= 13 = Morning Kiss

557 35 0
                                    

Sorry for late update

Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁

.

.

.

Happy reading all ^_^

.

.

.

.

CAROLINE membuka kedua matanya perlahan – lahan. Kedua matanya terasa perih dan kepalanya agak pening. Jantungnya berhenti berdetak sejenak saat sepasang matanya melihat wajah yang tampannya bak Dewa Yunani itu sedang tertidur pulas, menghadap dirinya. Caroline menghela napas panjang saat ingatan tentang semalam terulang di dalam otaknya. Bisa – bisanya dia menangis meraung – raung seperti itu.

Caroline kembali memfokuskan pandangannya pada sosok yang sedang tidur pulas di sisinya. Jadi sekarang dia menyerah begitu saja di dalam bekapan Marcello? Masa bodo dengan harga diri lah, sepertinya kali ini aku akan mengikuti kata hatiku, batin Caroline.

Gadis itu mendekatkan dirinya ke dalam dekapan Marcello dan membenamkan wajahnya pada dada bidang Marcello. Marcello membekap tubuh mungil itu dengan erat tanpa ia sadari. Laki – laki itu mengecup puncak kepala Caroline dan mereka berdua kembali ke dalam dunia mimpi mereka.


Marcello's POV

Gue membuka kedua mata gue perlahan dan gue tersenyum saat gue menemukan Lavey masih tidur nyenyak dalam dekapan gue. Gue mengelus lembut pipi kiri Lavey lalu menyingkirkan anak rambut yang mengganggu Lavey.

Gue tersenyum lagi, semoga ini nggak hanya mimpi. Gue pun mendekatkan wajah gue lalu mencium kening Lavey. Setelah itu bibir gue pindah ke hidung Lavey dan menciumnya lembut. And the last, gue menempelkan bibir gue ke bibir ranum milik Lavey. Gue lumat perlahan dan dengan lembut. Gue merasakan tubuh Lavey yang bergerak, sepertinya gue mengganggu tidurnya. Sekalian aja kali ya.

Dengan sedikit paksa gue berusaha menerobos ke dalam rongga mulut Lavey. Gue mencari – cari lidah milik Lavey agar milik kami saling bersautan. Setelah menemukannya gue langsung menautkannya dengan milik gue. Gue tarik tubuh Lavey semakin dekat ke gue. Wajah gue merasakan napas panas milik Lavey.

Sialaan, sepertinya Junior gue mau bangun. Gue menggeram gemas lalu gue menggigit bibir Lavey.

"Ashhhhhh."

Gue semakin menggebu – gebu saat mendengar suara desahan Lavey. Sepertinya gadis gue sudah bangun. Gue pun melepaskan pagutan kami dan gue manatap Lavey yang sedang bernapas dengan tersengal – sengal.

"Apha – apha an inih?" tanyanya tersengal – sengal.

Sepertinya gue harus memberi jeda biar Lavey bisa bernapas.

"Morning french kiss?"

"Kak?!"

"Baiklah, aku khilaf. Karena itu ayo kita segera menikah."

Gue melihat gadis itu menghela napas panjang.

"Aku nggak akan menikah kalo Kak Leo belum menikah."

Gue tersenyum saat Lavey akhirnya ber-aku kamu an. But wait. Nggak akan menikah sebelum Leo menikah?

"Are you sure, Sweety?"

"I'm very sure."

"Itu kan masih lama. Aku bahkan nggak tau apakah dia udah ada gebetan."

"Entahlah, kita lihat saja nanti."

"Tapi ka-"

"Katanya mau mulai dari awal, yaudah ayo kita jalani perlahan – lahan."

Gue menghela napas panjang. Sepertinya gue harus lebih bersabar.

"Tapi kita make out boleh kan?" tanya gue penasaran.

"No. Just kiss."

"Argggghh, Lav. Jangan membuatku gila."

"Iya atau sama sekali tanpa sentuhan fisik?"

Gue berpikir sejenak. Untuk sekarang seperti ini saja dulu, pasti nanti kalau ada kesempatan gue akan merencanakan sesuatu.

"Baiklah, Sweety."

"Tunggu dulu, kalo kamu di sini, Allendis dimana?"

"Allendis sama Mama, jadi kamu tenang aja. Sekarang kita tidur lagi."

"Kamu nggak ada jadwal syuting. Ini sudah siang."

"Jam 7 masih pagi, Sweety."

"Iya, tap-"

TING. TONG. TING. TONG.

"Kamu ada tamu?"

"Nggak. Nggak ada janji sama siapa – siapa. Paket juga terlalu pagi."

Gue mendengus kesal saat suara bel itu kembali berbunyi nyaring dan bertubi – tubi. Bahkan kalu dinalar tamu yang sopan nggak akan memencet bel dengan membabibuta.

"Siapa sih nggak sopan banget?" ujar gue kesal.

"Biar aku aja yang buka."

Gue pun mengikuti Lavey dari belakang dengan kesal dan penasaran juga siapa yang bertamu. Gue melotot saat Lavey membukakan pintu apartemennya. Oh man, baru juga bermesra – mesra an malapetaka datang.




TBC...

MaCarolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang