43. Aku Menemukan Orang Baru

156 24 2
                                    

Hidup perlu menemukan orang baru agar mengalami rasanya menjadi sempurna

-Anonim-
....

Rania baru saja pulang dari tempat bekerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rania baru saja pulang dari tempat bekerjanya. Ia membuka pintu apartemen setelah memasukan password pintunya. Terpampang suasana apartemennya yang sepi seperti tak berpenghuni.

"Anna?" panggilnya. Namun tak ada yang menyahut.

"Kakak!"

Anna datang dari arah kamar. Matanya sembap dan hidungnya memerah. Sepertinya Anna habis menangis.

Rania yang melihat itu langsung berlari dan memeluk Anna. Ia menepuk pelan punggung Anna untuk menenangkannya.

"Ada apa, Anna?" tanya Rania setelah terdengar tangisan Anna yang mulai mereda.

"Ibu ke mana? Anna udah cari ibu, tapi nggak ada. Bahkan udah Anna cari ke luar apartemen," tutur Anna.

Ucapan Violla melintas di pikiran Rania. Apa yang harus ia katakan pada Anna?

Rania mengurai pelukan keduanya. Helaan napas panjang ia keluarkan di sertai senyuman.

"Ibu tadi pamit ke kakak mau jenguk saudara kita yang sakit di luar kota. Ibu berangkat waktu Anna masih di sekolah. Awalnya ibu mau ajak Anna dan kakak. Tapi, ibu buru-buru," terang Rania.

"Kakak nggak bohong?"

Rania terdiam sejenak, tapi ia dengan cepat mengangguk sambil menghapus jejak-jejak air mata di pipi Rania.

"Kapan ibu pulang? Anna nggak bisa jauh dari ibu."

"Ibu bilang ... sekitar satu Minggu lagi dia pulang."

"Ya udah, Anna pasti nunggu ibu pulang. Ibu pulang dengan selamat kan, kak?" Anna menatap Rania serius dengan kedua alis mengangkat.

Dua pilihan Rania, ibunya selamat atau nama ibunya yang harus tertulis di batu nisan nanti.

Lagi-lagi Rania tersenyum untuk meyakinkan Anna. "Iya, Anna. Ibu pasti pulang dengan selamat dan bawa oleh-oleh buat kita." Anna terkekeh pelan. "Anna udah makan?"

Anna mengangguk cepat. "Anna tadi masak telur dadar sendiri. Pintar kan Anna?"

Rania menyampirkan rambut Anna. "Lain kali, jangan gitu Anna. Bahaya kamu masak sendiri. Nanti, kakak yang masak buat Anna kalo kakak kerja."

Anna menunduk. "Iya kak, maafin Anna."

"Udah waktunya tidur, besok Anna sekolah. Anna tidur di kamar kak Rania aja, kita tidur berdua."

"Yeyy!" girang Anna sambil mengangkat kedua tangan ke udara. "Kakak juga jangan lupa tidur. Anna tidur duluan ya kak? Udah ngantuk."

Rania menganggukan kepalanya dan mencium puncak kepala Anna sebelum Anna menghilang dari balik pintu.

RAFRAN [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang