Part 12

191 22 0
                                    

Zahra menyipitkan matanya dia sangat penasaran apa yang dibahas Adelio dengan Naily sampai mereka seperti sudah akrap lama.

Ia memang sering berantem tapi Zahra masih punya rasa kasihan kepada Adelio, tapi rasa kasihan itu hanya ia rasakan kepada Adelio entah kenapa padahal Zahra kepada cowok tidak pernah punya rasa kasihan.

Adelio yang merasa di tatap Zahra dari tadi pun membalas tatapan Zahra dengan sinis begitupun dengan Zahra ia membalas tatapan Adelio dengan muka datar.

"Ngapain sih lo ra?" ujar Nina sambil menyenggol bahu Zahra.

"Tuh lihat monyet lagi modus" kata Zahra sinis. Lalu pandangan Nina melihat kearah Adelio dan Naily.

"Aelah lo cemburu?" goda Nina. Zahra menatap Nina kesal lalu berkata," Dih najissss." Nina hanya tersenyum geli melihat sahabatnya.

Klunting klunting
(Anggep aja suara notif WhatsApp wkwkk).

Kemudian Zahra pun membuka pesan dari Toriq.

Toriq burik🐷: Ra lo cepet ke ruang kapsek sama Adel

Zahra menyerngitkan dahinya,"Ngapain yak"

Me: Ngapain?

Toriq burik🐷: Udah cepet disini udah ada bokap lo

"Hah ayah? Perasaan gue nggak ada masalah" gumam Zahra.

Nina menatap Zahra bingung,"Kenapa ra?"

"Gue disurih ke ruang kapsek udah ada bokap gue katanya" Nina membelalak kaget.

"Ngapain anjir" Zahra mengangkat kedua bahunya menandakan tidak tau.

"Tau deh, gue kesana dulu ya nin apa lo ikut?" Nina menggelengkan kepalanya.

"Nggak deh gue ntar yang deg-deg an" jawab Nina, Zahra hanya mengangguk saja lalu pergi ke meja Adelio untuk engajaknya.

"Del lo dipanggil ke ruang kapsek" ujar Zahra dengan muka datar.

Adelio menyerngit bingung.

"Lah gue nggak ada masalah kok" Zahra menatap Adelio malas lalu menggeret kerah baju belakangnya, Adelio meronta-ronta agar Zahra melepaskan tangannya yang masih menggeret kerah baju nya. Sampai² para siswa/siswi yang berada di koridor sekolah menatap mereka berdua bingung.

"Woi lepasin anying" ucap Adelio sambil memegangi lehernya namun Zahra mengabaikannya.


"Cari gara² lo sama gue! lepasin ra!"

"Bacot!" sentak Zahra dengan nada tegas dan muka datar, Adelio langsung berhenti bicara.

Sekarang mereka berdua sudah berada di dalam ruang kapsek kemudian Zahra melepas kerah baju Adelio yang ia gunakan untuk memaksa Adelio pergi dengannya tanpa banyak bicara.

"Hufttt untung gue nggak mati" gumam Adelio tetapi Zahra masih mendengarnya dan ia hanya melirik Adelio kesal.

"Ayo silahkan duduk" perintah Sandy. Zahra dan Adelio pun duduk berjejeran.

"Ada apa yah?" tanya Zahra dengan muka datar.

"Ayah dengan pak Jojo sudah membicarakan ini bahwa kalian dipilih sekolah untuk mewakili olimpiade matematika.

"Hah?!" sentak Zahra dan Adelio bersamaan.

"Ayahhhh"rengek Zahra.

"Kok gitu sih pak" ujar Adelio.

ADELIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang