Cat & Dog

71 4 0
                                    

Adria keluar terlebih dahulu dari ruangan, di susul oleh Min Hyuk. Air muka mereka sama - sama tidak bersahabat. Sesaat sebelum berpisah jalan, mereka menatap satu sama lain. Lalu mereka segera membuang muka dengan pandangan bersungut - sungut. Siapapun yang melihatnya akan langsung paham apa yang terjadi.

"Ya ampun, apalagi kali ini?"

"Mereka pasti bertengkar lagi" 

"Ini sudah kesekian kalinya mereka berdebat"

"Selalu saja begitu"

Sudah bukan suatu hal yang mengherankan melihat kedua orang itu cekcok, debat ataupun adu mulut.

Sudah bukan suatu hal yang mengherankan melihat kedua orang itu cekcok, debat ataupun adu mulut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa menit yang lalu di ruangan .

"Aku ingin orang ini ada di cover majalah kita bulan depan" kata Adria meletakkan bolpoin elektriknya ke meja.

"Adria, kita tidak bisa. Kau tahu kan masyarakat Korea masih tabu sekali dengan LGBT. Kalau kau tetap bersikeras itu akan berdampak pada penjualan bulan depan" balas Min Hyuk sedari tadi duduk di pinggiran meja Adria.

"Justru itu aku ingin membuka mata mereka semua" balas Adria.

"Tidak semudah omonganmu barusan itu Addy" kata Min Hyuk lagi.

"Mudah kok, nyatanya aku selalu bisa menerbitkan majalah tiap bulannya" balas Adria.

"Adria. Pernahkah kau perhatikan, jika pasaran fisik majalah kita selalu kalah dengan pasaran digital?" tanya Min Hyuk menatap Presdirnya.

"Kau tidak usah menceramahiku ya" balas Adria.

"Itu karena majalah kita lebih di sukai orang asing daripada masyarakat kita sendiri. Bagaimana kalau kita tunda dulu ide itu?"

"Aku tidak mau" Adria berdiri dari tempat duduknya.

"Kau harus mendengarkanku Adria, aku wakilmu" Min Hyuk kembali menatap Adria.

"Aku mendengarmu dengan jelas" balas Adria.

"Kau harus juga mempertimbangkannya, kenapa sih kau ini keras kepala sekali. Aku heran apa yang ibumu inginkan saat hamil kau sehingga lahir seperti ini"

"Jangan bawa – bawa ibuku, f*ck you" kata Adria membuat Min Hyuk melotot.

"Excuse me. Are you just cursing me?" tanya Min Hyuk tidak percaya.

"Ya, kau tidak salah dengar atau kau tuli? Perlu aku teriak di lubang telingamu?" Adria menarik telinga Min Hyuk.

"Kau, dasar dobby" kata Min Hyuk mengacu pada peri rumah di film Harry Potter yang sangat menjengkelkan sekaligus menggemaskan.

"Apa katamu? Jangan samakan aku dengan kurcaci itu ya Lee Min Hyuk" bentak Adria.

"Dia itu peri rumah, bukan kurcaci buruk rupa yang kau bilang tadi. Hah, aku heran apa benar kau lulusan London kalau Dobby saja kau tidak tahu" balas Min Hyuk.

Adria tak berkata apa – apa. Tapi, beberapa saat kemudian Min Hyuk mengaduh memegangi tulang keringnya yang baru saja di tendang oleh Adria.

"Ya!! Ijjashiki" umpat Min Hyuk.

"Omo! Aku tidak dengar" kata Adria meninggalkan Min Hyuk. Namun Min Hyuk mengejarnya dengan ocehan panjang lebar. Adria sengaja mengibaskan rambut tebal bergelombang berwarna biru sehingga mengenai wajah wakilnya.

"Kau!" Min Hyuk berusaha sekuat tenaga untuk tidak kembali mengumpat mengingat mereka berdua sudah di luar ruangan.

Setelah mereka berpisah arah, barulah Kaisa dan Chang Kyun keluar. Mereka berdua menggelengkan kepala bersamaan. Lalu Chang Kyun memegangi perut Kaisa yang sudah terlihat besar di trimester keduanya. Iya, sudah 3 bulan sejak Lee Min Hyuk dan Im Chang Kyun bekerja di perusahaan ini. Selalu saja diskusi Presdir juga wakilnya berakhir seperti yang barusan terjadi.

"Hey bubble. Maklum ya ibu baptismu memang suka marah – marah begitu. Tapi, kau jika kau ingin sukses. Kau harus bekerja keras sepertinya" Kaisa menepuk perut besarnya. Chang Kyun tersenyum, tugasnya saat ini adalah mengejar Adria dan membujuknya untuk kembali karena rapat divisi akan di mulai dalam waktu satu jam.

Pria itu menemukan Adria tengah duduk di salah satu bean bag berwarna neon, menenggelamkan tubuh mungilnya di tempat duduk yang terbuat dari kumpulan angin dalam bahan parasut. Perempuan itu memandang ke luar jendela kaca yang mengelilingi ruangan rekreasi bersama. Chang Kyun turut duduk di salah satu bean bag yang tak jauh dari Presdirnya.

"Dobby itu lucu"

Ucapan Chang Kyun barusan membuat Adria tersulut.

"Dobby itu banyak bicara. Tapi, semua yang ia bicarakan itu benar. Menjengkelkan. Tapi juga menggemaskan. Semua orang menyukai dobby Sajangnim" kata Chang Kyun kemudian.

"Setidaknya ia tidak meneriakiku Kreacher. Kalau nama itu yang ia sebut. Mungkin saat ini ia sudah masuk rumah sakit" kata Adria tertawa, senyumnya itu membuat Chang Kyun juga tersenyum.

"Hyung itu menjengkelkan memang. Namun, tidak ada salahnya mendengarkan apa katanya Sajangnim" kata Chang Kyun kemudian.

"Kau memanggil Min Hyuk, hyung?" tanya Adria.

Chang Kyun mengangguk, membuat hati Adria mencelos. Betapa imutnya asisten secondarynya itu.

"Kalau begitu kau harus memanggilku noona" balas Adria.

"Ini perintah?" tanya Chang Kyun.

"Iya. Kalau tidak akan ku potong gajimu" ancam Adria.

"Anggg, jangan Sajangnim. Aku masih perlu gajiku!" komplain Chang Kyun membuat Adria mencubit pipi pria itu.

"Noona" balas Adria.

"Mmm. Arraseoyo, Adria noona" panggil Chang Kyun.

"Good boy" Adria mengusak kepala Chang Kyun, lalu beranjak dari bean bag nya.

"Ayo kita kembali ke ruangan. Sebentar lagi meeting" kata Adria lagi.

"Itu tujuanku kesini. Ayo" Chang Kyun memeluk lengan Adria, lalu ia tersadar akan kebiasaannya dan langsung meminta maaf juga melepaskan lengan Presdirnya.

Adria tersenyum, ia melenggang keluar ruang rekreasi. Sementara Chang Kyun mengekor di belakang sembari membawa sepasang high heels yang perempuan itu tinggalkan saat beranjak dengan bertelanjang kaki.

 Sementara Chang Kyun mengekor di belakang sembari membawa sepasang high heels yang perempuan itu tinggalkan saat beranjak dengan bertelanjang kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KintsugiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang