SnT | Chapter 10 - She isn't a weak woman

5.6K 302 31
                                    

Hai, semuanya...

Terima kasih banyak untuk support kalian selama ini. Jujur itu berarti banget buat aku. Thank you so much. 🤗😘

Btw, setelah kalian selesai baca, aku harap kalian juga baca A/N di bawah, ya. Soalnya aku punya pertanyaan penting seputar update-an. Kuharap kalian mau bantu memikirkan solusi terbaiknya, soalnya ini menyangkut kalian yang membaca cerita ini juga.

Happy Reading...

______________________________________

Vic tidak mengatakan apa pun lagi. Dia mengeluarkan tasnya dari dalam lemari, lalu berjalan keluar dari pâtisserie dan mengambil rute ke rumahnya dengan jalan kaki.

Sylvia mengumpat marah tepat setelah Vic pergi. Dia mengaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal.

"Dasar adik menyebalkan!"

👔👔👔

Victoria's House, Paris—Perancis. 08:12 PM

Vic mempercepat langkah kakinya saat seseorang yang ingin bertamu tersebut terus membunyikan bel. Sangat tidak sabaran sekali sepertinya. Dan Vic curiga jika Rafael yang datang.

Dalam satu sentakan dia membuka pintu. Tubuhnya sempat ikut tersentak ke belakang saat melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya.

"Elaine?"

"Kenapa lama sekali buka pintunya? Di luar dingin sekali," ujar Elaine sembari mengusap kedua lengannya sendiri.

"Maaf, tadi aku lagi memasak. Silakan masuk..."

Elaine pun langsung melangkah masuk dan berjalan menuju ruang tamu.

"Orangtuamu di mana?" tanya Elaine setelah duduk di atas sofa.

"Mereka kembali ke New York," jawab Vic jujur.

"Apa?!"

"Mau minum apa?" tanya Vic mengalihkan pembicaraan. Dia merasa tak nyaman melihat ekspresi wajah Elaine sekarang. Terlihat menyeramkan.

"Terserah, apa saja pun boleh," jawab Elaine datar.

Vic menganggukkan kepalanya dan segera ke dapur.

Sejujurnya terkadang Vic tidak yakin jika Elaine yang tengah berbicara dengannya sama dengan Elaine yang dulu dia kenal ketika masih bekerja di Le Meurice.

"Kudengar Rafael ada di kota ini sekarang," ucap Elaine tiba-tiba. Dan Vic dapat mendengarnya karena bagian dapur dan ruang tamu tidak dipisah dengan sekat.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Vic. Pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Kemarin Daddy menggerutu karena Rafael re-schedule meeting secara sepihak. Jadi, ya aku jadi tahu kalau pria itu ada di sini."

Vic hanya ber'oh' ria. Dia kemudian membawakan secangkir teh jasmine untuk Elaine dan ikut duduk di sofa. "Silakan diminum..."

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang