SnT | Chapter 39 - I hate you so much!

2.5K 217 25
                                    

HAPPY NEW YEAR!!!
🎆🎆🎆

Apa kabar kalian semua?
Semoga semuanya kabar baik dan sehat selalu, ya.

Alright, karena kita udah ganti tahun, Suit and Tie juga ikut ganti tahun, ya. Hehehe...

Seperti biasa, jangan lupa untuk klik bintang kecilnya.

Happy Reading...

______________________________________

"Sudah kukatakan kalau aku tidak mabuk!" protes Ruby. Dia lantas melipat kedua tangannya di atas dada dan menatap lurus ke depan. "Kamu bisa langsung jujur kalau kamu memang tidak punya perasaan lebih terhadapku. Aku lebih bisa menerima itu dibanding mendengar kamu terus mencoba mengalihkan pembicaraan atau menjawabnya dengan omong kosong."

"Namun, akan lebih mudah kalau kamu menghilang saja dari hadapanku. Jadi, aku bisa melupakan perasaan ini," sambung Ruby lagi sebelum terlelap.

Yang Ruby tidak tahu bahwa sedari tadi Luiz mencengkeram stir dengan pikiran bercabang selama mendengar penuturan gadis itu.

👔👔👔

Angka terakhir pada empat digit angka tahun telah berubah, seiring dengan nama bulan dan juga hari. Tak terasa pernikahan mereka telah berjalan empat setengah tahun, diiringi berbagai drama khas pasangan suami-istri tentunya. Beruntung keduanya dapat melalui semua itu dengan baik, walau awalnya tetap meneteskan air mata. Selama itu pula keduanya sama-sama belajar untuk mengurangi ego dan lebih dewasa dalam menyelesaikan masalah. Tidak ingin perjuangan mereka sia-sia bila sampai satu kata terucap yang dapat menyakiti satu sama lain.

Namun, di balik itu semua pasti tetap ada sukanya. Contohnya cinta keduanya semakin menggebu dan keromantisan juga bertambah. Selalu ada pelangi sehabis hujan dan kabut hitam, kurang lebih seperti itulah yang dipercayai oleh Vic.

Selama hampir lima tahun ini Vic tidak hidup sebagai istri yang terkurung di dalam istana megah. Dia justru diberi kebebasan oleh sang suami untuk membuka usaha, persis seperti yang pernah dijanjikan oleh Rafael ketika Vic merengek minta diperbolehkan bekerja.

Vic sangat semangat setiap akan berangkat ke toko kuenya. Dia juga tak kalah antusias saat melihat para pembeli menikmati kue buatannya. Bahkan satu setengah tahun ini Vic tidak lagi bersedih soal anak, seolah hal itu tidak pernah mengganggu pikirannya. Mungkin ini memang salah satu cara Rafael buat mengalihkan perhatian sang istri.

Namun, hari ini agak berbeda. Vic merasa tubuhnya kurang fit sejak pagi—lemas dan sedikit pusing. Ditambah lagi rasa mual yang melandanya. Siapa pun yang berada dalam keadaan ini pasti memikirkan satu hal. Akan tetapi, Vic terlalu takut untuk membuktikannya. Dia takut kecewa. Maka dari itu, Vic memilih untuk mengabaikannya dan beraktivitas seperti biasa. Pun tidak memberitahukannya pada Rafael. Mungkin hanya masuk angin biasa, mengingat dia tidak berselera makan semalam dan telat sarapan tadi pagi.

"Mrs. Derizcon, Anda baik-baik saja? Wajah Anda pucat," tegur salah seorang karyawan Vic yang baru saja memasuki area dapur. Namanya Lacrissa, kalau tidak salah berusia dua puluh.

Vic menggeleng seraya tersenyum tipis. "Tidak apa-apa."

"Anda bisa pulang kalau memang sakit. Hari ini juga tidak begitu ramai, saya bisa menggantikan Anda sementara."

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang