12

11.2K 512 15
                                    

Aku Milikmu, Om!
Oleh : Dee
#AMO
Bagian 12

"Aku mencintaimu, Run. Sungguh."

Seketika aku terdiam. Kalimat itu benar-benar membuatku kalah telak. Om Raka mengatakannya dengan nada begitu serius. Membuatku tak mampu membalas perkataannya.

Tiba-tiba Om Raka menghentikan mobil di parkiran taman. Ia diam, menatapku dalam. Membuatku salah tingkah. Mendadak aku gugup, tak tahu harus bagaimana.

"Hei, kau terlihat gugup, Sayang. Kenapa?" Om Raka bertanya dengan tenangnya.

"Siapa yang gugup, Om? Aku hanya heran kenapa malah berhenti di sini," elakku.

Aku mengedarkan pandangan ke luar jendela. Mencoba tak memperdulikan Om Raka yang sedang memperhatikanku.

"Aku mencintaimu, Run. Apakah kamu mencintaiku juga?"

Aku gelagapan. Mengapa ia menanyakan hal ini? Kamu yang bodoh, Aruna! Tentu saja ia menanyakan hal ini. Ia akan menikahimu. Menikahimu! Dan ini bukan hal main-main.

Aku menggigit bibirku bagian bawah. Tanganku meremas ujung jilbab. Aku bingung aku menjawab bagaimana.

Om Raka diam. Mungkinkah ia menunggu jawabanku?

"Sudah-sudah. Tak usah dipikirkan. Maafkan aku menanyakan hal itu."

Deg!

Aku merasa tidak enak. Tapi jujur, sesungguhnya benih cintaku untuk Om Raka sudah mulai tumbuh. Bagaimanapun aku tak bisa menolak kebaikan apa yang ada dalam dirinya.

Gadis mana yang tidak akan tertarik dengannya? Dia tampan, mapan, sholih, dan sangat baik. Dan aku beruntung menjadi gadis yang dicintainya.

Do'aku saat ini hanyalah semoga Om Raka benar-benar takdirku. Semoga Om Raka adalah jawaban atas do'aku selama ini. Sekuat apapun aku hidup, jika tak ada orang untuk bersandar rasanya ingin segera ambruk. Sungguh.

"Aku juga mencintaimu, Om," jawabku akhirnya.

Kini aku membalas tatapan manik matanya. Ada sorot lega di sana.

***

Dua minggu memanglah waktu yang sangat singkat. Namun, persiapan pernikahanku dengan Om Raka berjalan dengan lancar. Alhamdulillah.

Semua persiapan dilakukan oleh Tante Sofi sendiri selaku mama dari Om Raka. Beliau begitu antusias melakukannya. Aku sangat bersyukur akan memiliki mama mertua sepertinya. Dan aku berjanji akan menganggapnya seperti sebagai mamaku sendiri.

"Sudah selesai. Mbak Aruna sangat cantik." Seorang perias menatapku dengan senyum mengembang setelah selesai meriasiku.

"Ah, Mbak. Bisa aja deh," balasku tak enak.

"Serius, Mbak. Yakin deh nanti pasti pada pangling sama Mbak Aruna."

Aku menanggapi perkataan perias itu dengan senyum. Memang benar, bila kuakui hari ini aku terlihat berbeda dari biasanya. Dengan dandanan yang tidak menor ini membuatku lebih cantik. Sombong? Gak kok. Heran aja. Haha.

"Menantu mama sangat cantik." Seseorang tiba-tiba muncul dari arah pintu. Tante Sofi.

"Menantu?"

"Ijab qobul sudah selesai, Sayang. Dan kamu sudah resmi menjadi istri dari anak mama, Raka."

Ijab qobul sudah selesai. Itu artinya aku sudah resmi menjadi istrinya. Aku tersenyum bahagia.

Tante Sofi--Mama mertuaku--menghampiriku. Ia memelukku erat. Memberiku kecupan penuh sayang di puncak kepalaku.

Aku Milikmu, Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang