35 : Pernyataan Cinta

6.8K 208 9
                                    

Berbagi kebahagiaan kala liburan tiba.

-------

Tik tik tik tik

Sedaritadi Keina sibuk mencari referensi dan inspirasi untuk puisi yang akan ditulisnya saat lomba nanti. Jevo yang sedang membaca buku sesekali melirik pada Keina yang ia cukup kenal bagaimana tingkahnya kalau sudah asik dengan dunianya.

Dari sudut lain, diam-diam Sonia seringkali mencuri pandang ke arah Jevo dan Keina.

"Tau gak vo, gue sangat antusias untuk lomba ini. Aaa pokoknya gue harus lakuin yang terbaik!" Keina bersemangat dengan tangannya yang terus mengetik.

Jevo hanya mengangguk dan tersenyum sambil terus membaca buku di tangannya.

"Gini udah bagus belum ya?" Tanya Keina pada dirinya sendiri sambil memandangi hasil puisi sementaranya.

Jevo melirik Keina dan menutup bukunya. Dipandanginya Keina yang terlihat sedang berpikir itu.

"Mana coba, gue boleh liat?"

Tanpa menunggu Keina menjawabnya Jevo mendekatkan kepalanya ke arah Keina. Ia membaca puisi itu lalu kembali ke posisinya semula.

"Udah bagus,"

"Bagus sebelum ketemu yang lebih bagus vo."

"Oke.. Terus kira-kira masih kurang apa?"

Keina menyengir.

"Gaktau..hehe"

Jevo memandang Keina datar lalu bangkit dari kursinya.

"Kan sekarang lagi jam istirahat, makan dulu mau?"

"Tapi gue gak laper." Jawab Keina sambil mengedit kembali puisinya.

"Hmm jadi puisi bisa bikin kenyang ya."

Keina tak menggrubis.

"Kira-kira puisi bisa bikin orang lupa gak ya kalo dia suka dianterin makan sama temennya?"

Dengan cepat Keina menoleh, tampak jengkel.

"Kodenya keras sekali ya, vo.."

Jevo mengedikkan bahu lalu pergi meninggalkan Keina. Panik, Keina segera menutup laptopnya dan mengejar Jevo.

"Vo, tungguin ih!"

Dari kejauhan, Sonia menghela napas sambil memejamkan mata.

***

SMA Giuhena.

"Kamu kenapa akhir-akhir ini jadi diem gini sih, Van?" Siara duduk di samping Revan yang sejak tadi seorang diri di taman sekolah.

Revan menoleh dengan sedikit kaget, "Siara? Kok lo di sini?"

"Abis aku heran sama kamu yang sekarang."

Revan berkedip beberapa kali, "Maksudnya?"

"Kamu jadi lebih diem."

"Y-ya gue daritadi emang diem karena emang gue sendirian di sini. Mau ngomong sama siapa coba? Nah sekarang kan ada lo, jadi ngomong deh, hehe." Kata Revan sambil memandangi taman.

Kening Siara mengerut.

"Van, aku selalu ceritain setiap masalah aku ke kamu, dan aku akan selalu terima kalo kamu melakukan hal yang sama ke aku, tapi kamu gak pernah van, sekali aja. Aku pengen ada peran untuk bantu masalah kamu, semampu aku." Ia menyondongkan wajahnya dan menoleh pada Revan, berharap Revan bisa menjawab dengan melihat wajahnya.

Revan tersenyum lalu memutar kepalanya ke arah Siara.

"Makasih ya Ra, tapi saat ini emang gue gak ada masalah yang harus gue ceritain. Percaya sama gue. Lain kali dan di waktu yang tepat, pasti gue akan cerita sama lo."

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang