"Teh Ara!"
"Halo, Dongpyo!"
Ara lari meluk ponakannya itu. Ara baru aja sampe Bandung dan langsung disambut hangat sama keluarga disana.
"Kangen banget sama teteh," kata Dongpyo
"Teteh juga kangen sama Dongpyo,"
"Pyo, ajak teh Ara nya masuk dulu atuh," kata ibunya Dongpyo. Ibunya Dongpyo ini adek dari Mamahnya Ara
"Eh, iya! Ayo teh, masuk!" kata Dongpyo sambil narik Ara buat duduk diruang tamu
"Pyo, ambilin minum dulu buat teh Ara."
Dongpyo ngangguk dan buatin minum buat Ara
"Kamu kenapa?" tanyanya
"Gapapa, Mah. Cuma mau main aja, lagi kangen dinginnya Bandung" jawab Ara
"Yakin?"
"Iya, Mah"
Gak lama Dongpyo dateng bawa minuman buat Ara sama mamahnya.
"Teh, kenapa gadateng sama A Uwo?" tanya Dongpyo. Uwo itu Seungwoo yaa :')
"A Uwo kan kerja, paling nanti jemput teteh disini bareng sama teh Eunbi," jawab Ara
"Oh gitu, yaudah deh Dongpyo masuk kamar dulu ya?"
Ara sama mamahnya Dongpyo cuma ngangguk aja.
"Yaudah, kamu tidur dikamar mamah kamu ya?" katanya. Ara ngangguk dan jalan kedalem kamar mamahnya dulu.
Ara ngerebahin badannya pas udah dikamar. Natap langit-langit kamarnya tanpa mau ngelirik ponselnya yang dari tadi bunyi. Telpon masuk dari Seungwoo, Irene, sama Yujin.
"Ternyata disini lebih baik." gumamnya sambil mejamin matanya.
Tanpa sadar, dia langsung tidur setelah beberapa menit.
🍒🍒🍒
Lingkaran hitam keliatan jelas dibawah mata laki-laki itu. Badannya sedikit kurus dan pipinya yang gembil udah gak keliatan lagi.
"Hangyul..."
Laki-laki itu Hangyul, dia noleh kesumber suara. Dimana ada bundanya yang masuk kekamar dia sambil bawa roti dan susu putih.
"Seohee nunggu kamu, sarapan dulu ya?"
"Bun, Hangyul mau pulang. Mau ketemu sama Ara," lirih Hangyul
Bundanya ngehela nafas berat, "Kamu yang berbuat, kamu harus bertanggung jawab."
"Aku tanggung jawab kok, cuma aku mau ketemu sama Ara. Walaupun yang terakhir,"
"Kamu mau bikin dia nambah sakit lagi setelah tau kamu hilang? Dan dateng lagi ngasih penjelasan kalo kamu udah tunangan?"
Hangyul netesin air matanya dan meluk lututnya. Dia terpukul. Dia sakit. Dia khawatir. Dia gak mau kehilangan Ara. Dia takut. Dia udah janji gak bakal ngecewain Ara lagi.
"Kamu pikir Bunda setuju kamu sama perempuan lain? Nggak! Bahkan Bunda kecewa sama kamu!"
Tangisan Hangyul makin kenceng. Dia juga kecewa sama dirinya sendiri. Bagaimana bisa Seohee hamil anaknya? Tentu sangat bisa.
"Maafin Bunda. Bunda gak bisa apa-apa selain dukung keputusan papah buat nikahin kamu sama Seohee. Ingat, dirahimnya ada cucu bunda dan anak kamu." kata Bundanya dan keluar dari kamar Hangyul
"Bun, seenggaknya izinin Hangyul pegang hp,"
"Terus kamu hubungi Ara? Kamu mau bikin bunda malu? Mau ditaro dimana muka bunda kalo nanti bunda pulang ke Indonesia dan ketemu dia??!"
"..."
"Cukup diem dikamar, dan tunggu beberapa hari lagi buat nikah sah sama Seohee." katanya dan bener-bener keluar dari kamar Hangyul.
Hangyul gak ada maksud buat ninggalin Ara dan ngecewain Ara. Dia bahkan udah ngerencanain hal yang bagus buat ulang tahun Ara beberapa hari lagi. Tepatnya hari pernikahan dia nanti.
"Ra, maafin aku...." lirihnya
Sebenernya kejadian ini bermula dimana Hangyul sama Ara pergi keacara pertemuan keluarga Irene sama Suho. Itu pertama kalinya Seohee ngehubungin dia, kalo dia bener-bener ngandung anak dari Hangyul. Awalnya Hangyul gak percaya, cuma Seohee terlanjur bilang keorang tuanya dan berakhir dirinya dibawa paksa ke Kanada sama Seohee juga.
Papah sama Bundanya marah besar. Bahkan Hangyul sempet dipukulin sama papahnya dan juga Dohyun.
Dohyun mukulin Hangyul atas dasar kecewa karena dia mengenal perempuan yang salah. Kalo papahnya jelas-jelas karena malu dan kecewa sama anaknya.
Handphone Hangyul juga dirusak. Semua fasilitasnya dicabut dan Hangyul gak bisa apa-apa. Dia selalu cari cara buat kabur dari Kanada, tapi gak pernah bisa. Rumahnya penuh orang suruhan Seohee dan papahnya.
Hangyul udah kayak buronan. Dijagain setiap saat. Gak boleh keluar selain sama Seohee. Hangyul gak pernah sayang sama Seohee, cuma dia pernah kagum sama sosok Seohee. Tapi, itu dulu sebelum dia tau sifat aslinya.
Hangyul jalan kearah kamar mandi dan cuci muka diwastafel. Ngeliat dirinya dikaca, ngebuat dia semakin miris liat keadaannya sekarang. Berbanding jauh sama dirinya yang dulu.
Siapa yang sangka semuanya bakal serumit ini? Bahkan saya yang nulis aja gak tau.
Hangyul ngambil cutter yang ada dilaci bawah wastafelnya. Bunuh diri?
Mungkin bisa ngebuatnya tenang. Dia lebih baik mati daripada harus nikah sama Seohee dan bikin Ara sakit hati.
Sependek dan sedrama itu, memang.
Tapi jujur, itu berat bagi Hangyul. Dia bimbang, dia gak pernah mau nikah sama Seohee. Bahkan mikirin nikah pun belum terlintas diotaknya.
"Sekali lagi, maafin aku."
Gue gatau ini ngetik apaan ≥﹏≤