28 : Hitung Mundur

8.1K 228 19
                                    

Author's Pov

Revan membawa Keina sampai tepi pantai di antara pepohonan kelapa yang menjulang tinggi dan duduk berdua di sana. Selama beberapa saat keduanya asik dengan dirinya masing-masing memandangi deburan ombak yang terasa menghangatkan di malam yang dingin ini.

Revan sedikit menggerakan badannya dan menoleh pada Keina. Keina masih memandang jauh lautan. Revan tersenyum.

"Ini yang kamu maksud pantai kosong?" Revan terkekeh.

Keina sedikit kaget dan mengedipkan matanya beberapa kali. "Eh? Hmm.." Jawabnya tanpa menengok sedikitpun.

"Oh ya kita gak bawa makanan ke sini,"

"Gakpapa kali kak, tahan kok aku."

"Yakin?"

"Yakin dong."

Revan mengangguk pelan kemudian kembali memandangi laut.

"Kamu kenapa suka pantai sih, Kei?"

Tiba-tiba Keina membuka mulutnya hingga setengah menganga kemudian menengok cepat pada Revan.

"Kakak tau darimana ya aku suka pantai? Aku baru ngeh!"

Sontak Revan tertawa lebar. Cukup nyaring dan untung hanya mereka berdua di sana jadi Revan merasa bebas.

"Cantik-cantik kok pelupa,"

"Kok pelupa?" dengus Keina kesal.

"Kamu kok yang bilang sama aku."

"Kapan coba?" tanya Keina dengan nada menantang sambil mengangkat dagunya.

Revan memandang sekeliling seperti mengingat ingat kejadian saat Keina mengatakan itu.

"Udah lama sih, kalo gak salah juga aku masih kelas 5 SD. Kamu bilang sama aku pas kita lagi naik ayunan yang deket rumahku loh."

Revan dan Keina seketika bernostalgia bersamaan. Keduanya, tanpa saling mengetahui, mengingat dan langsung terbayang saat itu.

Flashback..

Keina terus merengek untuk keluar dari rumah Ryan--teman Papanya--dimana di luar sana pemandangan sangat indah. Apalagi, hari ini cuaca sangat cerah dan langit biru jernih dengan sedikit goresan tipis putih awan.

"Abisin dulu makannya Keina sayang.." Diana merayu anak perempuannya yang lucu itu.

"Gak mau ma Keina mau main keluar!" Keina menggerak-gerakan kakinya yang melayang di bawah kursi dengan kencang.

Tanpa sempat Diana tahan Keina melompat dari Kursi. Semua kaget dan langsung bangkit berniat menahan Keina. Namun anak itu begitu lincah hingga semua pun memilih kembali duduk walau Diana masih belum kembali ke ruang makan mengikuti Keina.

Vina, istri Ryan, menyuruh Revan, anaknya untuk mengejar Keina. Dengan patuh bocah tampan itu langsung menegak minumnya dan meninggalkan ruang makan.

Di luar rumah sudah ada Diana yang mengejar Keina dengan panik.

"Tante Diana!" Teriak Revan sambil berlari Kencang menuju wanita itu. Diana berhenti dan menoleh pada Revan.

"Tante gak usah kejar Keina, Revan aja, nanti Revan ajak Keina jalan-jalan kok biar dia gak ngambek lagi."

"Yaudah Revan, tolong tante ya.." Diana mengusap kepala Revan dan ia mengangguk yakin.

··

"Keina... Kamu kenapa kabur sih, kalo kamu tadi udah selesai makan aku mau kok ajak kamu main."  ucap Revan terengah-engah saat sampai di depan sebuah ayunan putih di antara rerumputan Aysiven.

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang