5 : Puncak Gedung

13.5K 345 8
                                    

Selama iniiii gue belom pernah nyoba pake characters pov gitu yaak sekarang mau coba ah semoga gak aneh ya:3

-------------------------------

Keina's Pov

Sonia gak paham banget sih aku lagi aus gini malah diajak buru-buru kabur. Lah dia sama Jevo? Asik minum es jeruk.

"Tapi gue haus" kata-kata itu pun terlontar dari bibirku dan mengakibatkan pandangan iba dari Sonia dan Jevo sekilas.

"Yaudah, beli minum dulu gih sana, cepet" dagu Sonia menunjuk pendingin di sisi warung itu. Dan dia langsung bertopang dagu sambil menatap Jevo yang sedang tertawa--tanpa suara.

Aku langsung lari gitu aja ke lemari pendingin. Tanpa pikir panjang aku mengambil minuman favorite ku--air mineral. Kenapa? Karena murah, dan nikmat (?). Kalo dibilang mau yang lain atau nggak sih aku mau.. cuma karena si Sonia keliatan pengen buru-buru jadi pilih yang cepet aja.

Aku kembali menghampiri mereka dengan elok nan anggun bak bidadari turun dari kayangan

"Yok pergi" ucapku

Jevo menatap air mineralku. Dia kepengen kayaknya.

"Udah?" dia mengangkat sebelah alis dan mendapat anggukan pelan dariku.

Dia mengangguk sambil tertawa tak bersuara lagi sambil melihat Sonia.

"Yaudah deh, yuuuk" Sonia merangkulku keluar dari warung itu dan berjalan lumayan jauh menuju tempat Jevo memarkir mobil. Dasar nih anak dua mau ke warung bukannya mobil pindahin juga.

Sepanjang jalan Sonia mulai berangan-angan tentang fotonya nanti.

"...pokoknya gue gak mau ngambil gambar di tempat aneh kayak gini" dan banyak lagi cerocosannya.

Minta dilempar sendal banget ini anak, sayang sih aku pake sepatu.

"Ngomong-ngomong Jevo mana?" ucapku sambil melirik kanan-kiri-depan-belakang-atas-dan balik sepatu.

Sonia mengerutkan alis seraya mengangkat bahu sekilas.

Dan mobil Jevo udah nampak di pandangan kami. Di parkir dekat lapangan semen yang udah agak rusak semennya. Dan terlihat disana anak-anak dengan ceria bermain sepak bola, nyeker.

Langsung aku mendekati lapangan itu meninggalkan Sonia, dan menyalakan kamera. Mengambil beberapa gambar yang--aku suka banget.

"Dingin!!!" aku gak salah ngomong. Ini emang udah siang tapi barusan ada yang dingin-dingin nempel di pipiku. Gzz. Aku menoleh.

Jevo?

"Ih Jevo" Aku memukul bahunya yang berada di sampingku dan langsung mematikan kamera.

Dia tertawa santai sambil menyodorkan sekaleng minuman bersoda. "Kalo minum yang ada rasanya, kenapa" katanya padaku. Tapi pandangannya gak ke aku malah ke anak-anak yang sedang bermain bola.

Aku langsung mengambil minuman itu dengan secepat mobil di jalan tol. "Makasii" aku nyengir dan mencubit lengannya.

Jevo mengusap lengannya kesakitan.

Lalu Jevo menepuk bahuku dengan lembut.

"Ayo ke mobil"

Aku mengikuti Jevo dari belakang menuju mobilnya. Dan terlihat Sonia sedang menyender di pintu mobil, nampaknya sudah cukup lama.

"Lama deh, Vo. Panas.."

Kami pun meninggalkan Pianjane. Sudut Todetecoz yang jarang dipandang. Aneh bagi kebanyakan orang. Unik bagi diriku.

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang