Part 9

195 34 2
                                    

Memang semua kenangan dilupakan tapi tidak dengan orang yang membuat kenangan itu
~Anindita Keisha Zahra~
•••

"Jingan... Kenapa dia kembali lagi astaga!!" batin Zahra berteriak.

Pria itu hanya tersenyum manis kepada Zahra nampak dari matanya sangat penuh dengan kerinduan yang amat endalam.

Namun Zahra hanya memasang muka datarnya kepada lelaki tersebut lalu ia membuang mukanya ke arah lain.

"Ra gue minta maaf" ucap lelaki tersebut dengan lembut sambil memegang bahu kanan Zahra, namun ia menepis tangan lelaki itu.

"JANGAN SENTUH GUE " ucap Zahra dengan penuh penekanan. Laki² itu tercengang melihat sifat Zahra yang sangat beda 99%.

"Kenapa lo jadi gini ra? Oke gue tau gue salah, gue minta maaf ra" kata cowok itu dengan menatap Zahra sendu.

"Cih, gue nggak butuh kata maaf lo itu" jawab Zahra dengan tersenyum sinis.

"Kali ini gue bener² minta maaf Zahra" ucap cowok itu kembali.

"Permisi gue mau pergi" kemudian Zahra melewati cowok tersebut yang masih menatap kepergian Zahra yang sudah hilang, "Apakah gue harus menjauh dari lo ra?" batin cowok tersebut.

Ia menjabak rambutnya frustasi lalu ia pergi meninggalkan caffe untuk mencari keberadaan Zahra kembali.

***

Bel pulang sekolah pun sudah bunyi 25 menit yang lalu keadaan sekolahan sekarang sangat sepi tapi di taman belakang ada dua orang perempuan yang nampaknya sedang berdebat mereka adalah Naily dan Nasti.

"Apa yang lo kaluin itu salah dek" ujar Nasti sambil memegang kedua bahu Naily.

Namun Naily menepis tangan Nasti lalu berkata, "Apa sih kak, gue cuma mau bales dendam sama mereka!"

"Udahlah dek jangan menyimpan dendam nggak baik" balas Nista.

"Kalau lo nggak mau ikut bales dendam ya udah sih ngapain lu ngurusin gue!" sentak Naily.

"Ini semua sudah takdir dek Mama pergi sudah takdir dari tuhan" kata Nista berusaha menyadarkan adiknya, ya Naily adalah Adik nya Nista tetapi sifat mereka berbeda di ibaratkan kayak air dan api.

"Arggghhh!! Bacot lu anjing! Nggak usah urusin urusan gue kenapa sih kak" ucap Naily dengan amarah yang sudah menggebuh-gebuh. Lalu ia pergi meninggalkan Nista yang menatap adiknya dengan sendu.

Disisi lain Zahra sedang berada di tepi pantai ia menikmati udara sejuk di bibir pantai yang sangat membuat hatinya tenang, Zahra memang selalu pergi ke pantai setiap sore jika ada waktu.

Dari arah kejauhan ada seseorang yang memperhatikan Zahra ia ingin mendekat tetapi iya takut jika diacuhkan Zahra lagi, tapi dengan tekat yang kuat dan berusaha untuk mendapatkan maaf dari Zahra.

Zahra POV

Gue sangat suka sekali dengan pantai entah kenapa, rasanya semua beban fikiran gue hilang dan buat hati gue tenang. Gue hari ini bad mood parah udah ditampar Adelio ketemu sama tuh makhluk sumpah deh hari ini bad banget astaga.

Tapi disaat gue masih menikmati suasana pantai ada seorang cowok yang duduk disebelah gue dan orang itu adalah cowok yang dicaffe gue tadi, nama nya tuh Renal Wicaksana dulu gue sama dia adalah seorang sahabat tapi sejak kejadian itu gue jadi benci sama dia dan gue udah nggak anggap dia sebagai sahabat gue lagi.

" Kei gue minta maaf banget, gue tau gue salah pliss maafin gue " ucap Renal dengan memohon-mohon. Gue cuma lihat dia dengan muka datar gue.

" Oke gue bakal nge jauh dari lo asalkan lo maafin gue ra " kata dia lagi, gue cuma masih fokus kearah pantai.

" Apa lo udah lupain gue ra?"

Gue cuma menatap Renal dengan muka datar ," Gue cuma lupain kenangan kita ren, gue nggak lupain lo gue cuma lupain masa-masa dimana kita bahagia bersama dan itu semua udah gue lupain, jadi gue mohon jangan ganggu gue. Silahkan pergi"

" Oke kalau mau lo gitu ra, gue harap lo masih anggep gue sebagai teman. Dan satu lagi gue bakal sekolah di tempat lo"

Deg

Gue sedikit kaget atas jawaban Renal tapi gue masih bisa menutupinya, "Terserah" jawab gue cuek . Lalu Renal pergi gitu aja tanpa satu pata kata pun, dan gue masih setia dengan pemandangan pantai dengan melihat sunset yang sangat indah.

***

Adelio kini berada di pantai ia sangat menikmati suasana sore yang ada di pantai, untuk sementara waktu masalah yang dihadapi Adelio saat ini ia lupakan sejenak namun dipikirannya masih terngiang-ngiang disaat dia menampak Zahra hingga wanita tersebut nampak sangat kecewa atas tindangan Adelio.

"ARGGGGGHHHHH!!!! KENAPA SIH GUE!! GUE NGGAK PERNAH MIKIRIN CEWEK KEK GINI!!" teriak Adelio berusaha menenangkan pikirannya dengan meluapkan apa yang ada dipikirannya.

" GUE NGERASA BERSALAH BANGET ASTAGA!!!"

Zahra yang mendengar orang² teriak pun mencari dari mana asal suara itu padahal ia berada di pantai yang jarang dikunjungi orang sebab tempat ini belum dikenal oleh masyarakat.

" Siapa sih tuh ganggu banget, dikira ini hutan apa teriak² kek monyet" cerca Zahra yang mulai bangkit dari duduknya untuk mencari asal suara tersebut.

Hingga ia menemukan seorang pria yang berpenampilan sangat kacau, dan nampak seperti banyak beban dan masalah dipikirannya. Zahra melihat pria tersebut sangat kasihan, apakah dia sangat terpuruk? . Lalu Zahra berjalan mendekat ke pria tersebut walaupun dia sedikit takut sih.

" Permisi" ucap Zahra dengan lembut, Adelio yang mendengar suara yang tak asing didengarnya pun langsung memeluk Zahra, sontak Zahra tertegun atas tingkah Adelio, Zahra pun menatap Adelio dengan tatapan sangat kaget.

" Lo? Ngapain sih meluk² gue" ucap Zahra sambil berusaha melepas pelukan Adelio namun ia tidak bisa melepas pelukan itu karena tenaga Adelio terlalu kuat.

" 15 menit aja please" kata Adelio dengan ldmbut dan membuat Zahra menurutinya begitu saja. Zahra menatap Adelio yang sedang memejamkan matanya untuk merilekskan pikiran nya kembali, maybe.

Dengan berjalannya waktu Zahra sedikit demi sedikit membalas pelukan Adelio yang Zahra rasakan adalah kenyamanan.

" Ra" panggil Adelio

" Hm"

" Zahra "

"Apa sih del?"

" Gapapa "

" Gue jambak lo " sentak Zahra membuat Adelio terkekeh geli.

" Udah yuk gue anter pulang" ajak Adelio.

" Nggak makasih" ketus Zahra.

" Lo masih marah ya sama gue? Maaf ra gue tadi kebawa emosi"

" Serah " lalu Zahra pergi meninggalkan Adelio, ia mengejar Zahra yang sudah mendahuluinya lalu menarik pergelangan tangan Zahra.

" Besok gue jemput lo, nggak ada penolakan " ucap Adelio kemudia ia mengacak-acak rambut Zahra. Lalu Adelio lari ke mobil karena ia takut kena amukan Zahra.

" Ishhhh Adelio! awas lo! " teriak Zahra, Adelio yang mendengarnya berbalik badan dan tanganya ia tembelkan dibibirnya lalu memberikannya kepada Zahra. *Tau deh pokoknya gitu nggak bisa deskripsiin gue*

Zahra menatap Adelio tajam dengan mata terbelalak, " Dih gila lo!"

***

Assalamualaikum guyssss, yuhuuu aku udah update lagi nih🤗. Maaf kalau nggak dapet feel nya hehehe..

# typo bersebaran⚠️
# jangan lupa Vote dan Komen ya guys biar cerita aku yang gaje ini bisa selesai, aminnn:))

Oke see you✨

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang