Cattleya terlihat gelisah. Ia melirik jam tangannya berulang kali. Pagi ini ia mendapat kesempatan untuk presentasi. Namun, bus tidak kelihatan sama sekali. Tahu begini, ia sudah memesan ojek online.
Andai saja motornya tidak rusak di tengah jalan tadi, mungkin Cattleya tidak perlu sesulit ini. Padahal ia baru saja mengambilnya di bengkel kemarin sore. Kenapa motornya berulah lagi? Ini menyebalkan.
Sebenarnya apa guna suami yang punya mobil? Sayangnya Cattleya tidak ingin menjadi bahan perbincangan di kampus. Lagipula ia tidak mau pernikahan mereka tersebar. Yap, satu kecurigaan pasti akan membuat penggosip mencari tahu tentang kehidupannya. Lalu terbongkarlah rahasia yang sudah lama ia jaga.
Tin-tin-tin!
Cattleya menoleh dan mendapati sang suami yang keluar dari mobilnya. Dava belum tiba di kampus?
"Ayo naik," ajaknya.
Cattleya menggeleng cepat.
"Bapak aja. Saya mau nunggu bus atau angkot," elak Cattleya.
Dava melirik jam tangannya. "Ini udah mau telat. Ayo masuk!"
Dava menarik tangan Cattleya dengan cepat. Namun, gadis itu langsung menghentakkannya.
"Saya enggak mau nyari masalah. Saya bakalan nunggu sampa--"
"Sampai kamu jadi kerupuk ikan? Atau sampai kamu tinggal tulang aja? Enggak bakal ada bus jam segini. Dan angkot? Jangan harap. Di sini bukan pangkalan mereka. Jangan bantah, udah telat," ucap Dava dengan tegas.
Cattleya hendak memberontak tetapi percuma. Lelaki itu tetap menarik tangannya lalu menuntunnya masuk ke dalam mobil. Cattleya kalah dan ia pasrah.
Tidak ada pembicaraan di antara mereka. Cattleya memilih menghafal materi untuk presentasi. Sedangkan Dava fokus menyetir.
Cattleya merasa khawatir. Sungguh selain gugup karena takut telat, ia juga takut presentasinya kali ini tidak memuaskan. Ayolah, Cattleya itu memiliki demam panggung. Dan dosen yang mengajarinya merupakan dosen yang sangat menyebalkan.
Cattleya menyadari bahwa mereka hampir tiba di kampus.
"Pak, turunin di depan sini aja," seru Cattleya. Namun, Dava tetap melajukan mobilnya hingga masuk ke dalam halaman kampus.
"Pak!" seru Cattleya geram. Ia tidak habis pikir dengan Dava. Apa yang dilakukan lelaki ini?
"Enggak ada waktu, Cattleya. Ini sudah lima belas menit keterlambatan kita berdua. Cepat keluar," perintah Dava tidak berbasa-basi.
Cattleya menghela napas pasrah saat menyadari bahwa mobil mereka telah terparkir di halaman parkiran kampus. Semoga saja tidak ada mahasiswa yang melihatnya keluar dari mobil Dava.
"Keluar, Cey. Kamu mau ngadem di mobil?" sengit Dava saat lelaki itu sudah berada di luar mobil.
Cattleya mendesis pelan lalu keluar dari mobil. Ia memeriksa apakah ada mahasiswa yang melihatnya atau tidak. Persis seperti pencuri sandal di mesjid.
"Cey, keluar!" seru Dava dengan kesal.
Cattleya mencebik. "Ini 'kan udah keluar."
"Tuh, sebelah kaki kamu masih di dalam mobil. Cepet, saya bisa telat gara-gara kamu!" kesal Dava lalu melirik jam tangannya lagi.
Kesal, Cattleya keluar dari mobil dengan tubuh utuh. Tidak tertinggal lagi di dalam mobil. Ia bahkan menutup pintu dengan keras hingga menimbulkan bunyi debuman.
"Cattleya! Mobil saya bukan mobil truk! Jangan dibanting seenak jidat kamu!" sembur Dava kesal.
"Apaan sih! Sensi mulu. Kalau tadi emang enggak ikhlas buat tumpangi saya kenapa ajak ke kampus bareng? Kan saya udah nolak tadi. Dasar plin-plan!" balas Cattleya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerfuffle (Tamat)
ChickLit[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] Collabrotion with @elsye91 (Romantic-Comedy) Why are we mad at each other? Is it necessary to making such a kerfuffle? ______ Nikah? Kata mereka, kehidupan pernikahan itu ajaib. Akan ada hal-hal tidak terdug...