16 : Lapar Matematika

10.8K 250 6
                                    

Keina's Pov

"Ngelamun aja"

Suara Kadit yang muncul tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Aku mendengak menatapnya yang berdiri sambil berkacak pinggang di hadapanku yang sedang duduk di kursi makan.

"Apasiih...... Kadit" Aku memutar mata dengan sebal

Kadit berdeham sambil mengusap leher layaknya seorang yang akan berpidato. "Tadi Calista telfon Kakak, katanya dia mau sekali-sekali jalan sama kamu. Kakak sih gak pengen jug--"

"Oh bagus aku juga gak pengen" potongku cepat kemudian beranjak meninggalkan ruang makan.

"Keina!" dengan cepat Kadit menahan bahuku, tatapannya membuatku kembali duduk di kursi sambil berdecak malas.

"Kenapa kamu gak mau sih?"

Keningku mengerut menatap Kadit dengan penuh heran "Bukannya kakak yang juga gak mau?" tanyaku lengkap dengan gerakan tangan.

Aku rasa selama ini sikapku terhadap Kak Calista udah nunjukin banget gimana gak sukanya aku sama dia. Ok dia emang cantik, dan katanya.. dia juga pinter? Tapi aku gak begitu gampangnya suka sama seseorang. Kenapa Kadit gak liat itu?

Kadit memejamkan mata beberapa saat kemudian membukanya bersamaan dengan napas panjang yang dihembuskannya. "Ya kakak emang gak pengen, soalnya dia kenapa lebih milih jalan sama kamu daripada jalan sama kakak? Kurang baik apa dia, Keina? Dan kamu.."

"Oke" Aku mengangkat kedua tanganku agar Kadit berhenti nyerocos yang hanya membuat perutku semakin lapar. "Tapi... Sonia bakal ke sini nanti sore kak. Dan aku yakin kakak tau aku akan milih siapa, ya kan?" aku bangkit dari kursi.

"Kamu gak lagi bohong kan, Keina?"

"Keliatan begitu?"

Dengan berbagai alasan yang kuberikan pada Kak Radit akhirnya dia berhenti memaksaku untuk pergi dengan pacarnya dan membuatku bernapas lega sekarang. Gimana nanti kalo aku berdua jalan sama Calista terus canggung-canggungan? Uh. Masalah barunya adalah, gimana caranya sore ini Sonia harus mampir ke rumah, harus. Karena Kadit ngancem aku kalo bener aku bohong sama dia, dia gak akan mau anter jemput aku sekolah lagi, bisa gawat.

Aku menjatuhkan tubuh di tempat tidur yang dengan cepat jari-jariku mengetikkan chat untuk Sonia.

Keina : Miss Degionna, ke rumah gue ya sore ini <3

"Jam istirahat sekolah masih lama, helah!" keluhku sambil melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul sembilan lewat tiga. Sedangkan istirahat sekolah jam sepuluh. Oke Keina bersabarlah sampai satu jam ke depan.

Aku bersila selama beberapa menit di atas tempat tidurku sambil memikirkan banyak hal, aku senang melakukannya jika sedang tak ada kegiatan. Terlintas dipikiranku akan rencana Kak Revan untuk.. menjemputku? Dan ini artinya aku akan pergi ke sana tanpa Kadit ataupun keluargaku. Ini kali pertamanya.

Aku membuang napas sambil tersenyum lebar dan buru-buru merubah ekspresi wajahku. Dan handphoneku berbunyi.

"Halo" sapaku

"Pagi, I miss you"

Deg. Napasku tercekat untuk beberapa saat. Mencerna ulang kalimat itu dan tertawa ringan.

"Kok ketawa? lo baru bangun, udah bangun, atau udah bangun daritadi?"

Aku kembali tak mengucapkan apapun untuk beberapa saat mencari-cari alasan mengapa sampai tawa keluar dari mulutku. Bahkan aku tidak tau.

"Udah daritadi kok, Kakak?"

"Sama mungkin" jeda beberapa saat dia kembali berbicara "Jadi lo gak ada niatan untuk bilang.. Ah"

KEINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang