16. Damn!

3.6K 272 28
                                    

Hello guys!

Don't forget to vote before reading! Don't become silent readers!

Happy reading! ❤

______________________________

Yura terbangun dari tidurnya. Ia langsung terduduk di ranjang. Ia terlalu lama tertidur. Ia segera bangkit dan keluar dari kamar, arah pandangnya menuju kearah dapur. Ia melihat meja makan yang sudah kosong. Tidak ada makanan, bahkan piring kotor sekalipun.

Ia berjalan kearah washtaffle. Piring kotor menumpuk disana. Dengan segera Yura pun langsung mencucinya. Ia melirik jam yang menempel didinding. Pukul 15.23 Cukup lama ia tertidur.

Setelah selesai mencuci piring ia bergegas menuju ruang televisi. Dan benar dugaannya, sangat berantakan.
Mengehela nafas pelan. Ia mulai merapikan ruangan itu. Sedikit susah untuknya untuk membersihkan sampah yang berceceran. Perutnya yang mulai membesar membuatnya susah untuk menunduk.

Cukup menguras tenaga memang. Namun dapat terselesaikan juga akhirnya. Yura mendudukkan tubuhnya disofa. Hidupnya sangat berat. Andai ia tidak hamil, mungkin ia takkan selelah ini. Takdir memang tak pernah berpihak padanya.

Orang tuanya tak pernah menginginkannya, hidup tanpa orang tua, ia juga bukan orang kaya, bekerja dan bekerja itulah hidupnya, ditambah kehidupan rumit yang sedang menimpanya kini, menjadi istri dari Oh Sehun.

Takdir memang tak pernah berpihak padanya.

Mengabaikan pikiran anehnya, Yura kembali memejamkan matanya, keadaan berbadan dua membuatnya mudah lelah.

~_~

"Sayang! Jemput aku sekarang! Aku berada disalon biasa! Cepatlah! Aku tak ingin menunggu!"

Panggilan dari wanita diseberang sana membuat Sehun harus menjauhkan teleponnya dari telinganya. Suara yang sangat memekakkan telinga.

"Aku akan datang 10 menit lagi, tunggulah."

"Aku akan menunggumu. Cepatlah kemari, aku lelah!"

"Aku berangkat. Tunggulah sebentar lagi, aku mencintaimu."

Tak ada balasan. Sambunganpun ditutup sepihak oleh pihak seberang.
Sehun langsung menjalankan mobilnya lebih cepat agar segera sampai ditempat tujuan. Sesuai janjinya, bahkan tidak ada 10 menit ia sudah sampai. Pria itu langsung membuka pintu mobil dan berjalan kearah wanita sedang menunggu di bangku tunggu didepan salon.

"Kau sudah sampai?!"

Pelukan erat dari sang wanita membuatnya tersenyum.

"Sudah selesai?" Tanya Sehun sembari mengurai pelukan.

Wanita itu mengangguk.

Setelahnya mereka berjalan bergandengan menuju kearah mobil.
Mobil pun melaju dengan kecelatan sedang meninggalkan area salon.

~_~

"Ya! Oh Sehun! Kau itu lupa atau pikun?! Dimana kau sekarang?! Bodoh! Hari ini kau ada rapat bertemu dengan Dewan Perusahaan Changi! Bodoh?! Kau ingin kontrak ini dibatalkan huh?! Cepatlah datang kekantor, Dewan sudah menunggumu hampir setengah jam!"

Baru saja Sehun menurunkan Hyein, wanitanya didepan apartemen wanita itu. Telinganya harus mendengung karena teriakan dari teman satu rekannya.

"Bisakah kau santai sedikit bung, kau membuat telingaku pecah."

Marriage With Mr. Sehun [SehunYura] #BJPWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang