SnT | Chapter 27 - The handler

3K 225 24
                                    

Hello!

Berhubung hari ini aku ulang tahun, jadi aku update lagi. Enak ya kalian, aku yang ulang tahun, tapi aku yang ngasih hadiah. Hehehe... Bercanda, ya. ✌🏻

Ok deh, udah boleh baca chapter barunya. Don't forget to vote if you enjoyed it!

Happy Reading...

______________________________________

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh, Rafael. Aku sama sekali tidak menyesal sudah mengenalmu, apalagi menyesal karena mencintaimu. Tidak akan pernah. Bisakah kamu memercayaiku?"

Rafael tidak mengucapkan apapun, tetapi bibirnya bergerak maju dan mengecup tipis bibir Vic. Hal ini membuat senyum Vic terbit.

"Love you," bisik Vic di depan bibir Rafael.

"Love you more and more, Sweetheart," balas Rafael dengan senyum merekah. Mereka kemudian berpelukan tanpa peduli bila Adam bisa saja tiba-tiba keluar.

👔👔👔

Vic memutuskan untuk membantu Lindy mencuci piring usai makan malam. Dia mengangkat beberapa piring kotor dan membawanya ke dapur, begitu pula dengan Lindy yang membawa gelas kosong di kedua tangannya. Sementara, Adam dan Rafael entah pergi ke mana. Namun, kali ini Vic lebih lega karena percaya tidak akan terjadi sesuatu yang buruk tatkala dua orang tersebut dibiarkan berdua.

"Jadi, pada akhirnya kalian memutuskan untuk serius?" tanya Lindy dengan tangan sibuk membasahi spons.

"Ya, dia melamarku kemarin."

"Kamu bahagia?"

Vic mengangguk pelan, lalu membilas piring-piring yang telah disabuni. "Aku bahagia karena akhirnya kami bisa bersatu, akan tetapi masih ada hal yang mengganjal pikiranku."

"Soal hubungan Pap dan Gordon Derizcon?"

"Iya, aku agak khawatir ketika Pap memutuskan untuk menemuinya," kata Vic dengan ekspresi murung.

"Mam justru mendukung keputusan Pap-mu. Masalah ini harus segera dituntaskan agar kalian dapat bahagia, Sayang. Pap pasti tidak ingin putrinya menikah tanpa restu dari pihak pria."

"Aku mengerti, hanya saja aku tidak yakin Gordon akan memaafkan Pap dengan mudah. Melihatku saja dia sangat benci, Mam," lirih Vic.

"Mam mengerti akan kekhawatiranmu itu, namun Rafael sendiri tampak biasa-biasa saja, itu tandanya tidak akan terjadi masalah besar."

Vic memutar bola matanya malas. "Jangan memercayai raut pria itu, Mam. Dia menyimpan sejuta rahasia dalam pikirannya."

Lindy terkekeh pelan, lalu menyerahkan gelas terakhir kepada Vic, yang langsung dibilas bersih oleh putrinya.

"Bagaimana dengan kehidupan Pap dan Mam selama di sini? Apa semuanya lancar?" tanya Vic setelah mengeringkan tangannya dengan kain bersih.

"Kami melihat masa depan, tampaknya kita bisa bangkit dalam beberapa tahun ke depan," jawab Lindy sekenanya.

"Syukurlah..."

Suit and Tie [2] | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang