3. Gue, gengsi!

472 132 78
                                    

Akan sebaik apapun dirimu, kamu hanya sebatas peran antagonis di cerita orang lain
....

Pembiasaan yang sering dilakukan oleh SMA Venus adalah menyalimi dan menyapa guru di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembiasaan yang sering dilakukan oleh SMA Venus adalah menyalimi dan menyapa guru di pagi hari. Guru-guru tersebut mengawasi siapa saja yang terlambat datang ke sekolah dan memakai seragam tak rapi.

Seperti saat ini yang tengah Rania lakukan adalah berbaris untuk dapat bersalaman dengan Pak Raji, guru BP. Masih ada beberapa orang yang berada di depan Rania.

Sesaat, mata Rania menatap pergerakan kakak kelasnya yang berdiri membelakanginya. Terlihat mencurigakan.

Dan hal yang membuat mata Rania terkejut adalah kakak kelasnya menyelipkan rokok ke dalam ransel laki-laki di depannya. Pak Raji tak melihat, membuat kakak kelasnya pergi diam-diam.

Tinggal lima orang lagi yang akan maju untuk menyalimi Pak Raji, ini tak bisa dibiarkan. Rania melirik ke belakang, untung saja, belum ada siswa yang ikut berbaris. Dengan cepat dan penuh awas, Rania menarik laki-laki di depannya.

"Eh, eh, lo mau bawa gue ke mana?" ucapan laki-laki tersebut Rania acuhkan sampai Rania terdiam, ketika melihat pemandangan di depannya.

Rafa menghela napas panjang dan menyilangkan kedua tangannya di dada. "Lo sekolah di sini juga?"

Rania memutar bola matanya malas. "Kenapa? Salah lagi di mata lo?"

"Jelas," remehnya. "Lo mau memperdebatkan masalah kemarin, huh? Udah gue bilang-"

Ucapan Rafa terpotong saat Rania buru buru menyergahnya. "Diem!" tutur Rania, membuat Rafa mengangkat satu alisnya. "Tadi ada kakak kelas yang selipin rokok di ransel lo." Merasa mengerti dengan kerutan di dahi Rafa, Rania kembali berujar, "Kalo nggak percaya, lihat aja sendiri."

Rafa menatap Rania datar, lalu ia memeriksa ranselnya dan berhasil menemukan satu batang rokok.

"Ada, kan?" tanya Rania yang diangguki Rafa. "Kalo bukan bantuan gue, lo kayanya sebagai murid baru, bisa langsung dapet surat peringatan pertama."

"Terus gue harus bilang makasih?" lontarnya penuh datar dan terkesan santai.

Rania menggelengkan kepalanya bingung. Ia menatap sekeliling sekolah, sebelum akhirnya menatap Rafa kembali.

"Nyesel gue bantu lo! Pantesan, kemarin lo debat sama bokap lo. Gini ya, kelakuan anaknya?!" Mata Rania menatap tajam Rafa.

"Jangan bawa bokap gue!" ujarnya lebih ketus. Mulut Rania seketika kelu. "Gue sama lo lagi ngomongin masalah ini. Lo mau apa? Duit lagi?" Rafa mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, lalu meletakkannya di telapak tangan Rania.

RAFRAN [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang