7-TAKDIR

466 37 1
                                    

Satu bulan kemudian.

"langsung pulang aja," Ujar Aliza setelah duduk di jok tengah mobil khusus ia gunakan untuk bekerja. Mobil putih dengan mesin otomatis di bagian pintu.

"Baik, nona." Sahut Jalu, sopir pribadi baru sang nona. Sopir baru pengganti Abdul.

Jalu, sopir baru sang nona ia pria yang baik, sopan sekaligus tetangga Abdul di desa. Rumahnya tak jauh dari rumah Abdul tinggal. Dan, hal tak terduga pernah terjadi kepadanya. Ia pernah sekali memandangi Aliza dalam waktu yang lama. Selama yang ia inginkan tanpa ada yang melarang. Saat itu Aliza menghadiri pesta pernikahan anak Abdul. Tepat ketika Aliza berjalan seorang diri menuju panggung. Mata Jalu yang indah tak berkedip dan jantungnya berdebar kencang ketika memandangi Aliza kala itu.

Sekarang, ia tak bisa bersikap seperti itu lagi. Ia di larang keras oleh Abdul sebelum keberangkatannya ke kota. Sebelum menjadi sopir pribadi Aliza, banyak yang di sampaikan Abdul kepada Jalu tentang bagaimana ia harus bersikap semestinya sebagai seorang sopir. Seperti halnya, ia tidak boleh memandang bahkan sampai terlena dengan kecantikan serta keramahan sang nona.

Awalnya Aliza menolak Jalu untuk menggantikan Abdul, akan tetapi Abdul memiliki alasan yang kuat untuk mencalonkan Jalu sebagai penggantinya. Ia mengenal Jalu dengan baik. Ia juga kasihan melihat Jalu sebagai anak yatim piatu tanpa pekerjaan yang tetap lagi setelah ia di pecat di salah satu pabrik pembuat tahu.

Tampang Jalu yang berkarisma dan memiliki postur tubuh bak model sama sekali tak pantas jika ia harus menjadi sopir pribadi nona Aliza Bahira. Lihat saja, cengkraman tangannya yang kuat memegang kemudi mobil membuat otot-otot tangannya tampak nyata tak mau sembunyi. Mata indah berwarna biru menatap lurus ke depan dapat menaklukkan hati wanita manapun. Sungguh, ia terlihat sangat berkarisma dan mempesona.

Tapi, kenapa lelaki setampan Jalu tak menyentuh hati sang nona?

Satu hal yang harus di ketahui dan di ingat kuat oleh laki-laki di luar sana yang ingin mendekati  wanita cantik tak tertampikkan satu ini ialah; pertama: sang nona akan berhati dingin jika berhadapan dengan lelaki berlidah gombal dan tak menjaga mata saat berhadapan langsung dengannya. Kedua: sang nona tidak ada niat untuk menjalin hubungan yang serius dengan seseorang dalam waktu dekat ini. Dan, yang ketiga: nona Aliza Bahira sama sekali tidak pernah memikirkan untuk sebuah pernikahan. Baginya, ia akan melawan arus jika ada yang berani mengusiknya untuk menikah. Ia sangat keras kepala untuk urusan pernikahan. Itulah, nona Aliza. Di balik keramahannya ada sikap keras kepala yang tersembunyi.

***

Keadaan Mina sudah agak mendingan dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Meskipun ia sangat bosan setiap harus duduk di kursi roda namun, ia masih bersyukur atas kebaikan yang masih ia dapatkan nona Aliza.

Ketika datang menjenguk beberapa minggu yang lalu Aliza memberikan hadiah kepada Mina berupa sebuah kursi roda yang canggih. Tidak hanya itu, bahkan ia membagikan sebagian rezekinya kepada Abdul dan keluarganya supaya di gunakan untuk biaya pengobatan Mina dan biaya kehidupan sehari-hari. Aliza juga mendukung penuh keinginan Adinda untuk kuliah mengambil jurusan kedokteran. Dimana ia akan kuliah? Itu terserah Adinda selagi ia bersungguh-sungguh.

Selagi Adinda masih libur setelah kelulusannya sebagai siswa terbaik di sekolah ia dengan penuh ikhlas hati merawat Mina, ibunya. Ia merawat Mina dengan penuh perhatian serta  kasih sayang sebagai seorang anak. Tak sedikit pun ia berwajah masam ketika merawat Mina. Sudah kewajibannya sebagai seorang anak untuk merawat dan membalas apa yang telah kedua orang tuanya lakukan selama ini. Ia di didik dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Maka, Adinda tak ada alasan untuk mengacuhkan Mina yang sedang sakit membutuhkan perhatian juga perawatan.

TAKDIR (KARENA RASA MENGABAIKAN LUKA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang