28. Definition

3.7K 306 51
                                    

Happy Reading!🤗

Don't forget to vote before you read my story!😬

Don't_be_silent_readers!...😈

______________________________

Yura menatap kearah Sehun yang saat ini terlihat kesal setelah keluar dari ruang kerja sang ayah.

"Apa yang kau lihat!"

Yura langsung tersadar. Aksinya telah ketahuan, ia jadi merasa gugup sekarang.

Yura menggeleng pelan "Tidak ada tuan." Balasnya.

"Kau menguping?!"

Yura menggeleng cepat, bagaimana ia bisa mendengar percakapan anak dan ayah itu jika ruangan yang di gunakan adalah ruangan yang kedap suara.

"Teriakan mu membangunkan seluruh penghuni rumah Sehun."

Sehun menoleh kebelakang, nampak sang ibu sedang berjalan kearahnya sambil memegang segelas minuman.

"Tumben Eomma bangun pagi, biasanya juga-"

"Juga apa? Seharusnya Eomma lah yang berbicara seperti itu. Tumben sekali kau bangun pagi, kenapa? Karena Yura bangun lebih dulu? Sebab itulah kau juga ikut bangun."

Sehun memutar matanya malas, entahlah... menurutnya tidak ayahnya ataupun ibunya semua menyebalkan pagi ini.

"Yura, ini minumlah selagi hangat."

Na Mi menyerahkan segelas coklat hangat kepada Yura sang menantu yang tentu saja langsung diterima dengan senyuman tak lupa dengan ucapan terima kasih.

"Hanya Yura?!"

Na Mi menoleh kearah Sehun, putranya. Nampak raut tak suka di tunjukkan oleh sang anak, ia hanya menatapnya saja. Setelah itu ia langsung mengalihkan pandangannya dan duduk disebelah Yura.

"Kau masih bisa berjalan dengan baik. Ambillah didapur, atau suruh pelayan untuk membuatkannya."

Sehun mendelik sebal, lalu ia melangkahkan kakinya menuju sofa dan duduk di sofa berseberangan dengan Yura.

"Pelayan!" Teriaknya.

Nampak langkah tergesa-gesa seorang pelayan mendatanginya.

"Ada apa tuan muda?"

"Buatkan aku satu mug coklat panas, jangan lupa kau bawakan aku cemilan."

Sang pelayan mengangguk paham lalu pamit undur diri menuju dapur.

Sedari tadi Yura terus memperhatikan sang pelayan itu, mulai dari ia datang dengan langkah cepat, lalu pergi kembali menuju dapur.

Ia menjadi teringat dulu akan dirinya. Dulu ia bekerja di Mansion ini sebagai seorang pelayan biasa. Ia tak pernah berharap untuk bisa menjadi anggota keluarga ini. Sampai suatu masalah menyeretnya untuk berada di tengah-tengah keluarga ini, keluarga besar Oh.

Jika bisa memutar waktu, ia lebih baik menjadi seorang pelayan dari pada harus menjadi salah satu bagian keluarga ini. Ini bukanlah kehidupannya, ia lebih menyukai kehidupan dulunya. Kehidupan yang simple dan berwarna.

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang