29 : Berbohong

7.1K 238 13
                                    

Author's Pov

Revan mengantar Keina sampai depan kamarnya.

"Langsung tidur ya, gak usah pegang komik atau handphone lagi. Tidur."

Keina memutar bola matanya malas. "Ya ya ya." jawabnya sambil membuka pintu kamar. Tanpa berbicara apa-apa lagi pada Revan, perempuan itu menutup pintu.

Kamar masih kosong. Nampaknya Zo belum kembali ke kamar. Keina menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Haaa" teriaknya sebagai cara untuk membuang lelahnya. Ia melirik handphone yang jaraknya tak jauh dari posisinya saat ini.

Keina langsung menggeleng kencang.

"Keina, kamu harus langsung tidur, gak boleh pegang hape! Komik juga! Inget apa kata Kak Revan!" Keina memerintah dirinya sendiri sambil menggerak-gerakkan telunjuknya.

Jarang sekali Keina mudah menuruti perintah orang agar dirinya tidur cepat.

·.·.·.·

Mata Radit nanar mencari Revan di setiap sudut ruangan makan.

"Revan belom turun?"

"Lha, kan elu yang sekamar sama dia, dit." jawab salah seorang yang berada di ruang makan itu.

Ryan, Ayah Revan, juga ikut celingak celinguk mencari keberadaan Revan.

"Iya juga nih, om belum liat Revan."

"Haiii semuanya!!" Tiba-tiba Keina memasuki ruangan makan dengan wajah yang sangat cerah.

Seluruh orang di ruang makan terdiam memerhatikan Keina. Yang seketika itu pula Keina ikut terdiam.

Keina memandangi mereka dengan bingung.

"Nah!"

"Kenapa kak?" tanya Keina heran pada Radit, kakaknya itu.

Radit bangkit dari kursinya sambil terus tersenyum pada Keina.

"Sini-sini." Radit berisyarat agar Keina mendekat. Perempuan itu menurut saja.

"Tadi kadit lupa bangunin Revan, bangunin yah."

Mulut Keina terbuka sambil memandangi Radit dengan bingung. "Lho? Itu salah kadit. Gak gak, kerjain sendiri." Keina menggeleng lalu berjalan meninggalkan Radit menuju meja makan.

"Kei.." Radit mengejarnya.

Keina berhenti lalu memutar badan dengan kesal.

"Oke, aku bangunin."

·.·.·.·

"Kak Revan!!!"

tok tok tok

Keina terus meneriaki nama Revan sambil tangannya terus mengetuk pintu.

Keina berhenti. Diam. Menghela napas.

"Aku masuk deh."

Diputarnya gagang pintu itu. Belum iya mendorongnya, pintu sudah tertarik dari dalam.

"Keina? Ngapain kamu?" Revan mengangkat sebelah alisnya dengan wajah kusut bangun tidur. Namun nampaknya ia baru saja mencuci muka.

"Menurut kakak?" Keina berkacak pinggang sambil mendengak menatap Revan yang lebih tinggi darinya itu.

"Mau bangunin aku kan?" Revan keluar dan menutup pintu. "Yaudah yuk ke bawah." ajak Revan.

·.·.·.·

"Iyaaa, makasih ya vo." Keina tersenyum di tepi pantai saat menerima ucapan selamat ulang tahun dari Jevo melalui telepon.

"Ng, Sonia.. Mm.. Udah ngucapin?"

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang