The Truth

49 3 0
                                    

Pagi itu Adria membantu Ki Hyun menyiapkan sarapan. Sementara Min Hyuk bermain dengan Ki Chan. Min Hyuk baru sadar jika Adria mempungai tato di paha kanannya. Semacam quote singkat yang tak pernah Min Hyuk lihat sebelumnya. Setelah siap mereka berempat berkumpul di meja makan.

"Nanti ada satu hal yang harus kalian lakukan sebelum pulang" kata Adria mengusap bibir Ki Chan yang belepotan.

"Apa itu?" tanya Ki Hyun.

"Lihat saja nanti" kata Adria menghirup sup iga sapinya dengan semangat.

"Soo Bin - a" panggil Min Hyuk membuat Adria juga Ki Hyun mengangkat wajahnya terkejut. Walaupun itu nama Korea Adria, ia sendiri masih merasa asing dengan nama itu.

"Ada apa?" sahut Adria kembali tenang.

"Semalam itu kau mimpi buruk?" Min Hyuk mengunyah japchae nya perlahan.

"Eungg" Ki Chan memasang wajah penasarannya.

"Katamu mimpi itu sudah berhenti. Kau bohong?" Ki Hyun menatap Adria, mengingat sebulan yang lalu wanita itu pernah bilang jika ia tak pernah bermimpi buruk lagi.

"Mungkin dosis obatku kurang tinggi. Akan ku minta dokter menaikkan dosisnya dan mimpi itu akan hilang" Adria tersenyum, Ki Chan meraih wajahnya.

"Sowwy mommy" ucap Ki Chan membuat mereka bertiga terkejut.

"For what?" Ki Hyun mengusap tengkuk Ki Chan.

"Kalena semalam Ki Chan ketidulan dan tidak membeli mommy good night kiss. Kata daddy kalau sebelum tidul kita mendapat kiss. Mimpi buluk tidak akan datang" jelas bocah itu membuat Adria gemas.

"Tidak kok. Mommy tidak mimpi buruk. Gwaenchana baby" Adria tersenyum, lalu Ki Chan memberinya sebuah kecupan di bibir Adria.

Percakapan tentang mimpi buruk itu berkahir begitu saja.

Ternyata sebelum mereka pergi, Adria terlebih dahulu mengambil meteran baju dan mulai mengukur bagian - bagian penting untuk baju mereka. Adria melontarkan ujung meteran hijau itu melalui punggung Min Hyuk. Ketika berusaha meraih ujungnya yang lain, pipinya menempel ke dada pria yang tengah merentangkan kedua tangannya di depan Adria. Perempuan itu bersenandung, tangannya mencatat angka di sebuah note kecil.

"Warna apa yang kau suka?" tanya Adria saat mengukur panjang lengan Min Hyuk.

"Aku suka warna merah. Sebenarnya kau ini mau apa sih?" tanya Min Hyuk.

"Minggu depan sudah taun baru (lunar year) jadi sudah menjadi tradisi semua karyawan harus memakai hanbok. Karena tahun ini aku ketambahan anggota keluarga baru. Maka aku akan membuat hanbok paling bagus untuk mereka" Adria tersenyum, rasa hangat menjalari dada Min Hyuk.

"Apa kau penjahit?" tanya Min Hyuk melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku bisa menjadi apapun yang kau inginkan" kata Adria tertawa.

"Pacarku misalnya" balas Min Hyuk membuat Adria berhenti tertawa. Perempuan itu menarik jari tengahnya, lalu.

Pletak!!!!

Min Hyuk berjongkok sembari memegangi dahinya yang baru saja terkena ttak bam dari Adria. Kedua matanya berair, rasanya sakit sekali.

"Choi Soo Bin. Neo!!!!! Arghh. Menyebalkan!! Aku harap Hades membawamu ke Tartarus!" Teriak Min Hyuk.

"Aku bukan Persephone yang bisa begitu mudah di bawa ke dunia bawah tanah" balas Adria dari kejauhan.

"Aku bukan Persephone yang bisa begitu mudah di bawa ke dunia bawah tanah" balas Adria dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KintsugiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang