11. Make Me Angry!

3.8K 286 17
                                    

Hello guys!
Happy Reading guys ❤
.

Vote and comments please

______________________________

Rasanya saat ini Yura ingin menangis. Bagaimana tidak?

Ruangan yang baru saja ia bersihkan dengan susah payah dan berjam-jam lamanya, harus kembali berantakan hanya beberapa menit saja.

Entahlah, hatinya rasanya berdenyut sakit. Kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana rasanya.

Yura kembali masuk kedalam kamar.
Menutup pintu dengan kasar dan tanpa sadar air matanya mengalir. Memang dasar hormon ibu hamil!
Sudah lelah badan dan sekarang lelah batin. Menghembuskan nafas kasar dan berjalan menuju ranjang untuk beristirahat.

Baru saja ia akan berbaring, sebuah teriakan dari Oh Sehun membuat Yura buru-buru bangkit dan keluar dari kamar. Ia berjalan cepat kearah ruang televisi, dimana asal suara milik pria itu.

"Apa ada yang tuan butuhkan?" Tanya Yura saat sudah sampai diruang televisi.

Bukan hanya Sehun, bahkan teman-temannya juga ikut bergabung. Memakan makanan ringan dan membuang sampah mereka sesuka hati mereka. Hati Yura ngilu, melihat karpet yang sudah ia bersihkan sekarang kotor kembali. Yura ingin berteriak didepan wajah mereka!

Sekuat tenaga ia menahan emosi yang sudah diubun-ubun ini. Sebisa mungkin ia mencoba untuk menghibur dirinya sendiri agar dapat menahan emosinya. Dasar hormon ibu hamil!

"Buatkan kami minum."

"Baik tuan."

"Kalian ingin minum apa?" Tanya Sehun kepada teman-temannya.

"Aku ingin mocca chino saja."

"Aku ingin jus jambu."

"Aku ingin susu coklat hangat."

"Aku ingin coklat panas dan juga beberapa biskuit."

"Aku ingin kopi hitam."

"Aku ingin teh hangat saja."

"Aku samakan saja dengan Chanyeol."

Apa mereka baru saja menyebutkan pesanan mereka di sebuah kafe?

Yura bahkan sampai lupa apa saja yang mereka inginkan karena saking banyaknya keinginan mereka.

"Apa kau sudah mendengarnya?" Tanya Sehun padanya.

Yura menatapnya bingung. Bagaimana ia bisa membuatkan minuman jika minuman yang mereka inginkan berbeda-beda? Ia hanya mengangguk saja, lalu beranjak menuju dapur untuk membuatkan mereka minum.

Sayup-sayup Yura dapat mendengar mereka membicarakan sesuatu.

"Dimana yang lain? Mengapa hanya bertujuh?"

Ada lagi? Astaga!

Sebenarnya seberapa banyak teman yang dimiliki oleh si Albino itu?

Yura menggelengkan kepalanya dan mulai membuatkan minuman mereka. Ia hanya membuat minuman yang tadi ia ingat saja, Yura akan bertanya kepada mereka dan membuatkan minuman yang ia lupakan.

Ia membuat mocca chino, susu coklat hangat, biskuit, jus jambu, dan kopi hitam. Hanya itu yang ia ingat.

Yura menyajikan minuman di meja ruang televisi.

"Dimana teh hangat ku?"

"Dimana coklat panasku? Mengapa hanya ada biskuit?"

"Mengapa jus jambunya hanya ada satu?"

Yura tersenyum canggung, ia merasa tak enak hati. Namun bagaimana lagi ia tidak ingat. Dan salah satu dari mereka menanyakan jus jambunya, padahal seingatnya hanya ada satu pesanan jus jambu.

"Apa kau tak bisa mendengarnya dengan jelas saat mereka meminta apa?!"

Baiklah pria itu marah.

"Maaf tuan, mereka menyebutkan minuman yang berbeda-beda, saya tak bisa mengingat dengan jelas tadi."

Ia beranjak menuju dapur, namun langkah kakinya harus terhenti saat ada panggilan lagi.

"Minumanku sama dengan Chanyeol!"

Chanyeol?

Yura bahkan tidak tau mana pesanan Chanyeol! Heol! Chanyeol saja ia tidak tau bagaimana wajahnya!

Yura membalikkan tubuhnya.

"Maaf tuan. Memang apa yang dipesan tuan Chanyeol tadi?" Cicitnya.

"Apa kau tidak tau Chanyeol?" Tanya pria itu balik.

Sontak saja Yura menggeleng.

Gelengan Yura disambut gelak tawa dari yang lain. Bahkan seorang Oh Sehun juga ikut tertawa. Pemandanganan yang limited sekali.

"Sehun, pembantumu yang satu ini sangat kudet sekali. Padahal pembantu yang berada di Mansionmu sudah bisa mengenali Chanyeol saat pertama kali melihat Chanyeol!"

Yura mengerutkan alis bingung. Memangnya siapa Chanyeol? Mengapa ia sangat terkenal? Apa ia seorang aktor?

"Baiklah, kau tak mengenal Chanyeol bukan? Akan aku kenalkan ia padamu." Ujar pria itu

"Kau bisa melihatnya. Pria yang bertelinga lebar itu." Ucapnya sambil menunjuk pria yang sedang terlihat malas menoleh.

Yura mengangguk.

Ah! Ia ingat, pria itu memesan jus jambu. Berarti pria ini ingin jus jambu juga.

"Kau sudah bisa menyimpulkan?"

Yura mengangguk. Lalu memutar tubuhnya menuju dapur untuk membuatkan minuman mereka yang belum sempat ia buat tadi. Setelah selesai ia kembali ke ruang televisi dan menaruh minuman mereka.

"Yura, buatkan mereka minuman."

Wanita itu melirik ke-empat pria yang sedang duduk dikarpet sambil bermain video game.

Ia mengangguk.

"Kalian ingin minum apa?" Tanya Sehun kepada mereka.

Jujur Yura ingin marah sekarang. Kesabarannya sudah diuji saat ini! Rumah berantakan, permintaan yang membuatnya bingung, bolak-balik kembali kedapur. Astaga Yura ingin me-manipulasi mereka semua!

"Buatkan aku kopi saja, gulanya sedikit. Aku tak suka jika terlalu manis"

Bibir Yura rasanya berkerut keatas. Rasanya ia jengkel sekali.

"Coklat panas."

"Coca colla dingin."

"Samakan saja dengan Tao."

"Aku mengikuti Luhan."

Astaga! Siapa itu Tao? Dan siapa Luhan? Yang mana mereka?!

Astaga! Hari ini adalah hari pengujian kesabarannya!

Hatinya sudah sangat marah! Ditambah marahnya hormon ibu hamil!

Astaga!

Rasanya Yura ingin meledak!

Ingin marah, namun rasanya juga ingin menangis.

Eotteokhae?!

~_~

TBC
.

Jangan lupa tinggalkan jejak!😁
.
.
Don't forget to follow my account!
.
See you in next chapters!❤

Ps: guys, kalau seandainya kalian nemuin kata 'ku' misalnya "....bisa kulihat....." aku mohon dimaklumi ya guys:) soalnya cerita ini awalnya pakai sudut pandang orang pertama, jadi kayak menceritakan diri sendiri. Tapi akhirnya aku revisi jadi sudut pandang orang ke tiga (orng serba tahu) kyk author pov gitu.

Jadi aku mohon untuk maklum, karena ini juga aku revisi lagi karna ada yg kelewatan:))

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang