15. Bad Day

3.6K 293 18
                                    

Hello guys!
Happy Reading guys!❤

Tolong tekan bintangnya ya!

Jangan jadi silet readers:)

_______________________________

Yura memandang bintang yang menghiasi langit malam. Hari ini adalah malam tahun baru. Setelah kejadian malam natal itu, semuanya berubah. Oh Sehun, pria itu berubah.

Menjadi pria yang bersikap sesungguhnya. Dingin dan arogant. Ia juga tak sungkan untuk menunjukkan sifat aslinya kepada dirinya didepan keluarganya. Semua sandiwara telah selesai.

Yura semakin mengeratkan balutan mantel hangatnya. Ia berada di Namsan Park sekarang.

Suasana disini sangat ramai dan terkesan romantis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana disini sangat ramai dan terkesan romantis. Ribuan lampu berwarna-warni menghiasi pohon-pohon disepanjang jalan. Suasana yang sangat hangat.

Mata teduhnya memandang sekeliling. Banyak orang yang berpasang-pasangan. Ia terlihat paling menyedihkan disini. Datang sendiri dalam keadaan hamil besar.

Ia tersenyum miris.

Ia melirik arloji yang terpasang di lengan kirinya. Sudah pukul 22.44 malam, Ia melangkahkan kakinya menjauhi taman. Ia akan segera pulang. Ia akan mengucapkan malam tahun baru sendiri nantinya.

Ia berjalan pelan kearah pemberhentian bus. Cukup lama ia menunggu, sampai satu bis berhenti dihadapannya, ia langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam.

Didalam bus hanya ada 6 orang. Tentu saja. Mereka sedang menikmati malam tahun baru.

Cukup lama perjalanan bus pun berhenti di perhentian bus. Ia melangkah keluar dan berjalan kaki menuju Apartemennya. Cukup dekat dengan pemberhentian bus tadi.

Ia menekan beberapa digit angka. Pintu apartemen terbuka. Pemandangan pertama yang dilihat adalah Sehun yang sedang bercumbu mesra dengan kekasihnya.

Langsung saja Yura membalikkan tubuhnya kebelakang. Ia memegang degupan dadanya. Entahlah... mengapa rasanya sangat sakit.

Tanpa memandang kearah ruang tamu, ia berjalan cepat sambil menghalangi arah pandangnya. Cepat-cepat ia membuka knop pintu kamarnya dan segera masuk lalu mengunci diri.

"Tenangkan dirimu Yura! Ingat Yura, kau bukan siapa-siapanya. Ingat batasanmu. Berhentilah berharap!"

Yura suka membaca. Dan bacaan yang paling ia sukai adalah novel. Terkadang ia suka berimajinasi menjadi salah satu diantara mereka. Ia kira Sehun akan berubah lambat laun, seperti dibukunya. Namun ia harus sadar jika saat ini adalah realita. Sifat manusia tidak bisa ditentukan oleh tulisan tangan. Itu adalah tamparan baginya.

Yura langsung berganti pakaiannya. Menggosok gigi dan mencuci kaki lalu tidur. Biarlah malam tahun baru ini ia lewatkan. Ia ingin ini segera berakhir.

~_~

Yura terbangun karena alarm dari ponselnya. Ia beranjak bangun dari tidurnya dan berjalan menuju ke kamar mandi. Sekitar 20 menit lebih ia menyelesaikan ritual mandinya. Bergegas memakai pakaian dan beranjak keluar kamar menuju dapur.

Ini masih sangat pagi. Jam menunjukkan pukul 05.45 pagi, sudah menjadi rutinitasnya. Memasak seperti biasa dan merapikan apartemen. Setelah berkutat lebih dari 30 menit. Sekarang sarapan yang ia siapkan telah matang. Hanya tinggal menatanya di meja makan.

Ia berjalan menaiki tangga untuk membangunkan dua sejoli yang sedang tertidur nyenyak. Setelah menarik nafas panjang, Yura mengetuk pintu dengan sedikit keras.

"Tuan. Sarapan sudah siap."

Tidak ada sautan. Apa mereka masih tidur?

"Tuan! Sarapan sudah siap!" Kali ini Ia menaikkan sedikit suaranya.

Tidak ada sautan. Baiklah, Yura menyerah. Biarkan mereka bangun dengan sendirinya nanti. Yura menuruni tangga dan kembali menuju dapur. Ia akan sarapan terlebih dahulu.

Setelah menghabiskan sarapan ia langsung mencuci piring dan membuat susu ibu hamil.

Ia melirik keatas. Tepatnya kearah lantai atas. Belum ada tanda-tanda Sehun akan turun. Yura memutuskan untuk membersihkan apartemen. Ia berjalan kearah ruang tamu.

Setiap jalan menuju ruang tamu, berceceran baju dan celana berserta dalamannya. Melihat pemandangan seperti ini membuat matanya memanas. Memang hormon ibu hamil sangat sensitif. Mengabaikan rasa sakit yang bersarang didadanya. Yura segera memunguti pakaian yang berserakan.

Merapikan apartemen, membersihkan lantai, mencuci baju, dan melakukan tugas lainnya. Pekerjaannya hampir selesai, hanya tinggal menjemur baju. Ia akan menjemur baju di balkonnya saja.
Setelah semua selesai barulah ia bisa beristirahat sejenak. Ia duduk diatas sofa kamarnya dan memejamkan mata sejenak.

Dug!

Tendangan dari perutnya membuat ia membuka matanya. Ternyata janinnya juga ikut lelah. Kehamilan yang memasuki usia 6 bulan membuatnya menjadi mudah lelah. Apalagi kandungannya yang semakin membesar membuatnya sulit untuk melakukan pekerjaan.

Yura beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja naskas. Mengambil vitamin dan obat penambah darah dari laci, lalu meminum obat tersebut dengan segelas air.

Sungguh pekerjaan ini sangat melelahkan. Apalagi pinggangnya sangat sakit sekarang. Ia melihat jam dinding yang menggantung, sudah pukul 11.57 siang ia memutuskan untuk tidur siang saja. Lagipula  Sehun dan kekasihnya juga pasti belum bangun. Dan jika sudah, mereka tinggal memakan makanan yang sudah ia siapkan di meja makan, persetanan dengan makanan yang dingin. Ia sangat lelah hari ini.

Jadi, biarkan Yura beristirahat dulu. Biarkan ia menyiapkan energi tubuhnya untuk nanti.

~_~

Tbc

.
.
Jangan lupa untuk vote and comment ya man-teman☺ biar aku cepet update. Jangan jadi silent readers ya guys! Love you all
.
.
.
See you in next chapters!
.
.
See you!👩

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang