The Place You Call Home

126 8 4
                                    

Para Rangers sedang berada di istana. Mereka sedang bersantai karena tidak ada iblis yang menyerang. Kemudian, Fian tiba tiba saja langsung tertawa tanpa sebab yang jelas. Hal itu membuat teman temannya bingung dan sedikit takut.
Ina:"Fian sehat?"
Fian:"hah? Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku sehat"
Tetron:"kalau sehat kenapa kamu tiba tiba tertawa tanpa sebab? Aku kira obatmu habis tadi"
Fian:"hei aku enggak make obat apa apa"
Fian:"dan aku tertawa tadi karena aku memikirkan sesuatu"
Fian:"semenjak kita menjadi Rangers, kita sering menghabiskan waktu kita di istana ini"
Tetron:"hm kamu benar juga, istana ini jadi terasa seperti rumah bagiku"

Elsa:"kalau di pikir pikir bener juga, kita jadi seperti sebuah keluarga"
Ina:"kalau kita menjadi keluarga, Fian dan Tetron seperti anak bungsu kembar yang suka cari masalah dan minta di perhatikan"
Elsa:"hahahaha bener tuh"
Tetron:"kalau kami anak bungsu, berarti kalian jadi kakak kakak yang bawel dan cerewet"
Fian:"bener tuh"
Mereka kemudian saling melototi satu sama lain, kemudian mereka langsung kembali tertawa.
Elsa:"iya sih, terus Fadli dan Nadia jadi ayah dan ibu kita"
Wajah Nadia langsung memerah setelah mendengar itu.
Nadia:"heh kok aku ikutan kena sih, terus Raja Sulaiman sama Zakaria jadi apa dong"

Fian:"Raja Sulaiman jadi kakek kita, sedangkan Zakaria jadi paman kami?"
Sulaiman:"saya tidak keberatan"
Zakaria:"aku yang keberatan, aku gamau punya keponakan yang kaya mereka"
Fian & Tetron:"auch"
Mereka kemudian kembali tertawa, dan hanya Fadli saja yang tidak tertawa, dia bahkan tidak memperdulikan mereka sedikitpun.
Nadia ingin bertanya pendapat Fadli tapi morpher mereka langsung berbunyi. Mereka kemudian langsung berangkat dan mereka melihat ada seorang iblis yang lagi lagi sedang menembaki orang orang sekitar dengan semacam sinar, dan siapapun yang terkena sinar itu langsung menghilang.
Nadia:"hentikan itu! Apa yang kamu lakukan kepada orang orang tadi"

Iblis itu tersenyum kearah mereka.
Beleth:"ah para Knight Rangers senang kalian bisa bergabung, tapi sayangnya aku tidak bisa menjawab pertanyaan kalian itu"
Beleth kemudian langsung menembak para Rangers dengan cahaya yang sama, untungnya setelah belajar dari kesalahan mereka dapat menghindari serangan itu tepat waktu.
Tetron:"kau tidak akan mengenai kami semudah itu"
Fian:"itu benar, kau harus mencoba lebih baik lagi"
Beleth langsung tersenyum mendengar perkataan mereka, karena tanpa mereka sadari serangan sinar tadi memantul di jendela yang ada di belakang mereka, membuat mereka terkena serangan itu dan menghilang.
Ina:"sial, lagi?"
Fadli:"mereka harus belajar untuk menutup mulut mereka"

Elsa:"aku setuju"
Para Rangers kemudian kembali fokus untuk melawan Beleth karena mereka tau kalau Fian dan Tetron pasti akan baik baik saja. Tapi sayangnya Beleth dapat memojokan para Rangers kemudian dia membuat para Rangers selain Fadli menghilang dengan sinarnya. Beleth melihat kearah Fadli dengan bingung.
Beleth:"kau... Bagaimana kau tidak terpengaruh dengan seranganku"
Beleth:"sinar itu seharusnya langsung mengembalikanmu ke tempat yang kamu anggap rumah"
Fadli:"jelaskan apa yang kamu maksud dengan rumah"
Fadli:"jika yang kamu maksud adalah tempat dimana orang orang menerimaku, tempat dimana orang orang menungguku untuk kembali, atau tempat dimana semua orang tersayangku berkumpul, maka seranganmu tidak akan berpengaruh kepadaku"

Fadli menebas Beleth beberapa kali menggunakan pedangnya, tapi serangan dia masih terlalu dangkal.
Fadli:"karena aku tidak memiliki tempat seperti itu"
Fadli terus menerus menyerang Beleth.
Beleth:"sial"
Beleth semakin kesusahan menghindari serangan Fadli, kemudian dia tersenyum karena mendapatkan sebuah ide. Dia kembali menembakan sinarnya kearah Fadli, tapi bukan Fadli yang dia targetkan, melainkan jendela yang ada di belakangnya Fadli.
Beleth:"tidak memiliki rumah? Aku merasa kasihan kepadamu Ranger merah, kamu benar benar menyedihkan"
Sinar Beleth memantul pada jendela itu dan mengenai Beleth sendiri lalu Beleth langsung menghilang setelah terkena sinar itu.
Fadli:"hm, jadi sinar itu juga berpengaruh kepada pemiliknya"

Sementara itu, para Rangers yang tiba tiba muncul di istana sempat melihat pertarungannya Fadli. Mereka semua terdiam setelah mendengar perkataanya Fadli khususnya Nadia.
Nadia:'tidak memiliki tempat yang dia anggap sebagai rumah? Jadi karena itu dia mengabaikan lelucon Fian tadi'
Tidak lama kemudian Fadli kembali ke istana dan melihat kalau teman temannya melihat kearah dia dengan simpati dan sedikit penasara tapi seperti biasanya dia mengabaikan mereka. Sementara itu karena Fadli mengabaikan mereka, para Rangers memilih untuk tidak menanyakan tentang hal itu lebih dalam lagi, mereka kemudian kemudian berdiskusi untuk mencari cara supaya mereka tidak terpengaruh meskipun terkena sinar Beleth.

Ina:"um... Bagaimana kalau kita menjadi nomaden sementara? Kita bisa berpindah pindah tempat tinggal"
Tetron:"ide bagus, kita bisa berkemah, dengan begitu kita tidak akan memiliki tempat yang kita sebut sebagai (rumah)"
Elsa:"aku juga setuju, tapi kita berkemah dimana? Kita hidup di tengah tengah kota, sangat sedikit tempat bagi kita untuk mendirikan tenda"
Fian:"Elsa ada benarnya, apa ada yang punya ide lain?"
Zakaria:"bagaimana kalau daripada berkemah di tenda, kalian menginap di mobil saja, kan ada beberapa tipe mobil yang bisa buat tidur gitu"
Tetron:"tapi kami tidak ada yang punya mobil seperti itu"

Zakaria:"tenang saja, kita punya beberapa di istana"
Fian:"baiklah, kita bisa menggunakan ide itu, apa ada yang keberatan?"
Fadli mengangkat tangannya.
Fadli:"kenapa kalian tidak memakai cara yang lebih mudah saja?"
Nadia:"cara yang lebih mudah? Bagaimana?"
Fadli:"gunakan Light Barrier kalian, karena sinar itu juga merupakan cahaya jadi sinar itu tidak mungkin bisa menembus barrier kalian"
Nadia:"itu ide bagus, kita dapat mencobanya"
Tidak lama kemudian morpher mereka kembali berbunyi, dan mereka langsung bergegas pergi. Sebelum pergi, Nadia sempat berbicara dengan Zakaria.
Nadia:"Zak, kamu tetap siapin mobil itu saja, setelah kami berhasil mengalahkan iblis itu kita bisa berkemah di suatu tempat"

Zakaria menengok kearah Sulaiman dan Sulaiman mengangguk. Para Rangers kembali bertemu dengan Beleth, dan seperti saran dari Fadli tadi, mereka menggunakan Light Barrier untuk menahan sinar Beleth dan ternyata berhasil, mereka kemudian menyerang hingga mengalahkan Beleth, Fadli juga langsung menyerap tubuh Beleth sebelum tubuh dia sempat membesar. Saat mereka kembali ke istana, Zakaria sudah menyiapkan semua persiapan untuk berkemah, dan mereka semua termasuk Zakaria dan Sulaiman langsung pergi berkemah ke kaki dekat sebuah danau. Mereka kemudian berpencar untuk bermain main di dekat danau tersebut, ada juga yang berenang. Ketika Nadia hanya tinggal berdua dengan Fadli, dia langsung memeluknya.

Nadia kemudian berbisik ke telinga Fadli.
Nadia:"Fadli, ingatlah kalau kamu tidak sendiri, kami disini ada untukmu"
Nadia:"kamu mungkin tidak menganggap kami sebagai keluarga, tapi percayalah kami siap menjadi rumah bagimu, tempat bagimu untuk kembali, tempat dimana semua orang percaya kepadamu, dan tempat dimana seseorang yang menyayangimu berada"
Nadia:"kamu dapat mengandalkan kami untuk membantumu, dan kami akan melakukan sekuat tenaga kami untukmu"
Nadia:"aku mohon ingatlah itu"
Nadia kemudian mengecup pipi Fadli lalu dia bergabung untuk bermain main dengan yang lainnya sementara Fadli hanya terdiam dan menyentuh pipinya sambil melihat kearah Nadia. Tanpa mereka sadari ternyata teman teman mereka termasuk Sulaiman dan Zakaria melihat aksi kecil mereka, dan tersenyum.

Power Rangers Light KnightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang