11 : Bangun-Bangun-Bangun

13K 265 7
                                    

08:12

Revan's Pov

Sekarang aku sudah ada di depan pintu kamar Keina untuk membangunkannya dan untuk membuktikan omongan Radit. Saat kubuka pintunya dingin AC menyeruak keluar.

Kamarnya rapi. Sebuah rak buku besar menutupi salah satu sisi kamarnya. Dan gorden masih tertutup rapat. Radit yang hebat. Dia gak buka gordennya. Dan di tempat tidur Keina benar-benar masih lelap tertidur mengenakan piama ungu bunga-bunga dengan guling di pelukannya.

Langkah awal, membuka gorden. Saat membuka mata dan langsung ngeliat cahaya matahari itu satu hal paling dibenci orang bangun tidur, kayaknya. Selanjutnya, matiin AC. Gerah, gerah dah tuh. Langkah ketiga. Mulai bangunin Keina.

"Kei.."

Gak ada jawaban.

Keina lucu juga kalo lagi tidur. Kalem. Jauh dari bayanganku. Aku duduk di tepi tempat tidur Keina. Aku ngerasa ngedudukin sesuatu. Bodohnya bukannya langsung bangkit dan liat itu apa, sempat-sempatnya aku berpikir dulu apa itu yang sekarang sedang aku dudukin. Terasa seperti..

"Nah kan!" seruku saat melihat apa yang aku duduki itu. Komik-komik yang bertebaran gak karuan di tempat tidur. Dasar Keina. Bener berarti emang dia semalem begadang sama komik.

"Keina!!! Bangun. Siang nih siang!"

Keina mulai bergerak. Kemajuan. Matanya sedikit terbuka dengan agak menyipit.

"Silau banget sih"

"Ya kan udah siang. Kamu gak ada perlu apa-apa emangnya hari sabtu?"

Seketika mata Keina membundar. Dia segera bangkit dari tempat tidur dan mengambil handphonenya di meja kecil samping tempat tidurnya. Wajahnya seketika itu pula langsung panik.

"Haaa kan misscall" katanya sambil mengerucutkan bibir

"Dari siapa? Telpon balik aja lah"

Keina mengangguk kecil sambil nampak menyentuh-nyentuh handphonenya. Dia menunggu telepon itu diangkat masih dengan wajah paniknya. Siapa yang dia telepon? Kenapa sepanik itu?

"Halo" begitu katanya

"Jadi ke rumah?"

"Iya baru bangun sih, maaf ya"

Cie elah gue berasa tembok.

Aku memerhatikan Keina yang nampak asik berteleponan dengan ntah siapa dia. Aku mendekati Keina dan mendekatkan wajahku dengan telinga satunya yang tak tertutup handphone untuk membisikkan sesuatu agar teleponnya tak terganggu.

"Good morning" aku tersenyum kemudian melihat Keina dengan ekspresi herannya.

Aku segera keluar dari kamar itu. Kedua kalinya aku diabaikan oleh Keina. Satu, jemput dan rela ngebangkai di mobil Radit buat nunggu dia setelah itu dia asik baca komik. Dua, bangunin dia dan setelah bangun dia malah asik teleponan sama ntah siapa.

Aku kembali ke ruang makan dengan mood yang emang kurang baik karena perlakuan Keina tadi. Sudah ada Om Harry dan Tante Diana. Radit di sana melihatku sambil tersenyum gak jelas.

"Gak berhasil kan lo?"

Aku menaikkan sebelah alis sambil menarik kursi

"Siapa bilang"

"Trus mana Keinanya"

Aku melirik ke tangga. Keina belum kunjung turun dari kamarnya. Aku mengangkat bahu.

"Gaktau. Bentar lagi turun paling."

"HAAAAII" nah kan dateng.

Om Harry, Tante Diana, dan Radit menatapku bangga. Segitunya

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang