Waktu sudah menunjukkan pukul 12:00 WIB. Para rombongan kini sudah memutuskan untuk kembali ke villa untuk sholat dan makan.
Zahra dan Nina terkejut saat ia membuka kamar yang mereka tempati. Bagaimana mereka tidak terkejut Handini kini tergeletak lemas di lantai dan di meja terdapat alkohol 2 botol yang habis tanpa sisa.
Seumur hidup mereka bersahabat, Zahra maupun Nina tidak pernah melihat Handini meminum alkohol sedikit pun dihadapan mereka sejak dulu. Namun sekarang, mereka berdua syok dan membopong Handini ke kasur.
"Astaga kenapa bisa kek gini sih lu Din" omel Nina panik.
"Ambil minyak kayu putih di tas gue Nin" ucap Zahra berusaha tenang walaupun kini dia sangat khawatir dan panik.
Dengan sigap Nina mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan ke pelipis kepala Handini. Zahra menatap sahabat yang satu ini bingung, ada apa dengan Handini?.
"Ini gimana Ra, nggak sadar-sadar. Apa kita bawa ke klinik?" kata Nina dengan mata berkaca-kaca.
"Tenang Nin jangan panik, kita telfon Adelio dulu aja" jawab Zahra menenangkan Nina.
Zahra langsung mengambil hp nya dan menghubungi Adelio dkk.
Adelio dkk saat ini sudah berada di dalam kamar mereka, Adelio dan Iqbal bingung dengan tingkah Thomas kali ini yang berubah menjadi pendiam.
"Thom? You oke?" tanya Iqbal. Thomas hanya mengangguk tanpa menatap Iqbal.
"Nggak kek biasanya lo Thom, ada masalah?" tanya Adelio sambil duduk di sebelahnya.
"Nggak ada tenang aja. Hufttt udah lah mau mandi biar tambah cakep" balas Thomas dengan cengirannya. Adelio menaikkan alis nya dan melirik ke arah Iqbal menandakan ia bingung dengan sikap Thomas.
Namun tiba-tiba benda pipih di atas kasur berdering. Disaat Adelio melihat nama yang tercantum ternyata Zahra, ia reflek tersenyum senang.
"Hallo ada apa Ra, tumben" ucap nya.
"Handini del..." jawab Zahra dalam telfon itu dengan suara serak.
"Heii.. Tenang, Handini kenapa?" jawab Adelio khawatir.
Saat Thomas mendengar nama Handini ia yang awalnya sudah membuka baju kini ia memakainya lagi.
"Dini kenapa?" tanya Thomas dengan muka khawatir.
"Bentar ini baru nanya sabar" balas Iqbal.
"Hiks... Tolongin kita Del... Handini hiks.." tersengar suara isakan Zahra dan Nina.
"Oke kita ke kamar kalian sekarang jangan kemana-mana" jawab Adelio.
Lalu pria bertiga itu langsung lari menuju kamar milik Zahra dkk. Begitu terkejut nya mereka melihat ada alkohol 2 botol yang habis.
Thomas pun berlari kecil menyusul Handini yang lemas di atas kasur. "Din, bangun Din lo kenapa?" ucap Thomas dengan menepuk pipi Handini.
"Kenapa?" tanya Iqbal.
"Nggak tau hiks... Disaat aku sama Zahra masuk kamar Handini sudah pingsan di lantai hiks..." jawab Nina melihat sang sahabat yg tergeletak lemas. Iqbal pun menarik Nina ke dalam pelukannya dan mengelus pujuk kepala Nina dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELIO
Teen FictionAdelio Prasaja adalah seorang anak dari pengusaha terbesar di Indonesia, sedari kecil kehidupannya berlimang harta dan kekayaan. Namun, itu semua menurutnya hanyalah hal yang sementara, yang ia inginkan hanyalah keluarganya bisa harmonis kembali kem...