17 : Sweet Saturday

10.4K 243 13
                                    

Keina's Pov

Aku benar-benar mengantuk saat ini, ingin sekali rasanya tidur, tapi di depan kelas Pak Johny terus menjelaskan dan matanya sedaritadi terus mampir padaku. Aku tahu, karena terlalu banyak kasusku tertidur di kelas.

"Son" panggilku dengan malas sambil menyandarkan kepala di meja. Sonia terus fokus ke pelajaran. Bener-bener, Sonia dalam pelajaran sama luar pelajaran itu berbeda 180 derajat.

--

"Keina, ini sudah kasusmu yang keberapa kali tidur di kelas"

Aku hanya menunduk menahan kantuk di hadapan Pak Johny. Ruang guru cukup ramai saat ini karena sedang jam istirahat. Dan aku.. murid satu-satunya di ruangan ini.

"Keina?"

"Ya pak.." aku terus menunduk. Mataku benar berat sekali. Aku tidak mau Pak Johny melihat wajah ngantukku ini.

"Arta? Ngapain kamu?"

Mataku seketika membundar mendengar Pak Johny menyebut nama Kak Arta. Saat kuangkat kepala, Kak Arta sudah berada di sampingku dengan senyuman lebarnya.

"Keina kenapa, Pak?" Kak Arta tersenyum pada Pak Johny sambil mengusap kepalaku sekilas.

Pak Johny memandang kami bergantian beberapa saat. Kak Arta dengan santainya terus tersenyum pada Pak Johny, hingga akhirnya Pak Johny berdeham dan menjelaskan semuanya.

Kak Arta membuang napas panjang setelah mendengarkan semua cerita Pak Johny dan tersenyum padaku.

"Keina.." katanya sambil terus tersenyum.

Aku mengusap-usap tengkukku sambil nyengir-nyengir ragu.

"Keinanya saya bawa ya, Pak? Saya mau ajak makan biar gak ngantuk lagi. Ya, Kei?" dia menatapku seakan berbicara 'bilang aja, iya'.

Aku mengangguk cepat sambil senyum merayu pada Pak Johny. Sebenernya aku juga gak abis pikir kalo Kak Arta bakal seberani itu izin mengajakku pergi.

Pak Johny memandang kami bergantian persis seperti saat kedatangan Kak Arta tadi, akhirnya dia membuang napas depresi "Yaudah" dia menatapku "Azesca Keinathea"

"Ya, Pak?" niatku menjawabnya tapi diujung kalimatku menjadikannya terdengar seperti.. pertanyaan.

"Denger saya" dia memberi jeda "Jangan ulangi lagi"

Aku berjalan keluar ruangan guru bersama Kak Arta, dan saat sudah benar-benar di luar ruang guru Kak Arta merangkul bahuku.

Dia tertawa sambil terus berjalan "Emang lo udah berapa kali tidur di kelas?"

"Gak sering. Ini baru yang ketiga, Pak Johnynya aja yang alay"

Tangannya yang melingkar di bahuku menyubit pipiku sekilas, dan Kak Arta kembali tertawa. Aku tau mungkin dia sedang dalam mood yang sangat-baik, sebaliknya denganku.

Kantin sangatlah ramai saat ini, benar membuat kepalaku semakin pusing melihat murid yang berlalu lalang. Mana lagi aku harus berhati-hati atau akan tertumpah makanan yang mereka bawa.

Jentikkan jari Kak Arta membuyarkan segala pikiranku.

"Mau makan apa?"

Aku menggeleng ragu "G-gak tau"

Kak Arta tersenyum dan membawaku ke meja yang masih kosong. Dia masih berdiri dan menyuruhku untuk duduk.

"Gue pesenin, lo tunggu aja di sini"

Aku mengangguk dan memerhatikan Kak Arta yang mulai hilang di antara sesaknya anak-anak. Ngomong-ngomong Sonia sama Jevo mana ya? Mataku menelusuri semua sudut kantin namun tidak menemukan mereka. Padahal tadi mereka keluar kelas bersamaku kok. Hanya saja kami berpisah karena aku harus ke ruangan guru.

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang