= 06 = Let's Start The Fair Game

820 54 7
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

.

.

.

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

MARCELLO menatap jengah laki – laki yang saat ini duduk di sisi Caroline. Bahkan karena laki – laki itu dia hampir tidak bisa fokus untuk akting hanya karena makhluk astral itu. Caroline memutar kedua bola matanya, jengah akan perilaku laki – laki yang sedang bersandar di sisi pundaknya.

"Sudah gu-"

"Sssst, beib. I'm tired.'

"Makanya kenapa ikut ke sini hmmm?"

Damien dan Marcello mendengus kesal. Kedua laki – laki itu sangat tidak menyukai kehadiran Richard, sosok yang dari tadi menempel pada Caroline.

"Aku takut nanti kamu dicuri seseorang. Eh bukan seseorang tapi dua laki – laki lain."

Caroline ingin membalas ucapan Richard namun gadis itu teralihkan dengan panggilan dari seseorang yang sangat ia sayangi, Galileo.

"Wait me here. Kak Leo nelpon gue." Ujar Caroline sambil meninggalkan ketiga laki – laki itu sendirian.

Richard melirik Caroline yang sudah pergi jauh dari tempatnya sekarang.

"Ada yang salah dengan gue? Kenapa kalian berdua natap gue dengan pandangan tajam?" tanya Richard pada Damien dan Marcello.

Damien terkesiap kaget saat Richard tiba – tiba menodongkan pertanyaan to the point seperti itu hingga membuat lidahnya kelu tidak bisa menjawab langsung pertanyaan Richard. Sedangkan Marcello malah tenang – tenang aja dan masih menatap tajam Richard.

"Sebenarnya apa yang lo rencanakan?" tanya Marcello dengan nada sinis.

"Me? Gue hanya ingin menempel sama calon istri gue. Emangnya nggak boleh?"

"What? Calon istri? Dilihat dari sikapnya Lavey ke lo gue yakin Lavey hanya menganggap lo sebagai kakak karena lo sahabatnya Leo. Right?"

Richard tersenyum tipis dan tanpa ia sadari kedua tangannya mengepal karena pernyataan sarkastik Marcello. Marcello tersenyum penuh kemenangan saat melihat kemarahan Richard.

"Bagaimana kalo kita bertanding secara adil?" tawar Marcello.

Richard mengangkat sebelah alisnya, laki – laki itu sepertinya sangat tertarik dengan tawaran Marcello.

"Tunggu dulu. Apa yang kalian bicarakan sekarang?" sela Damien.

"Bermain secara adil untuk mendapatkan hati seorang Caroline. Bukannya lo juga kan Dam? Secara diam – diam."

Sepasang mata Damien membulat sempurna dengan todongan Marcello yang sangat benar itu. Tau darimana dia, batin Damien.

"Karena gue juga menaruh perasaan ke Lavey jadi gue tau siapa sekutu atau saingan gue. Dan kalian berdua termasuk saingan gue." Ujar Marcello datar.

MaCarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang