Bahkan hal baik sekecil apapun yang kamu lakukan, dapat berubah besar untuk seseorang
-Anonim-
...."Ran?" panggil Nada kencang.
"Hmm," jawab Rania, sambil merapikan alat tulisnya.
Saat ini, jam pelajaran sudah selesai dan waktunya murid-murid untuk bergegas pulang. Di kelas tersisa Nada, Kania, Rania dan beberapa temannya yang piket.
"Main, yuk? Ke rumah gue atau Kania gitu," kata Nada, sambil memperhatikan Rania.
Rania mendongak, menatap malas Nada. "Enggak bisa," tolak Rania. "Minggu depan deh, gue usahain."
Nada mengerucutkan bibirnya, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya paham.
Kania yang berada di bangku belakang, menghampiri keduanya yang sibuk berbincang.
"Balik lo?" Rania bertanya.
Kania mengangguk lemah. "Enggak kuat mata gue, pengen rasanya rebahan di kasur. Dari pagi sampai mata pelajaran selesai, ngantuk menghantui gue."
Nada terkekeh. "Jadi anak ambis susah, kan?"
Memang, Kania mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi anak ambis agar bisa mengejar Universitas impiannya. Tapi, sepertinya, cara yang ia lakukan salah. Lihat saja hari ini.
"Berisik!" sergahnya. "Udah ah, Vino di depan pintu tuh. Gue duluan," pamit Kania, sambil berjalan sempoyongan membuat Nada dan Rania tertawa.
Vino, pacar Kania sempat menyapa Nada dan Rania sebelum akhirnya mereka pergi menjauh dari kelas. Pantas saja, Kania mau berpacaran dengan Vino, ternyata dia adalah tipe laki-laki yang baik dan ramah.
Setelah Kania pergi, Rania pun menyampirkan tasnya dan berjalan ke arah luar kelas yang diikuti oleh Nada.
"Lo nggak capek kerja part time gini?" cakap Nada khawatir. Mereka menepi sebentar di lorong kelas. "Mana bos lo galak lagi, mending pindah deh ke tempat sepupu gue."
Rania menghela napas, kemudian tersenyum. "Makasih lo selalu peduli sama gue. Tapi, gue bisa kuat kok untuk kerja part time. Masalah kerja di tempat sepupu lo, nanti gue pikir-pikir lagi deh."
"Yakin? Enggak mau pindah sekarang aja?"
Rania menganggukan kepalanya. Ia melirik jam tangannya. "Udah waktunya, gue harus kerja. Gue duluan."
"Bye, Ran. Jangan lupa, cari inisial pengagum rahasia lo!" teriaknya membuat Rania mendengus kesal dan segera meninggalkan Nada.
Di belakangnya, Nada hanya tersenyum tipis memandangi punggung Rania yang semakin menjauh. Saat Nada semakin melarangnya, saat itu pula, Rania keras berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFRAN [COMPLETED] ✓
Novela JuvenilRania kira, ini hidup dia sesungguhnya. Ternyata salah, ada hal lain yang membuat dirinya terguncang. Ia berada di dunia mimpi seseorang dan sialnya dia tak pernah menyadari itu. Bertemu dengan Rafa adalah hal paling buruk dalam takdirnya. Dia jahat...