25 : Sahabat Hina

8.5K 229 9
                                    

Author's Pov

"Jevo? Mau apa lagi lo?"

"Son, gak gini. Please. Kita bisa selesain ini baik-baik tanpa ngerugiin siapapun kan?"

"Siapapun? Keina maksud lo? Yang lo maksud dari 'siapa pun' itu Keina doang kan? Udah lah, Vo"

Jevo menghela napas sambil memejamkan mata beberapa saat. Kemudian dipandanginya Sonia yang sebagian tubuhnya masih di balik gerbang. Sonia memang tak berniat untuk benar-benar bertemu dengan orang di hadapannya ini.

"Gue gak enak kalo harus ngomong di gerbang gini, Son."

"Kalo gak enak silahkan pergi" jawab Sonia dengan ketus kemudian beranjak menutup gerbang rumahnya.

"Son" dengan cepat Jevo menahan gerbang itu.Tentu saja tenaga Jevo langsung membuat Sonia menyerah. Ia pun membuka gerbang itu lebih lebar dari sebelumnya.

"Mau lo apa sih?!"

"Ng, kita omongin baik-baik? Tapi gak di sini."

Sonia mengangkat sebelah alisnya "Lo pikir gue mau?"

"Gue pikir lo mau."

Sonia membuang napas cepat dan menutup pintu itu tak kalah cepat dengan hembusan napasnya. Jevo tak menahannya kali ini.

Jevo berjalan menuju mobilnya yang terparkir tepat di depan rumah Sonia, kemudian ia bersandar di sana. Berkali kali ia melihat jamnya bergantian dengan melirik-lirik rumah Sonia yang megah itu. 20 menit terlewati dan Jevo masih saja di tempatnya. Jevo berjalan kesana kemari kemudian kembali ke tempatnya. Begitu seterusnya tanpa hasil.

Tiba-tiba senyuman lebar terbentuk di wajah Jevo. "Gue tau pikiran gue gak pernah salah, Son."

Sonia yang terlihat sudah rapi keluar dari gerbang rumahnya dan menghampiri Jevo. "Sayangnya lo tetep salah. Gue ngelakuin ini karena gakmau lo tetep ada di depan rumah gue kayak gini."

"Gue bener. Karena gak mungkin lo di sini sekarang kalo lo gakmau" senyum Jevo semakin melebar dan semakin membuat Sonia jengkel.

"Jadi sebenernya lo mau ngomong tau gak sih, Vo?"

Jevo tertawa sambil mengeluarkan kunci mobilnya dari kantong celana. "Halah gitu doang marah, yaudah masuk sana."

·.·.·.·

Keina menyilangkan tanggal pada kalendernya dengan spidol berwarna merah.

"Dua hari lagi malam tahun baru," ia menutup spidol itu dan menaruhnya sembarangan.

"Dua hari family gathering," ia tersenyum.

"Dua hari lagi ke pantai," dan kini senyumnya kian melebar.

Ia bangkit dari kursi belajarnya dan berlari menuju tempat tidur. Diangkatnya kedua tangannya tinggi-tinggi

"Gak sabaarr!" jeritnya sambil menjatuhkan diri ke tempat tidur empuknya.

Yo brotha A to Z, lantunan lagu Geek in the pink berbunyi. Diam sebentar untuk menunggu apakah itu hanya misscall atau benar-benar menelepon. Kemudian dia bangkit dan menuju handphonenya yang berada di meja belajar.

Awalnya Keina merasa terganggu karena baru saja ia menyentuh tempat tidur tapi harus bangkit lagi untuk mengangkat telepon. Namun rasa itu seketika hilang begitu melihat nama yang tertera di layar itu.

"Halo Kak" Sapa Keina sambil duduk diri di kursi belajarnya.

"Aku mau ngajak kamu keluar"

"Kemana?"

"Mau atau nggak nih? Kan nanti kita gak malam tahun baruan bareng. Seenggaknya, kita 'menjelang malam tahun baruan' bareng kan?"

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang