. Namun, dia tidak menyadari jika lawan bicaranya sudah melayangkan tatapan permusuhan.

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang