Adria Taylor : "You just know my name. Not, my story. Even my future. So, shut the f*ck up!"
Lee Min Hyuk : "Tuhan, tolong beri aku kesabaran ekstra menghadapi wanita jelmaan Dewi Hera ini. Rasanya ingin aku membuangnya ke Tartarus saja"
Im Chang Ky...
Saat ini Adria hanya bisa berdoa dengan gugup. Kepalanya masih pening begitu menerima telphon tadi. Sekarang ini saja dia masih memakai celana mini dengan hoodie kebesaran. No make up, hanya kacamata minus yang menggantung di wajahnya. Perutnya kelaparan dan tidak bawa uang. Saldo dompet digitalnya juga lupa tak ia isi. Hari ini hari libur, itu artinya dia tidak bisa mengganggu asistennya atau siapapun.
Smartphonenya berbunyi, panjang umur. Baru mau di sebut, sekarang dia sudah telphon.
"Hey babe"
"Kau sudah bangun? Tumben, mau sarapan bersama?"
"Huuu, kau memang penyelamatku. Temui aku di Rumah Sakit XXXX"
"Kau sakit? Kau menyetir sendirian kesana? Kenapa tidak telphon aku? Chang Kyun di mana?"
"Sudah, cepat kesini. Aku mau pingsan"
"Arraseo. Gidaryo"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Min Hyuk berlari secepat mungkin ke ruangan yang sudah Adria infokan sebelumnya. Rasa panik dan khawatir menguasainya sedari tadi, bagaimana mungkin wanita itu bisa sampai kesini sendirian? Sedari tadi otaknya meminta Min Hyuk untuk tenang. Tapi, ia tidak bisa. Lalu ia menemukan Adria tengah duduk di kursi tunggu yang tersedia di sepanjang koridor. Wanita itu tersenyum, kemudian berdiri. Ia segera memeluk Min Hyuk dengan erat. Aduh, kenapa celananya pendek sekali sih? Omel Min Hyuk dalam hati.
"Ruang bersalin?" baca Min Hyuk masih mendekap Adria dalam pelukannya.
"Iya. Kata Sung Jin ia akan datang 10 menit lagi. Tapi, sampai sekarang belum datang"
"Sung Jin? Siapa itu?" Min Hyuk mengusap wajah Adria yang tampak mengantuk.
"Suami Kaisa, siapa lagi. Dia masi ada di ruang operasi"
"Ha? Suaminya sedang di operasi?" Min Hyuk membelalakkan kedua matanya dengan ekspresi lucu.
"Bukan, dia itu dokter yang mengoperasi. Mungkin penangannya sulit. Lalu jam 4 pagi buta tadi, Kaisa menelphonku. Dia bilang perutnya sakit. Jadi, aku buru – buru kesana. Bahkan aku tidak sempat ganti baju" Adria masih menempel seperti koala pada Min Hyuk yang terus mendekapnya.
"Celanamu ini terlalu pendek" kata Min Hyuk lagi.
"Hoodieku terlalu besar" Adria tertawa.
Kemudian terdengar langkah kaki terburu – buru, mereka berdua menoleh. Pria itu terengah – engah, jas lab nya tersampir di tangan kanannya.
"Sung Jin" panggil Adria.
"Adria. Apa anakku sudah lahir?"
"Belum. Lebih baik kau masuk sekarang. Mereka menunggumu" Adria tersenyum, satu tangannya terkait ke tangan Min Hyuk yang lain.