Budayakan klik BINTANG dulu (VOTE) sebelum membaca
Jangan lupa tinggalkan VOTE dan COMMENT kalian yaaa plus minta tolong rekomendasikan cerita ini 😁😁🤗
.
.
.
Happy reading all ^_^
.
.
.
.
RICHARD memandang gadis yang saat ini di hadapannya dengan senyum merekahnya. Yap. Saat ini mereka sedang duduk berdua saling berhadapan di sebuah restoran mewah layaknya sepasang kekasih. Walaupun awalnya Richard sedih saat tahu alasan kenapa Caroline dengan mudahnya menerima ajakan makan siang bersama.
"Namanya Sherefina Autumn Ocelot."
Caroline memekik tertahan. Gadis itu tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini. Ini pasti Ocelot yang itu kan?
"Well, itu memang Ocelot yang sedang kamu pikirkan, beib."
"OMG! Waaah, bisa – bisanya Kak Leo nyembunyiin ini. Apalagi dia berhubungan dengan seorang Ocelot? Gilaaaa?!"
Richard terkekeh geli saat melihat kehebohan yang Caroline ciptakan sendiri. Well, dia tidak malu dengan kelakuan unik Caroline, justru karena keunikan Caroline ini lah, seorang cassanova terkenal sepertinya bisa jatuh cin- ah ralat sudah jatuh cinta dan berhenti bermain wanita hanya demi mendapatkan hati seorang Caroline.
"Habiskan makanamu, beib. Keburu dingin."
"Okey, tapi setelah ini lo harus menceritakannya secara detail."
"Aku kamu, beib."
Richard terkikik geli saat melihat tampang kesal Caroline diiringi dengan helaan napas berat gadis itu.
"Fine."
Richard tersenyum sambil memerhatikan Caroline yang sedang menikmati makanannya. Selagi Caroline sedang menikmati makanannya, Richard menoleh ke arah jendela restoran karena sedari tadi laki – laki itu merasa sedang dibuntuti. Richard menghela napas panjang saat melihat kamera sialan itu yang menyilaukan sepasang matanya. Paparazi sialan, rutuk Richard. Richard segera menghubungi Anthony, orang kepercayaannya untuk mengurus paparazi sialan itu.
"Arah jam 9, cepat singkarkan dia." Ujar Richard setelah terhubung dengan panggilan itu lalu ia juga yang memutuskan secara sepihak.
Caroline manatap Richard bingung saat melihat wajah kesal Richard.
"Ada apa?"
"Kamu sudah selesai?" tanya Richard.
Caroline mengangguk lalu menyeka mulutnya dengan tisu.
"Kita beli kopi lalu ke apartemenku."
"Kenapa tidak ke kafeku saja?"
Richard mengangkat satu alisnya saat mendengar Caroline yang sudah ber-aku kamu dengannya lalu pria itu tersenyum sambil menepuk – nepuk pelan kepala Caroline.
"Ikuti saja aku, beib. Jika tidak kamu akan menyesal nanti."
"Baiklah."
Richard segera membayar bill lalu ia segera menggandeng Caroline dan membawa gadisnya pergi dari restoran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MaCarol
ChickLitTHIS IS MY ORIGINAL STORY. DON'T COPY MY STORY IF YOU WANT TO GO TO THE HELL #2nd SERIES OF DUDA'S WORLD This story I make since January 2020 CAROLINE LAVENDER PIOVE Seorang main script writer sekaligus novelist terkenal yang belum diketahui oleh k...