38. Alasan yang sebenarnya

244 21 0
                                    

~ Alasan yang masih tersembunyi dapat membuat sebuah hubungan runtuh seketika ~

🌺🌺
🌺


Hanna menatap kesal ke arah Hyemi, dia adalah teman Hanna yang pindah tempat duduk demi fokus belajar. Apa Hanna begitu menganggunya? Padahal keseharian mereka sama-sama ngefangirl. Tapi ntah kenapa tiba-tiba ia seperti ini.

Sunjae menghampiri Hanna yang duduk di kelas sambil menatap tajam Hyemi. Hyemi terlihat sedang fokus belajar dan tak menghiraukan sekitarnya. Sunjae meletakkan sekotak pizza di atas meja Hanna, "Sekotak pizza tak akan mampu menyembuhkan rasa sakit ini Sunjae." Hanna mengatakan itu tanpa menatap Sunjae sedikitpun.

"Mungkin jika aku tak bisa memendam rasa sakit ini, Hyeri eonni akan khawatir kepadaku."

"Hyeri nuna sudah tau soal ini dan dia harap kita bisa baikan lagi."

"Eonni sudah tau? Tapi kenapa eonni bersikap seperti biasa aja tadi?" Tanya Hanna heran dengan kekesalan yang masih menyelimuti ekspresinya.

"Karena eonni mu sudah tau alasan ku yang sebenarnya." Jawab Sunjae yang berharap Hanna akan berubah pikiran.

"Ooo...walau eonni ku sudah tau alasan yang sebenarnya, tapi dia gak tau bagaimana rasanya." Sayangnya Hanna tetap kokoh pendirian.

"Kenapa kau sangat egois seperti ini Han? Tolong dengarkan alasanku setidaknya sekali."

"Aku tak pernah egois, kalian yang egois. TERMASUK CEWEK YANG BELAJAR DISANA!" Sunjae maupun siswa yang ada di kelas pada terkejut mendengar teriakan  Hanna yang tiba-tiba.

Seisi kelas menatap bingung gadis itu, termasuk Hyemi yang hanya melihat Hanna sekilas lalu beralih lagi pada buku tercintanya.

Hanna berlari kecil, pokoknya dia mau berlari ke tempat yang sepi dan yang dapat menenangkan pikirannya.  Mengingat sehari lagi akan ujian, Hanna akhirnya menemukan tempat itu yakni perpustakaan.

Perpustakaan, maafkan aku 
Karena kau menjadi tempat pengaduanku
Disaat hatiku runtuh
Dan dilema kenyataan yang membuat pikiran ini semakin linglung
- Kim Hanna

🌺🌺🌺

Hyeri sibuk di kuliahnya, sangat sibuk apalagi menjelang ia magang. Pupus harapan Hyeri yang sebenarnya ingin memanfaatkan waktu luangnya hari ini bersama  Seokjin. Seperti liburan gitu, tapi apalah daya yang libur kakaknya bukan Hyeri.

Setelah membeli obat Yoorin tadi, Hyeri memang langsung ke kampus. Btw, sama halnya dengan Hanna, Hyeri juga diantar Seokjin tapi publik gak tau jika dia adalah adiknya Seokjin.

♤ Di kantin kampus
Tatapan mata Hyeri beralih pada ponselnya sejak beberapa menit yang lalu. Ia menunggu telpon dari Sehun, karena sedari tadi Hyeri menelpon Sehun namun lelaki itu sama sekali tak menjawabnya.

"Oiii!" Yuju menepuk pelan bahu Hyeri untuk mengejutkannya, karena Hyeri tak menyadari keberadaan Yuju yang sedari tadi duduk di sampingnya.

"Yuju!"

"Kenapa tuh mata trus natap handpone? Nunggu Sehun ya?" Tebak Yuju dan gadis itu memang serba tau. Hyeri mengangguk dengan sesekali melihat layar ponselnya.

"Sehun sibuk banget lho Hyeri di kantornya. Apalagi Kai menanggung kerjaan Sehun selama dia gak masuk kantor. Kalo aku lihat Kai, dia  seperti asisten Sehun yah." Yuju tertawa renyah mengingat kedekatan Kai dan Sehun.

"Iya aku tau Yuju, tapi setidaknya Sehun mengirim pesan jika tak bisa meneleponku."

"Eh Hyeri..."

"Kenapa?"

"Makasih ya, akhirnya ayahku mendukungku lagi untuk tetap di music. Itu yang mau aku bilang sebelumnya, tapi kelupaan mulu."

"Oohh...itu karena Sehun. Dia yang bicara langsung pada ayahmu."

"Beneran?"

"Iya, Sehun gak mungkin mau bantu seseorang tanpa maksud tertentu. Atau, karena dua hal?"

"Maksudnya?"

"Aku yakin itu semua karenamu dan  masa lalunya. Dulu, Sehun sangat suka sama musik, sebenarnya ia ingin memperdalam hobinya. Tapi nasibnya sama denganku yang dilarang keras masuk ke dunia musik."

"Jadi dulu Sehun ingin menjadi idol?"

"Yapss...bener. Karena Sehun bukan tipekal orang--"

"Yang mau menceritakan masa lalunya." Sambung Hyeri.

Lalu mereka berdua tertawa bersama.

🌺🌺🌺


Sunjae berkeliling sekolah untuk mencari keberadaan Hanna, sudah semua  tempat di sekolah ia telusuri. Mungkin jika Sunje tak mengunjungi perpustakaan, ia tak akan bisa menemui Hanna.

Perpustakaan tak pernah menjadi tempat nongkrongnya Hanna sekalipun. Namun sekarang ntah kenapa tempat itu jadi pelarian Hanna.

Bukan hanya perasaan yang dapat menjadi pelarian, tapi tempat pun juga. 

Hanna tertidur dengan bukunya yang masih terbuka, Sunjae yang melihat gadis itu hanya mengulum senyum dan memilih duduk di sampingnya.

Diam-diam Sunjae memperhatikan Hanna yang lagi tidur. "Disaat marah seperti ini dia masih bisa tidur nyenyak?" Tanya Sunjae bermonolog.

"Hanna, seandainya kau tau apa yang terjadi kepadaku selama ini. Kau nggak akan semarah ini kepadaku. Walau hubunganmu dengan Hyemi ataupun Yeri tak bisa kembali seperti semula, tapi setidaknya denganku jangan seperti itu." Sunjae tetap mencurahkan isi hatinya walau Hanna tak mendengarnya.

"Aku kecelakaan dan aku koma tepat di hari itu juga. Bagaimana bisa aku memberitahumu jika keadaanku saja tak sadarkan diri. Kau tau, aku langsung menemuimu setelah koma, rasanya seperti sudah lama aku tak bertemu denganmu. Aku sangat merindukan sosok wanita bawel sepertimu." Sunjae tak peduli Hanna mendengarnya atau tidak. Yang penting Sunjae sudah menjelaskan alasan yang selama ini masih tersembunyi.

Setelah mengatakan itu, Sunjae  pergi kantin. Dia perlu mengisi tenaga untuk persiapan ujiannnya besok. Hanna bangun saat Sunjae sudah pergi dari ruangan penuh buku itu. Matanya berkaca-kaca dan setetes demi setetes buliran bening mulai membasahi pipinya.

"Cihh...apa dia bilang? Aku wanita bawel?" Tanya Hanna sambil menggerutu kesal, disela-sela kesedihannya yang semakin membara sejak mendengar ucapan Sunjae.

Gadis fangirl itu tak menyangka jika Sunjae selama ini koma, pantas saja absen Sunjae di sekolah selalu izin dan terus izin melebihi 3 hari. Bukankah izi hanya 3 hari? Yaps.

Dan ternyata inilah jawabannya. "Seharusnya aku mengetahui ini lebih awal." Gumam Hanna, dia berjalan menuju pojokan perpustakaan dan menangis disana.

Bukan menangis dalam isakan, akan tetapi Hanna menangis dalam diam setelah mengetahui alasan yang disembunyikan Sunjae selama ini.

Ternyata menjadi baik-baik saja, disaat tak baik-baik saja
Akan mengguncang perasaan
Saat emosi dan rasa meledak secara bersamaan

🌺🌺🌺


Di rumah pun sama, Hyeri masih saja mencoba menelepon Sehun. Namun apa kabar dengan pria itu? Ia tak merespon sedikitpun.

Seokjin bosan melihat Hyeri yang mondar-mandir tak jelas dan menatap ponselnya, gadis itu tampak menanti panggilan dari seseorang.

"Hyeri, sudahlah Sehun sangat sibuk hari ini, jadi kau bisa meneleponnya nanti." Saran Seokjin pada Hyeri, tak lama setelah itu Hyeri menerima panggilan. Ia mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama kontak di layar hp.

---------------------

~ TBC  ~
Divote yah ☆☆

Dan tinggalkan jejak kalian di kolom komentar😉

MY SISTER IS A FANGIRL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang