= 17 = Brilliant Idea

494 33 0
                                    

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗

DON'T BE LIKE SMUGGLE READER! Karena nggak enak kalo kita berkarya tapi nggak diapresiasi

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

.

.

.

CAROLINE memangku Allendis sambil menatap kekasih dan kakak sepupunya yang entah kenapa seperti beradu pandang. Perasaan tadi mereka baik – baik saja, ada apa ini, pikir Caroline.

"Jadi kenapa lo ke sini dan menggangu acara gue dan Lavey? Pastikan lo punya alasan yang kuat, Leo." Ujar Marcello dengan nada dingin.

"Allen dari tadi merengek. Katanya kangen sama Mommy-nya."

"Just it? Harusnya lo tau lah gimana caranya bujuk seorang anak kecil. Lo sendiri kan udah ngasuh Arcen dari lahir."

"Anak gue sama anak lo jelas beda lah. Dia jarang merengek kayak anak lo."

"Wajar dong anak seusia Allen sering merengek."

"Nggak wajar lah. Buktinya anak gue jarang merengek."

"Ya, anak lo aja yang aneh kayak Bapaknya."

"Apa lo bilang?!"

"Nothing."

"Gue belum ngasih restu ya. Remember?"

"Nggak bisa gitu dong, masalah gue dan Lavey berbeda sama masalah anak – anak kita."

"Kenapa? Sama aja dong. Gue nggak terima ya kalo Lavey punya suami macem lo."

"Emangnya gue kenapa?"

Caroline menutup kedua telinga Allendis sambil memejamkan kedua matanya saat mendengar pertengkaran kakak sepupu dan kekasihnya itu. Hah, andai saja ada yang bisa menengahi mereka, pikir Caroline.

DRTTT. DRTTT

Caroline menoleh ke sofa di sisinya dan mendapati ponsel Galileo yang tergeletak menampilkan sebuah pop up pesan dari Sherefina. Seketika Caroline mendapatkan sebuah ide yang sangat cermelang dan tidak biasa


My Love        : Ada apa tadi menelponku? Aku baru selesai memandikan Arcen.


Kedua alis Caroline terangkat. Ternyata, hubungan mereka sudah sedekat ini, batin Caroline. Dengan hati – hati Caroline membalas pesan itu.


Me            : Aku kangen. Kamu bisa nggak ke sini?


Caroline tersentak kaget saat ponsel Galileo bergetar lagi. Cepat juga Sherefina membalas pesan dari Galileo.


My Love        : Bukannya kamu melarangku menyusul kamu ke Indo?

Me            : Aku berubah pikiran. Di sini aku kesepian sekali.

My Love        : Baik lah. Sore ini aku akan berangkat ke Indo dengan Arcen. Satu bulan kan?

Me            : Entah lah. Sepertinya dua bulan kita di sini.

My Love        : Kenapa jadi lama?

Me            : Urusan di sini ternyata banyak.

My Love        : Dasar plin plan. Besok jemput aku dan Arcen di bandara.

Me            : Siap, Love.


Caroline segera meletakkan ponsel Galileo dan kembali menyimak pertengkaran adu mulut kakak sepupunya dan kekasihnya. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

"Mommy, Daddy dan Uncle kenapa?" tanya Allendis sambil mendongak menatap Caroline.

"Mereka sedang berunding."

"Berunding?"

"Percakapan orang dewasa. Allen belum cukup umur."

"Allen bosen dengerin mereka, Mom."

"Allen mau ngapain."

"Lapar, Mom."

"Belum makan hmm?"

"Udah. Tapi lapar lagi."

"Ayo ke dapur, Mommy buatkan pasta meatball."

"Yeaaaay."

Tanpa Marcello dan Galileo sadari, Caroline dan Allendis meninggalkan mereka bertengkar sendirian.




TBC...

MaCarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang